03 April 2019

Hipotensi dan Hipertensi, Apa Bedanya?

Baik hipotensi maupun hipertensi tidak boleh dianggap sepele. Kenali gejalanya, Moms!
Hipotensi dan Hipertensi, Apa Bedanya?

Selama ini, Moms mungkin lebih mengenal hipertensi atau tekanan darah tinggi sebagai suatu kondisi tak normal yang membahayakan kesehatan.

Tapi, hipotensi atau tekanan darah rendah pun ternyata tak kalah berbahaya. Ayo kenali perbedaan antara hipotensi dan hipertensi.

Hipotensi

Foto: pennmedicine.org

Terdengar tidak menyeramkan seperti hipertensi, namun faktanya hipotensi dapat menyebabkan seseorang mengalami pusing dan pingsan. Dan dalam kasus yang parah, hipotensi dapat mengancam jiwa.

Dilansir dari mayoclinic.org, seseorang dikatakan hipotensi jika ukuran sistoliknya 90 mmHg (angka pertama) dan diastoliknya 60 mmHg (angka kedua).

Penyebab hipotensi sangat beragam, mulai dari dehidrasi hingga gangguan medis yang serius.

Selain pusing dan pingsan, hipotensi ditandai dengan gejala berupa penglihatan berkunang-kunang, mual, kelelahan, dan tak mampu berkonsentrasi.

Baca Juga : Benarkah Daging Kambing Bisa Jadi Obat Darah Rendah?

Hipotensi ekstrem dapat menyebabkan syok, kondisi yang mengancam jiwa. Tanda dan gejalanya di antaranya kulit terasa dingin dan lembab, napas cepat dan dangkal, lemah, dan denyut nadi cepat.

Jika seseorang di sekitar Moms memiliki indikasi syok, segera cari bantuan medis darurat.

Beberapa kondisi medis dapat menyebabkan tekanan darah rendah, misalnya kehamilan, masalah jantung, masalah endokrin seperti hipoglikemia (gula darah rendah) dan diabetes, dehidrasi, kehilangan darah akibat cedera besar atau pendarahan internal, serta infeksi berat.

Hipertensi

Foto: Pixabay

Tekanan darah ditentukan oleh jumlah darah yang dipompa jantung dan jumlah resistensi terhadap aliran darah di arteri.

Semakin banyak darah yang dipompa jantung dan semakin sempit arteri, maka tekanan darah akan semakin tinggi. Hipertensi ditandai dengan tekanan darah yang lebih dari 140/90 mmHg.

Seseorang dapat memiliki tekanan darah tinggi selama bertahun-tahun tanpa gejala apa pun.

Bahkan tanpa gejala, kerusakan pembuluh darah dan jantung akan terus berlanjut, hingga akhirnya ketika tidak terkontrol, dapat meningkatkan risiko kesehatan yang serius, termasuk serangan jantung dan stroke.

Namun untunglah tekanan darah tinggi dapat dengan mudah dideteksi melalui skrining tekanan darah setiap kali Moms mengunjungi layanan kesehatan.

Beberapa orang dengan tekanan darah tinggi mungkin akan mengalami sakit kepala, meski tanda dan gejala ini tidak spesifik.

Baca Juga : Siapa Saja yang Berisiko Terkena Darah Tinggi?

Dan seperti dikutip dari medicalnewstoday.com, tekanan darah tinggi sendiri memiliki banyak faktor risiko.

Faktor risiko tersebut di antaranya usia, riwayat keluarga, kelebihan berat badan atau obesitas, tidak aktif secara fisik, merokok, stres, konsumsi terlalu banyak garam (natrium) dalam makanan, serta minum terlalu banyak alkohol.

Meski tekanan darah tinggi paling umum terjadi pada orang dewasa, anak-anak juga berisiko mengalaminya. Bagi beberapa anak, tekanan darah tinggi dapat disebabkan oleh masalah pada ginjal atau jantung.

Nah, untuk memastikan Moms dan keluarga tercinta terhindar dari hipotensi dan hipertensi, pastikan untuk rutin memeriksakan tekanan darah di layanan kesehatan terdekat, ya. Jangan lupa untuk menjaga gaya hidup sehat setiap saat.

(VAN/CAR)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb