25 Maret 2021

Penggunaan Strap Mask Sedang Tren, Tahukah Moms Benda Ini Justru Berisiko?

Simak penjelasannya berikut ini
Penggunaan Strap Mask Sedang Tren, Tahukah Moms Benda Ini Justru Berisiko?

Foto: unsplash.com

Masker saat ini sudah menjadi bagian dari yang tidak terpisahkan dalam kehidupan, setidaknya setahun terakhir. Begitu juga dengan strap mask.

Menggunakan masker menjadi salah satu jalan untuk mencegah penularan virus COVID-19 yang tengah menjadi pandemi di berbagai belahan dunia.

Uniknya, bahkan pandemi menciptakan tren, seperti baru-baru ini penggunaan strap mask atau tali masker.

Saat ini kita sering melihat banyak orang menambahkan aksesoris berupa kalung yang dikaitkan ke tali masker. Tujuannya agar saat tidak digunakan, seperti makan, masker dapat dilepas dan digantung ke dekat dada.

Namun, tahukah Moms bahwa penggunaan strap mask ini justru bisa berisiko?

Baca Juga: Kontroversi Herd Immunity, Keadaan yang Konon Bisa Memperlambat Penyebaran Virus COVID-19

Tidak Dianjurkan Tim Satgas COVID-19

Manfaat masker yogurt untuk wajah.jpg
Foto: Manfaat masker yogurt untuk wajah.jpg

Foto: Orami Photo Stock

Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, Brigjen TNI (Purn) dr. Alexander K. Ginting mengatakan pemakaian kalung pada tali masker tidak dianjurkan karena justru dapat menyebarkan virus.

"Kalau kita turunkan pakai pengait itu sampai ke bawah, itu akan kena ke hijab, ke baju. Jadi sebenarnya bagian dalam masker itu tidak boleh kontak dengan lain-lain kecuali dengan bagian tubuh," kata Alex.

Masker, tak seharusnya terlalu sering dilepas-pasang. Saat kita terlalu sering melepas pasang masker, kemungkinan adanya virus menempel di permukaan akan meningkat.

Saat disentuh, tangan yang terkena bagian terkontaminasi akan menularkan virus ke hidung atau mata saat menyentuh wajah.

Baca Juga: Aplikasi yang Sediakan Pendaftaran Vaksin COVID-19 untuk Lansia

Risiko Droplets Menempel

penggunaan strap mask
Foto: penggunaan strap mask

Foto: Orami Photo Stock

Risiko penggunaan strap mask ini juga disepakati oleh dokter umum yang juga kandidat PhD bidang Medical Science di Kobe University, Adam Prabata.

Dalam wawancara yang dikutip dari Kompas.com, Adam mengatakan bahwa saat seseorang memakai masker dengan strap mask atau kalung digantung, maka ada risiko droplets menempel ke area dalam masker dan terjadi kontaminasi silang.

Alih-alih menambahkan tali atau kalung pada masker, Adam menyarankan agar kita menyimpan masker dengan aman dan benar untuk mencegah virus menempel pada masker.

Adam mengimbau kepada masyarakat untuk membuang atau mengganti masker apabila sudah kotor. Sebab, masker yang basah dan kotor dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan penurunan efektivitas masker.

Baca Juga: 3 Tipe Masker Kain SNI untuk Cegah Corona, Jangan Salah Beli!

Menjaga Masker Tetap Dekat

Viral Perempuan Terkena COVID Setelah Bersepeda dan Berenang.jpg
Foto: Viral Perempuan Terkena COVID Setelah Bersepeda dan Berenang.jpg

Foto: Orami Photo Stock

Di sisi lain, ada pendapat yang berbeda mengenai penggunaan strap mask. Dikutip dari Health.com, kalau kalung masker membuat masker bisa tetap dekat dengan penggunaannya.

Sehingga pengguna tidak perlu merogoh masker yang disimpan di dalam tas atau kantong yang berisiko kontaminasi.

Strap mask benar-benar berguna bagi orang-orang yang menyukai aktivitas luar ruangan, karena tali tersebut membuat masker lebih mudah digunakan jika berada di jalan setapak atau trotoar yang sibuk saat mendaki, bersepeda, atau sepatu roda.

"Ini adalah ide yang baik untuk orang-orang yang tampaknya kehilangan masker mereka saat mereka melakukan aktivitas atau berolahraga, dan itu pasti akan menjadi cara yang nyaman bagi mereka untuk selalu siap menggunakan masker," kata Nabeel Chaudhary, MD, dokter penyakit dalam dan perawatan primer bersertifikat di Manhattan Gastroenterology.

Tetapi di sisi lain, Chaudhary juga menyarankan untuk berhati-hati jika anak-anak yang menggunakannya karena rentan terlilit.

Meski masih menjadi kontroversi, Chaudhary menyarankan kalung masker untuk aktivitas luar seperti berlari, bersepeda, hiking, berjalan, dan kegiatan luar ruangan.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb