28 September 2022

8 Hadits Menjaga Lisan, Yuk Terapkan agar Tidak Menyakiti Orang Lain!

Menjaga perasaan orang lain dengan berbicara yang baik
8 Hadits Menjaga Lisan, Yuk Terapkan agar Tidak Menyakiti Orang Lain!

Moms, salah satu yang harus kita jaga adalah ucapan atau lisan supaya jangan sampai menyinggung perasaan orang lain. Sudah tahu hadits menjaga lisan?

Lidah ini sering kali tajam sehingga ucapan menyinggung perasaan orang lain. Moms harus ajarkan pada Si Kecil untuk menjaga ucapannya terhadap orangtua dan orang lain.

Jika dibiasakan sedari kecil, mereka akan berhati-hati dalam berkata. Moms, berikut ini adalah hadits menjaga lisan yang bisa jadi panduan kita.

Baca juga: Kisah Nabi Ishaq, Mulai dari Lahir hingga Meninggal

Hadits Menjaga Lisan, Upaya agar Mengucap yang Baik

hadits menjaga lisan
Foto: hadits menjaga lisan (Freepik.com/rawpixel-com)

Moms, menjaga lisan itu tidak hanya ketika kita berucap kepada orang lain. Ketika kita berbicara tentang orang lain juga termasuk adab menjaga lisan.

Tanpa sadar kita menceritakan seseorang kepada kawan kita. Akhirnya, perbincangan bisa berisi tentang si orang tersebut alias bergibah ria.

Nah, Moms berikut ini hadits menjaga lisan yang wajib kita tahu disertai tulisan Arab dan artinya.

Bukan hanya untuk mengajari Si Kecil, tetapi juga bisa untuk diri sendiri.

1. Gibah Itu Dilarang

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ : أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ : ذِكْرُكَ أَخَأكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ اَفَرَاَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنَّ كَانَ فِيْهِ مَا تَقُولُ فَقَدِاغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ فَقَدْ بَهَتَهُ

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya kepada para sahabat, “Tahukah kalian apa itu gibah?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau berkata, “Gibah ialah engkau menceritakan hal-hal tentang saudaramu yang tidak dia suka.” Ada yang menyahut, “Bagaimana apabila yang saya bicarakan itu benar-benar ada padanya?” Beliau menjawab, “Bila demikian, itu berarti kamu telah melakukan gibah terhadapnya, sedangkan bila apa yang kamu katakan itu tidak ada padanya, berarti kamu telah berdusta atas dirinya.”

Moms, hadits menjaga lisan di atas Nabi Muhammad melarang kita membicarakan orang lain atau bergunjing.

Sekali pun apa yang kita ceritakan tersebut benar adanya.

2. Bergunjing Sama Saja dengan Zina

كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيْبُهُ مِنَ الزِّنَا، مُدْرِكُ ذَلِكَ لاَمَحَااَةَ، فَالْعَيْنَانِ زِيْنَا هُمَا النَّظَرُ، وَاْلأُذُنَانِ زِيْنَا هُمَا الاسْتِمَاعُ، وَاللِّسَانُ زِيْنَاهُ الْكَلاَمُ، وَالْيَدُ زِيْنِاهَا الْبَطْشُ، وَالرِّجْلُ زِيْنَاهَا الْخُطَا، وَالْقَلْبُ يَهْوِى وَيَتَمَنَّى، وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّ بُهُ

“Setiap anak Adam telah mendapatkan bagian zina yang tidak akan bisa dielakkannya. Zina pada mata adalah melihat. Zina pada telinga adalah mendengar. Zina lidah adalah berucap kata. Zina tangan adalah meraba. Zina kaki adalah melangkah. (Dalam hal ini), hati yang mempunyai keinginan angan-angan, dan kemaluanlah yang membuktikan semua itu atau mengurungkannya.”

Moms, ternyata zina itu kategorinya beragam, termasuk zina lisan dengan membincangkan orang lain. Mulai sekarang lebih hati-hati ya, Moms.

3. Jaminan Surga Jika Menjaga Lisan

مَنْ يَضْمَنَّ لِي مَابَيْنَ لِحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ

“Barang siapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) apa yang ada di antara dua janggutnya dan dua kakinya, maka kuberikan kepadanya jaminan masuk surga.”

Bagi mereka yang menjaga lisan ada jaminan surga. Tentu saja juga dibarengi dengan ibadah lainnya.

4. Berpikir Sebelum Berucap

وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam.”

Moms, hadits menjaga lisan di atas mengajari kita untuk berpikir dahulu sebelum berucap. Pelajaran berharga, Moms.

Baca juga: 45+ Hadits Pendek dan Artinya yang Mudah Dihafal, Yuk Ajarkan pada Si Kecil!

5. Diam Menjauhkan Kita dari Setan

عليك بطول الصمت فإنه مطردة الشيطان وعون لك علي أمردينك

"Hendaklah engkau lebih banyak diam, sebab diam dapat menyingkirkan setan dan menolongmu terhadap urusan agamamu." (HR. Ahmad).

Penting nih untuk diingat kalau diam itu lebih baik karena dapat menjauhkan kita dari godaan berbicara buruk.

6. Menjaga Aib Sesama Muslim

بِحَسْبِ امْرِيْ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسلِمَ كُلٌ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ

“Cukuplah seseorang dikatakan buruk jika sampai menghina saudaranya sesama muslim. Seorang muslim wajib menjaga darah, harta dan kehormatan orang muslim lainnya.”

Moms, larangan gibah atau membicarakan aib orang lain tertulis dalam hadits menjaga lisan di atas, ya.

Jika tahu keburukan atau aib seseorang, jangan kemudian dibicarakan kepada orang lain, Moms.

7. Jangan Asal Bicara

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ، يَنْزِلُ بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ

"Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan kalimat tanpa dipikirkan terlebih dahulu, dan karenanya dia terjatuh ke dalam neraka sejauh antara timur dan barat." (HR. Muslim no. 2988).

Sebelum berbicara tentang atau kepada orang lain mengenai sesuatu, haruslah dipikirkan terlebih dahulu.

Jangan asal bicara ya, Moms. Ada hadits menjaga lisan agar kita berpikir dahulu sebelum bicara.

8. Saling Menghormati dengan Tetangga

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ، فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ، فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ، فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ

Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam; barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia menghormati tetangganya; barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya."(HR. Bukhari dan Muslim)

Moms, hadits menjaga lisan di atas mengajarkan kita untuk senantiasa menjaga lisan dan menghormati tetangga. Salah satunya dengan menjaga lisan.

Begitu pula ketika ada tamu yang datang ke rumah. Kita juga diminta untuk menjaga lisan kita.

Baca juga: Kisah Nabi Yahya, Sosok Pintar dan Tegas dalam Berdakwah

Moms, ternyata ada banyak hadits menjaga lisan yang bisa kita jadikan panutan. Semoga bermanfaat, ya!

  • https://jabar.kemenag.go.id/portal/read/mimbar-dakwah-sesi-108-pentingnya-menjaga-lisan-menurut-alquran-dan-hadits
  • https://jatim.nu.or.id/keislaman/pentingnya-menjaga-lisan-dan-tulisan-BTWYe
  • https://almanhaj.or.id/3197-menjaga-lisan-agar-selalu-berbicara-baik.html

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb