
Scroll untuk melanjutkan membaca
Moms yang dari Sumatera Utara, apa saja tarian daerah Suku Batak yang Moms tahu?
Mengenal budaya Indonesia sebagai bagian dari tradisi adalah salah satu bentuk cinta tanah air.
Karena dengan mengenalnya, kita akan selangkah lebih dekat dalam melestarikannya.
Tidak mau kan anak-cucu kita tidak tahu budaya tersebut dan tiba-tiba diklaim negara lain?
Maka dari itu sebagai upaya memberikan edukasi anak, Moms bisa mulai mengajari Si Kecil apa saja budaya yang ada di Indonesia.
Salah satunya adalah dengan mengenal tarian daerah dari Suku Batak.
Foto: min.wikipedia.org
Melansir dari Kemendikbud, Suku Batak merupakan salah satu suku terbesar di Indonesia.
Penyebaran dari suku ini pun cukup merata baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Suku Batak terdiri dari beberapa suku yang bermukim sepanjang Pantai Barat dan Pantai Timur provinsi Sumatera Utara.
Beberapa suku tersebut antara lain:
Suku Batak juga memiliki beragam keindahan pariwisata, wisata kuliner, hingga budaya.
Salah satu yang terkenal adalah tari Tor Tor. Namun selain ini, ada juga beberapa tarian terkenal lainnya.
Baca juga: Ragam Pakaian Adat Banten Suku Baduy, Sederhana tapi Sarat Makna
Menjadi salah satu kultur yang dimiliki Suku Batak, ada beberapa tarian daerah Suku Batak yang terkenal, antara lain:
Foto: id.wikipedia.org
Salah satu tarian daerah Suku Batak yang paling sering dikenal ialah Tari Tor-tor.
Tarian Tor-tor merupakan berasal dari hentakan kaki penarinya di atas alas papan rumah adat Suku Batak.
Di era kolonial Belanda, tarian Tor-tor merupakan bentuk hiburan kepada raja-raja sekaligus menyiratkan patriotisme perlawanan terhadap penjajah.
Tari Tor-tor biasa dimainkan di berbagai acara atau upacara adat masyarakat Suku Batak, salah satunya adalah pernikahan.
Yang unik, dalam tari Tor-tor, tidak ada penari khusus. Semua orang bisa bergabung dan menjadi penortor (penari).
Tujuannya adalah agar melibatkan partisipasi siapa saja yang datang dan memeriahkan suasana.
Foto: ayoindonesia.com
Tarian tor-tor satu ini berasal dari Suku Batak Karo atau lebih tepatnya sering dibawakan oleh penduduk Desa Serebaya.
Desa Serebaya merupakan desa yang berada di Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Tarian gundala-gundala dimaksudkan sebagai upaya penduduk dalam meminta hujan kepada Yang Maha Kuasa terutama di musim kemarau yang panjang.
Dalam tradisi ini penari akan menggunakan topeng kayu dari karakter tertentu.
Selain itu untuk kostumnya dibuat dengan jubah longgar dan besar serta sarung tangan yang kaku menyesuaikan dengan warna kulitnya.
Baca juga: Mengenal Tari Merak Asal Jawa Barat, Jenis Tarian Kreasi Baru
Foto: indonesiakaya.com
Masih datang dari Tanah Karo, Piso Surit sebenarnya merupakan sebuah lagu yang menjadi tarian.
Lagunya sendiri diciptakan oleh seorang musisi asal Karo, Djaja Depari.
Tarian Piso Surit menggambarkan bagaimana seorang pria yang sedang menunggu kekasihnya yang tidak kunjung datang.
Sosok pria di sini disimbolkan dengan burung pincala, yaitu burung ynag pandang bernyanyi dengan ekor yang panjang.
Untuk kostumnya, penari Piso Surit mengenakan gaun batik khas Suku Karo yang berwarna merah dengan bawahan kain jarik bermotif emas.
Selain itu, penari juga akan menggunakan topi khusus lebar yang menjadi ciri khas dari tarian ini.
Foto: qureta.com
Memiliki budaya bela diri pencak silat yang khas, masyakarat Karo memasukan unsur ini ke dalam sebuah tarian yang disebuat tarian Ndikkar.
Pada awalnya tarian ini memang dibuat agar masyakarakat setempat lebih mudah mempelajari ilmu bela diri sebagai pertahanan.
Tarian Ndikkar memiliki gerakan lambat dan lembut dengan beberapa hentakan yang keras serta cepat seperti sedang bertarung.
Para penarinya juga dibuat menari dengan tangan kosong, tanpa adanya aksesoris atau properti tangan.
Sedangkan untuk kostumnya, penari tari Ndikkar akan mengenakan kostum adat batak berwarna hitam degan tali pengikat yang juga berwarna senada.
Selain itu penggunaan sarung motif bebas yang dililitkan pada pinggang sebagai pelapis celana panjang menambah kesan kuat pada penarinya.
Baca juga: Mengenal Sejarah hingga Gerakan Tari Piring
Foto: youtube.com/@Adian Rahmat Lubis channel
Tari Sarama Datu berassal dari Tanah Mandailing dan Tapanuli Selatan.
Tarian ini mulanya dipertontonkan sebagai upaya untuk meminta sesuatu pada ruh.
Misalnya saja meminta pertolongan saat terjadi wabah, musibah, atau cuaca ekstrem yang tidak mau usai.
Dalam praktiknya, tarian dilakukan oleh satu orang penari bernama Sibaso.
Sibaso akan menari dengan mengikuti iringan alat musik ansambel gordang sambil bergerak-gerak seolah meminta pertolongan pada begu aau ruh halus.
Dengan adanya tarian ini, masyarakat setempat percaya bahwa Sibaso adalah orang-orang terpilih yang bisa berkomunikasi dengan ruh halus.
Foto: wikitaria.fandom.com
Masih berasal dari Tapanuli Selatan, tarian endeng-endeng dibuat sebagai ekspresi rasa syukur kegembiraan atas rezeki yang diberikan.
Misalnya saja saat hari panen raya atau saat acara-acara syukur lainnya.
Dalam tarian endeng-endeng, dibutuhkan 10 penari dengan pembagian:
Baca juga: 7 Rumah Adat Sumatera Utara yang Punya Ciri Khas Unik
Foto: youtube.com/@ucok jasti lubis
Tarian Tor Tor Naposo Nauli Bulung berasal dari Suku Batak Mandailing.
Tarian ini dilakukan secara berpasangan muda-mudi dengan membuat susunan barisan penari seuai kedudukan marga masing-masing.
Biasanya 3 pasang muda-mudi sudah cukup mewakili tarian ini.
Foto: wargabatak.olahaninternet.my.id
Dalam sebuah hajat pernikahan, Suku Batak Mandailing juga memiliki tarian yang biasa ditampilkan sebagai ekspresi kebahagiaan.
Tarian yang disebut Tor Tor Tepak ini dipersembahkan kepada pasangan pengantin yang akan menikah atau disebut Horja Godang Haroan Boru.
Yang mengejutkannya, perayaan dengan tarian tor-tor tepak ini diselenggarakan selama 3 hari 3 malah.
Sedangkan untuk kostumnya, penari akan mengenakan pakaian tradisional Mandailing dengan tambahkan aksesoris di kepala.
Baca juga: 8 Ragam Pakaian Adat Sumatera Utara dan Ciri Khasnya
Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id
Tarian daerah Suku Batak terakhir yang akan kita bahas ialah tarian guro-guro aron yang berasal dari Suku Batak Mandailing.
Sesuai namanya Guro-guro yang berarti main, sedangakan aron dengan arti muda-mudi.
Tarian ini merepresentasikan bagaimana sekelompok anak muda bekerja gigih dalam menggarap ladang.
Untuk mempertunjukan tarian Guro-guro Aron dibutuhkan perkolong-kolong atau penyanyi dengan penabuh gendang karo.
Kemudian muda-mudi dapat langsung menari mengikuti iramanya.
Itulah 9 tarian daerah Suku Batak yang kaya akan makna dan budaya.
Meskipun berada dalam satu rumpun, yaitu Sumatera Utara, nyatanya tidak membatasi kreativitas masyarakat untuk mengeksplorasi nilai-nilai luhur yang dianut menjadi tarian yang berbeda-beda.
Jadi semakin salut dengan Indonesia.
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/guro-guro-aron-tarian-muda-mudi-sumatera-utara/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.