5 Fakta Menarik Sinamot, Tradisi dalam Pernikahan Adat Batak
Sinamot merupakan tradisi penting dalam pernikahan adat Batak, yang bukan hanya sekadar syarat formal tetapi juga simbol kesungguhan pria untuk menikahi wanita.
Sinamot menjadi bukti perjuangan dan keseriusan calon suami di mata keluarga besar, terutama jika sang wanita memiliki kriteria tertentu.
Nilai sinamot sering kali dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti status keluarga, pendidikan, dan latar belakang wanita tersebut.
Ingin tahu lebih dalam tentang tradisi ini dan faktor yang mempengaruhi besarannya? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini, Moms!
Baca Juga: 65 Inspirasi Souvenir Pernikahan yang Unik dan Bermanfaat
Fakta Menarik tentang Sinamot
Sinamot tidak bisa dilepaskan dari sebuah pernikahan adat batak, marhata Sinamot merupakan tahap penentuan dalam pernikahan.
Dalam tulisan berjudul Journal Antropologi FISIP UNAIR karya Helga Septiani Manik, sinamot bukan hanya sekadar harga mahar.
Melainkan sebuah biaya yang diperlukan untuk menciptakan suka cita dalam perkawinan suku Batak.
Berikut fakta menarik tentang Sinamot.
1. Sinamot Artinya Bukti Kesungguhan Pria
Bagi orang-orang Batak, wanita adalah makhluk yang sangat dimuliakan.
Makanya, mereka tak hanya dihormati dan disayangi, tapi juga diperjuangkan.
Apalagi bagi yang ingin meminangnya.
Butuh lebih dari usaha untuk bisa menjadikan seorang wanita Batak sebagai istri. Salah satunya lewat Sinamot ini.
Keberadaan tradisi ini hukumnya adalah wajib. Tak hanya sebagai syarat sah nikah, tapi juga perlambangan perjuangan.
Di Batak takkan ada seorang bapak pun yang rela anaknya diboyong tanpa realisasi berupa Sinamot oleh seorang pria.
Tradisi ini jadi bukti nyata yang paling kelihatan, terutama kepada keluarga besar, tentang kesungguhan pria.
Makanya, begitu tradisi ini rampung diberikan, keluarga pun akan merasa lega dan puas.
Ini jadi indikasi jika si wanita mendapatkan pria yang baik dan mau berjuang untuknya.
2. Ditentukan Oleh Kedua Belah Pihak
Penentuan harga Sinamot tak hanya menjadi hak si keluarga mempelai wanita, tapi juga si pria.
Jadi, sebelum terjadi pernikahan, keluarga besar kedua pihak akan bertemu untuk berdiskusi tentang Sinamot yang diberikan.
Semacam tawar menawar begitu dengan taruhan pernikahan.
Entah bagaimana mekanisme tawar menawar tradisi ini, yang jelas pasti ada tarik ulur harga di situ.
Pihak si wanita menawarkan harga, kemudian akan ditawar oleh pihak pria.
Begitu terus sampai terjadi kesepakatan di antara keduanya setelah mempertimbangkan banyak hal.
Dalam diskusi tradisi ini juga bisa terlihat bagaimana besarnya perjuangan si pria.
Kalau ia menawar terlalu murah padahal mampu, kemungkinan besar restu mertua akan sulit turun.
Baca Juga: Cara Menghitung Hari Baik Pernikahan Menurut Primbon Jawa
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.