Patung GWK di Bali: Sejarah, Makna, dan Keunikannya
Patung GWK atau Garuda Wisnu Kencana merupakan ikon Bali yang terkenal dan kaya akan filosofi budaya Bali serta agama Hindu.
Namun, dibalik kemegahannya, ternyata patung ini sempat mengalami pemberhentian pembangunan selama lebih dari satu dekade, lho!
Bagaimana hal ini bisa terjadi? Yuk, cari tahu jawabannya pada ulasan patung GWK berikut ini!
Baca Juga: Pesona Pantai Pandawa, Destinasi Wisata Favorit Study Tour Sekolah dan Kampus
Sejarah Patung GWK
Patung Garuda Wisnu Kencana, atau disingkat patung GWK, merupakan ikon pariwisata Bali yang terletak di Bukit Ungasan, Jimbaran, Bali.
Patung setinggi 121 meter ini digadang-gadang sebagai patung tertinggi ke-3 di dunia, setelah Statue of Unity (182 m) di India dan The Spring Temple Buddha (153 meter) di China.
Selain menjadi yang tertinggi, patung ini juga disebut-sebut sebagai patung berbahan tembaga terbesar di dunia, lho!
Mengulik sejarahnya, proyek pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana pertama kali digagas pada tahun 1989 oleh seniman asal Bali, I Nyoman Nuarta.
Lalu, pada tahun 1990, ide tersebut disetujui oleh Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Presiden RI ke-2.
Dalam pelaksanaannya, I Nyoman Nuarta ditunjuk sebagai arsitek pembangunan patung tersebut.
Sayangnya, proses pembangunan terhenti pada tahun 1998 akibat krisis moneter yang melanda Indonesia.
Baca Juga: 7 Tempat Wisata di Ubud yang Cocok Dimasukkan Daftar Liburan
Setelah terbengkalai selama lebih dari satu dekade, proyek ini dilanjutkan kembali pada tahun 2013 oleh PT. Alam Sutera Realty Indonesia.
Sebelumnya, proyek pembangunan ini berada di bawah naungan Yayasan Garuda Wisnu Kencana Bali.
Pada tahap lanjutan ini, I Nyoman Nuarta ditugaskan untuk menyelesaikan proyek pembangunan tersebut sampai selesai.
Ia menggandeng setidaknya 120 seniman patung lainnya untuk turut andil dalam pembuatan patung ini.
Bagaimana tidak, patung GWK terbuat dari campuran baja dan tembaga seberat 4.000 ton.
Sedangkan konstruksi patungnya terbuat dari tembaga dan kuningan, ditopang 21.000 batang baja dengan total berat 2.000 ton, dan baut sebanyak 170.000 buah.
Uniknya, semua konstruksi ini bisa Moms lihat langsung dari lantai 23, lho!
Lantai ini sengaja menggunakan alas dan dinding berbahan kaca supaya wisatawan bisa melihat langsung konstruksi bangunan.
Setelah pembangunan selesai, patung ini kemudian menjalani serangkaian tes untuk menguji kelayakannya.
Tes yang dilalui yaitu windnel test (tes ketahanan angin) di Australia (Windtech) dan Kanada (RDW), cavity test (tes rongga secara berkala), dan soil test.
Akhirnya, proyek pembangunan patung GWK selesai pada 22 September 2018 dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.
Acara peresmian ini juga turut dihadiri sejumlah tokoh penting, di antaranya Megawati Soekarnoputri, Try Sutrisno, Mayjen TNI (Purn) Sang Nyoman Suwisna, dll.
Secara keseluruhan, proses pembangunan patung ini memakan waktu hingga 28 tahun dengan biaya yang ditaksir mencapai Rp450 miliar.
Baca Juga: Asal Usul Nasi Bali dan 5 Warung Makan Terenak di Pulau Dewata
Filosofi Patung GWK
Desain patung GWK tak hanya megah, tetapi juga kaya akan makna filosofis dibaliknya.
Nama Garuda Wisnu Kencana merujuk pada patung Dewa Wisnu yang memakai mahkota emas sambil menunggangi burung garuda.
Berikut ini makna dari patung GWK:
1. Wisnu
Dalam mitologi Hindu, Dewa Wisnu adalah salah satu dari tiga dewa utama yang dikenal sebagai Trimurti.
Ia adalah penguasa alam semesta dan pelindung dari kehancuran.
Patung Wisnu menggambarkan peran pentingnya sebagai penjaga dan pemelihara dunia.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.