
Pecah ketuban merupakan salah satu tanda bayi akan segera lahir. Dalam waktu 14 jam setelah pecah ketuban pertama kali, bayi sudah akan lahir.
Tapi, bagaimana jika pecah ketuban terjadi ketika hari prediksi lahir (HPL) masih jauh?
Dikutip dari Mediplus.gov, pecah ketuban yang terjadi jauh sebelum HPL umumnya disebut premature rupture of membranes (PROM).
Semakin dini ketuban pecah, semakin serius juga dampaknya pada Moms dan si bayi.
Baca Juga: Saat Trimester Tiga Mual Muntah, Perlukah Khawatir?
Foto: shutterstock 751562779
Bila pecah ketuban terjadi setelah kandungan melewati minggu 37, si bayi sudah siap untuk dilahirkan. Proses persalinan harus segera dilakukan.
Semakin lama jeda pecah ketuban dan proses persalinan, semakin tinggi juga risiko infeksinya.
Jika PROM terjadi antara minggu 34-37, dokter akan meminta Moms untuk segera diinduksi untuk dilahirkan.
Melahirkan bayi dengan kondisi pecah ketuban dini jauh lebih baik ketimbang membiarkannya di dalam kandungan dengan risiko infeksi yang semakin besar.
Jika ketuban pecah dini sebelum minggu 34, kondisinya akan lebih serius. Bila tidak ada tanda-tanda infeksi, dokter mungkin akan menyarankan penundaan proses persalinan dan meminta Moms untuk bed rest.
Obat-obatan steroid untuk membantu perkembangan paru-paru dengan lebih cepat agar siap untuk dilahirkan.
Untuk mencegah infeksi, Moms juga akan diberikan antibiotik.
Baca Juga: Tips Agar Tetap Sehat Menjalani Kehamilan di Musim Kemarau
Foto: shutterstock 376951993
Pada kebanyakan kasus, penyebab PROM tidak diketahui. Namun, ada beberapa faktor risiko yang mungkin memicu terjadinya PROM. Berikut daftarnya!
1. Infeksi rahim, serviks, atau vagina
2. Kantung ketuban terlalu meregang karena terlalu banyak ketuban atau karena gerakan bayi
3. Merokok
4. Punya riwayat operasi atau biopsi pada serviks
5. Punya riwayat PROM pada kehamilan sebelumnya
Itulah beberapa hal yang perlu diketahui tentang pecah ketuban dini. Semoga bermanfaat ya Moms!
(AND)
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.