09 Desember 2022

5 Fakta Menarik Sinamot, Tradisi Uang Mahar dalam Pernikahan Adat Batak

Tingginya sinamot juga ditentukan oleh kedudukan keluarga di masyarakat
5 Fakta Menarik Sinamot, Tradisi Uang Mahar dalam Pernikahan Adat Batak

Foto: Pinterest.com

Bagi budaya Batak keberadaan Sinamot hukumnya adalah wajib.

Tak hanya sebagai syarat sah nikah, tapi juga ambang perjuangan.

Di Batak, takkan ada seorang bapak atau orang tua yang rela anaknya diboyong tanpa realisasi berupa Sinamot oleh seorang pria.

Tradisi ini jadi bukti nyata yang paling kelihatan, terutama kepada keluarga besar, tentang kesungguhan pria.

Apalagi jika si wanitanya memiliki kriteria-kriteria khusus.

Makanya, tak heran kalau ada ungkapan yang mengatakan tradisi ini bisa bikin pria langsung jatuh miskin.

Tapi tentu saja ini ungkapan yang melebih-lebihkan.

Lalu bagaimana tentang Sinamot itu sendiri? Seberapa besar sih harganya, lalu kenapa harus ada tradisi ini dalam pernikahan orang Batak? Yuk, cari tahu jawabannya di bawah ini!

Baca Juga: Mengenal Weton Selasa Legi, Mulai dari Watak, Jodoh, dan Rezeki!

Fakta Menarik tentang Sinamot

Pernikahan Adat Batak
Foto: Pernikahan Adat Batak (Pinterest.com)

Sinamot tidak bisa dilepaskan dari sebuah pernikahan adat batak, marhata Sinamot merupakan tahap penentuan dalam pernikahan.

Dalam tulisan berjudul Journal Antropologi FISIP UNAIR karya Helga Septiani Manik, sinamot bukan hanya sekadar harga mahar.

Melainkan sebuah biaya yang diperlukan untuk menciptakan suka cita dalam perkawinan suku Batak.

Berikut fakta menarik tentang Sinamot.

1. Sinamot Artinya Bukti Kesungguhan Pria

Bagi orang-orang Batak, wanita adalah makhluk yang sangat dimuliakan.

Makanya, mereka tak hanya dihormati dan disayangi, tapi juga diperjuangkan.

Apalagi bagi yang ingin meminangnya.

Butuh lebih dari usaha untuk bisa menjadikan seorang wanita Batak sebagai istri. Salah satunya lewat Sinamot ini.

Keberadaan tradisi ini hukumnya adalah wajib. Tak hanya sebagai syarat sah nikah, tapi juga perlambangan perjuangan.

Di Batak takkan ada seorang bapak pun yang rela anaknya diboyong tanpa realisasi berupa Sinamot oleh seorang pria.

Tradisi ini jadi bukti nyata yang paling kelihatan, terutama kepada keluarga besar, tentang kesungguhan pria.

Makanya, begitu tradisi ini rampung diberikan, keluarga pun akan merasa lega dan puas.

Ini jadi indikasi jika si wanita mendapatkan pria yang baik dan mau berjuang untuknya.

2. Ditentukan Oleh Kedua Belah Pihak

Penentuan harga Sinamot tak hanya menjadi hak si keluarga mempelai wanita, tapi juga si pria.

Jadi, sebelum terjadi pernikahan, keluarga besar kedua pihak akan bertemu untuk berdiskusi tentang Sinamot yang diberikan.

Semacam tawar menawar begitu dengan taruhan pernikahan.

Entah bagaimana mekanisme tawar menawar tradisi ini, yang jelas pasti ada tarik ulur harga di situ.

Pihak si wanita menawarkan harga, kemudian akan ditawar oleh pihak pria.

Begitu terus sampai terjadi kesepakatan di antara keduanya setelah mempertimbangkan banyak hal.

Dalam diskusi tradisi ini juga bisa terlihat bagaimana besarnya perjuangan si pria.

Kalau ia menawar terlalu murah padahal mampu, kemungkinan besar restu mertua akan sulit turun.

Baca Juga: Mengenal Munchkin Cat, Kucing Mahal yang Punya Karakteristik Unik

3. Patokan Harga Sinamot

Mahar Pernikahan
Foto: Mahar Pernikahan (womanwhomoney.com)

Meskipun ada tawar menawar sebelum Sinamot diberikan, tapi sebenarnya mahar ini punya patokan alias standar harga sendiri.

Parameter harganya pun beragam dan itu selalu berkaca kepada si wanitanya.

Mulai dari tingkat pendidikan, jabatan pekerjaan, posisi di keluarga, sampai fisik.

Makin tinggi parameternya, tradisi ini bisa dipatok puluhan juta.

Tak hanya status dari si wanita, harga tradisi ini juga bisa dipengaruhi oleh keluarganya.

Makin terpandang, maka tradisi ini pun membumbung.

Tak hanya itu, tradisi ini juga masih bisa dipengaruhi harganya dari kesan masyarakat kepada si wanita.

Makin baik dikenalnya, biasanya makin mahal maharnya.

Dari sini akhirnya kita tahu kenapa pria-pria batak begitu keukeuh ingin kaya, karena mahar nikahnya saja semahal ini.

4. Sinamot Tak Selalu Mahal

Tradisi ini di luaran sana terkenal akan pamornya sebagai mahar ekstrem.

Memang kalau di lihat dari patokan harganya, Sinamot memang bisa shock.

Tapi, sekali lagi, ini sebenarnya masih sangat bisa dibicarakan alias nego.

Tradisi ini memang melangit harganya, tapi bisa jadi sangat kecil jika kondisinya tak memungkinkan.

Misalnya, ternyata si mempelai pria ternyata tak begitu kaya begitu pula dengan si wanita.

Kemudian disepakati kalau Sinamot yang diberikan kecil.

Hal seperti ini juga terjadi dan sudah dianggap sebagai perjuangan besar si pria mengingat kondisi finansialnya yang juga biasa-biasa.

5. Sinamot, Tameng Perceraian Efektif Orang Batak

Selain kegigihannya untuk jadi orang sukses, satu lagi sangat hebat soal orang-orang Batak.

Orang-orang sana rata-rata sangat awet kalau menikah.

Rahasianya sendiri ada beberapa, salah satunya karena tradisi ini.

Mahar mahal ini ternyata mencegah orang-orang Batak untuk bercerai.

Alasannya sendiri ya jelas karena harga tradisi ini yang sangat mahal.

Bayangkan saja uang puluhan juta yang diperoleh dengan susah payah jadi tak punya nilai gara-gara perceraian.

Perjuangan untuk menikah itu susah, makanya orang-orang Batak berpikir ribuan kali untuk melayangkan talak.

Di samping itu, perceraian akan juga memengaruhi hubungan dari keluarga besar.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Tisu Basah Anti Bakteri untuk Menjaga Kebersihan Bayi

Itulah berapa hal penting tentang sinamot, semakin banyak diberikan oleh pihak laki-laki semakin banyak jugalah pihak laki-laki menerima.

Bahkan ada juga pihak perempuan yang memberikan tempat tidur, dan alat-alat rumah tangga lain kepada pengantin dan saweran saat manortor.

Maka dari itu, bagi pihak laki-laki Batak yang ingin menikahi boru Batak, janganlah banyak mengeluh tentang sinamot.

Karena itu demi kehormatan orang tua dan gadis yang kau cintai, dan semuanya akan dikembalikan pada pihak laki-laki juga.

  • https://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-02%20Helga----TRADISI%20SINAMOT%20DALAM%20ADAT%20PERKAWINAN%20SUKU%20BATAK%20TOBA%20DI%20PERANTAUAN%20Rev.pdf

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb