
Sindrom metabolik adalah kumpulan faktor risiko penyakit jantung yang meningkatkan peluang seseorang terkena penyakit jantung, stroke dan diabetes.
Kondisi ini juga dikenal sindrom X, sindrom resistensi insulin dan sindrom dismetabolik.
Menurut sebuah survei kesehatan nasional dilansir oleh Cleveland Clinic, lebih dari 1 dari 5 orang Amerika memiliki sindrom metabolik.
Jumlah orang dengan sindrom metabolik meningkat dengan bertambahnya usia, rata-rata memengaruhi lebih dari 40% orang di usia 60-an dan 70-an.
Baca Juga: Mengetahui 4 Langkah Pertolongan Pertama pada Penyakit Jantung
Foto: sindrom metabolik-penyebab (pixabay).jpg (pixabay.com)
Foto: pixabay..com
Sebenarnya penyebab sindrom metabolik belum jelas. Karena, banyak fitur sindrom metabolik yang dikaitkan dengan resistensi insulin.
Resistensi insulin artinya tubuh tidak menggunakan insulin secara efisien untuk menurunkan kadar glukosa dan trigliserida.
Selain itu, faktor genetik dan gaya hidup juga bisa menyebabkan resistensi insulin. Faktor gaya hidup ini termasuk kebiasaan diet, aktivitas dan pola tidur yang terganggu, seperti sleep apnea.
Foto: sindrom metabolik - gejala (pixabay).jpg (pixabay.com)
Foto: pixabay.com
Biasanya, sindrom metabolik tidak menyebabkan gejala fisik langsung. Sedangkan, masalah medis yang terkait dengan sindrom metabolik biasanya berkembang seiring waktu.
Jika Moms belum yakin itu merupakan gejala sindrom metabolik atau tidak, segera konsultasi dengan dokter. Biasanya, Moms perlu melakukan sejumlah tes medis, termasuk tekanan darah, trigliserida dan HDL serta glukosa darah .
Foto: sindrom metabolik - risiko (pixabay).jpg (pixabay.com)
Foto: pixabay.com
Faktor yang membuat seseorang berisiko menderita sindrom metabolik adalah obesitas. Dilansir oleh healthline.com, adapun dua faktor risiko yang paling memengaruhi sindrom metabolik, antara lain:
Ada pula faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita sindrom metabolik, seperti usia, riwayat keluarga sindrom metabolik, tidak cukup berolahraga, wanita yang telah didiagnosis dengan sindrom ovarium polikistik.
Baca Juga: Mengenal PCOS Yang Memengaruhi Kesuburan
Foto: sindrom metabolik - pengobatan (pixabay).jpg (pixabay.com)
Foto: pixabay.com
Jika seseorang didiagnosis mengidap sindrom metabolik, biasanya pengobatan bertujuan untuk mengurangi risiko terkena komplikasi kesehatan lebih lanjut.
Selain itu, dokter juga akan merekomendasikan perubahan gaya hidup yang mungkin, termasuk diet dan latihan fisik 5 sampai 7 hari seminggu.
Dokter juga mungkin menyarankan penderita berhenti merokok. Selanjutnya, dokter akan meresepkan obat-obatan untuk mengurangi tekanan darah, kolesterol, dan / atau gula darah.
Baca Juga: 4 Mitos Salah Kaprah Seputar Stroke, Termasuk yang Bisa Terjadi Pada Ibu Hamil
Sumber: