Mengetes Kesabaran Balita Lewat Candy Challenge Anak
Beberapa bulan lalu, video dengan hashtag #candychallenge ramai di media sosial. Lebih dari sekadar lucu-lucuan, candy challenge anak konon bisa memprediksi kesuksesan Si Kecil di masa depan, lo!
Candy challenge anak yang dikenal juga dengan sebutan fruit snack challenge atau patience challenge adalah video yang menunjukkan aksi sederhana untuk menguji kesabaran balita. Moms atau Dads menaruh camilan favorit Si Kecil di hadapannya, tapi dengan syarat baru boleh dimakan setelah Moms dan Dads kembali setelah pergi selama beberapa menit.
Kamera tersembunyi merekam reaksi lucu Si Kecil selama menunggu Moms dan Dads kembali. Ada yang menjilat-jilat bibirnya, ada yang berulang-ulang mengatakan “sabar… sabar…”, tapi tak sedikit juga yang tak tahan dengan godaan dan langsung mencomot makanan favoritnya.
Video ini pertama kali muncul pada April 2020 di TikTok dan viral ke media sosial lain hingga bulan berikutnya. Selebriti seperti Kylie Jenner pun mengikuti tantangan ini bersama Si Kecil, Stormi.
Menurut psikolog anak Amanda Gummer, orang tua senang melihat Si Kecil ikut tantangan seperti ini karena mereka ingin sedalam mungkin memahami Si Buah Hati.
“Melakukan eksperimen semacam ini menarik bagi mereka. Orang tua dapat membuktikan teori mereka tentang Si Kecil dan memahami beberapa persoalan yang sering terjadi di keluarga,” jelas Gummer kepada HuffPost UK.
Baca Juga: Yuk, Coba 5 Cemilan Sehat Untuk Perkembangan Otak Anak
Delayed Gratification
Foto: White77 from Pixabay
Candy challenge anak berhubungan dengan teori delayed gratification atau gratifikasi tertunda. Kemampuan untuk melewatkan godaan sementara atau bertahan di kegiatan yang tidak diinginkan demi mencapai tujuan akhir adalah komponen kunci kesuksesan di banyak hal dalam hidup. Misalnya mempersiapkan ujian, menurunkan berat badan, berhenti merokok, dan menabung dana pensiun.
Menurut artikel di jurnal Frontiers in Psychology, penundaan gratifikasi bukanlah kemampuan yang dibawa dari lahir, melainkan diperoleh melalui perkembangan. Kemampuan ini meningkat seiring usia.
Di umur empat tahun, anak-anak memiliki kemampuan untuk menghadapi situasi berorientasi masa depan. Selanjutnya, di tahun kelima, anak-anak menunjukkan strategi kognitif yang diperlukan untuk menunda gratifikasi. Karena itu, di usia lima tahun, anak-anak sudah bisa menahan keinginannya demi mendapatkan ganjaran yang lebih besar.
Baca Juga: Zat Gizi yang Diperlukan untuk Perkembangan Otak Anak
Bagaimana Jika Si Kecil Gagal di Candy Challenge Anak?
Foto: cottonbro from Pexels
Moms tentu bangga sekaligus terharu jika Si Kecil berhasil melawan hawa nafsunya di candy challenge anak. Namun, jika Si Kecil tak sabar menunggu Moms dan langsung menyantap camilan, apakah ini tabiat yang akan terbawa sampai dewasa?
Tak perlu khawatir, Moms. Eksperimen seperti ini memang sulit bagi anak-anak di bawah usia lima tahun karena mereka belum memahami waktu.
“Mengatakan ‘dimakan nanti, ya’ tidak berarti apa-apa bagi SI Kecil. Mengapa mereka mau mengambil risiko untuk membiarkan dan kehilangan camilan? Anak-anak hanya memikirkan apa yang ada di hadapannya dan saat ini juga. Mereka belum cukup berpengalaman untuk tahu bahwa mereka bisa menunggu,” jelas Gummer.
Selain itu, kemampuan menahan godaan bisa dipengaruhi oleh sejumlah hal, di antaranya kepribadian dan perkembangan moral.
“Anak-anak belajar menghindari hukuman dan mendapat hadiah. Jika Si Kecil memiliki kepribadian yang penurut atau benar-benar diajarkan untuk patuh oleh orang tuanya, kebutuhan untuk mematuhi peraturan bisa melebihi instingnya. Disiplin diri serta kemampuan menimbang kelebihan dan kekurangan sesuatu adalah bagian alami dari perkembangan,” tutur Gummer.
Baca Juga: Bantu Perkembangan Si Kecil dengan 7 Mainan untuk Anak 1 Tahun Ini
Jadi, tak perlu khawatir, ya, Moms, jika candy challenge anak gagal. Namanya juga anak-anak!
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.