24 Juni 2020

Perbedaan Skoliosis Anak dan Dewasa. Kenali Sejak Dini Gejalanya!

Pahami perbedaannya ya, Moms!
Perbedaan Skoliosis Anak dan Dewasa. Kenali Sejak Dini Gejalanya!

Mungkin sebagian Moms bertanya-tanya apa itu skoliosis. Skoliosis merupakan masalah tulang yang bisa diderita anak maupun orang dewasa. Namun, terdapat perbedaan pada skoliosis anak dan dewasa.

Skoliosis dapat disebabkan oleh kondisi seperti cerebral palsy dan distrofi otot, tetapi sebagian besar kasus skoliosis berkembang pada anak-anak yang sehat. Berarti, tidak ada penyebab yang jelas.

Baca Juga: 9 Cara Deteksi Skoliosis Pada Anak Sejak Dini

Mengenal Jenis Skoliosis

perbedaan skoliosis anak dan dewasa
Foto: perbedaan skoliosis anak dan dewasa

Foto: health.clevelandclinic.org

Skoliosis idiopatik dapat mulai pada usia berapa pun selama masa kanak-kanak dan remaja. Namun, skoliosis paling banyak terjadi pada masa percepatan pertumbuhan, biasanya ketika anak-anak berusia 10-11 tahun.

Beberapa anak memiliki skoliosis neuromuskuler. Ini disebabkan oleh otot atau saraf yang lemah. Jenis skoliosis ini menyerang anak-anak dengan kondisi seperti cerebral palsy, spina bifida, dan distrofi otot.

Sedangkan skoliosis kongenital adalah skoliosis yang terbentuk saat lahir akibat buruknya pembentukan tulang belakang. Kadang hal ini tidak langsung muncul, tetapi saat masa tumbuh kembang anak masalah tulang ini baru mulai terlihat.

Baca Juga: Mengapa Bisa Terjadi Skoliosis Pada Anak?

Perbedaan Skoliosis Anak dan Dewasa

perbedaan skoliosis anak dan dewasa
Foto: perbedaan skoliosis anak dan dewasa

Foto: mydr.com.au

Sebelum mengetahui perbedaan skoliosis anak dan dewasa, penting bagi orang tua untuk memastikan anak melakukan pemeriksaan rutin sehingga kondisi seperti skoliosis dapat didiagnosis dan dikelola sejak dini.

"Jika skoliosis dapat didiagnosis sebelum anak mengalami lonjakan pertumbuhan, penyedia dapat menentukan rencana perawatan yang mencegah pembentukan kurva yang lebih besar selama masa pertumbuhan," jelas dokter Paul Sponseller, M.D., ahli ortopedi anak dan direktur Divisi Johns Hopkins dari Bedah Ortopedi Anak.

Lalu, apa saja yang menjadi perbedaan antara skoliosis anak dan dewasa yang dikutip dari WebMD?

Skoliosis Pada Anak

perbedaan skoliosis anak dan dewasa
Foto: perbedaan skoliosis anak dan dewasa

Foto: thejournal.ie

Gejala-gejala berikut ini biasanya muncul ketika seorang anak mulai memasuki usia antara 8 dan 10 tahun. Walau demikian, beberapa di antara mereka bahkan tidak mengalami gejala yang jelas seperti:

  • Memiliki bahunya dengan tinggi yang berbeda
  • Kepala anak terlihat tidak berada di tengah bagian tubuh
  • Satu pinggul lebih tinggi dari yang lain
  • Tulang rusuk yang menonjol
  • Ketika anak berdiri tegak, lengannya tidak menggantung lurus ke samping tubuhnya
  • Ketika anak membungkuk ke depan, kedua sisi punggungnya memiliki ketinggian yang berbeda

Gejala-gejala ini bahkan bisa bertambah buruk seiring dengan masa pertumbuhan anak. Selain itu, hal ini pun dapat memengaruhi rasa percaya diri yang ia miliki.

Baca Juga: 3 Penyebab Skoliosis pada Balita

Skoliosis Pada Orang Dewasa

perbedaan skoliosis anak dan dewasa
Foto: perbedaan skoliosis anak dan dewasa

Foto: cnsomd.com

Beberapa orang dewasa yang memiliki kondisi ini telah mengalaminya sejak mereka remaja. Seiring waktu, kurvanya pun semakin berkembang. Selain itu ada juga yang mengalami skoliosis karena bertambahnya usia. Keausan merusak tulang dan sendi di tulang belakang.

Seringkali, yang menjadi tanda umum perbedaan skoliosis anak dan dewasa adalah rasa sakit punggung yang berulang. Bahkan, saat tulang belakang melengkung, ia menekan saraf di sekitarnya dan menyebabkan gejala seperti kelemahan anggota tubuh dan mati rasa. Berikut ini gejala lain yang terlihat pada orang dewasa:

  • Bahu atau pinggul tidak rata
  • Jendul di punggung bawah
  • Mati rasa, kelemahan, atau sakit di kaki
  • Kesulitan saat berjalan
  • Kesulitan berdiri tegak
  • Merasa mudah lelah
  • Sesak napas
  • Kehilangan tinggi badan
  • Muncul tulang di sendi tulang belakang akibat kerusakan tulang dan sendi
  • Merasa cepat kenyang saat makan. Hal ini terjadi karena tulang belakang menekan perut.

Baca Juga: 7 Orang Terkenal Ini Ternyata Merupakan Penderita Skoliosis

“Deteksi dini itu penting. Sebagian besar anak-anak dengan skoliosis memang tidak akan memiliki efek jangka panjang yang berbahaya. Tetapi, beberapa kasus menghasilkan masalah serius nantinya jika tidak diobati,” jelas dokter Betty Warnock, Koordinator Program Klinik Pemeriksaan Skoliosis di Children's Healthcare of Atlanta, Amerika.

Masalah tulang ini lebih banyak memengaruhi anak perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Jika Moms menemukan Si Kecil menunjukkan tanda-tanda skoliosis, segera periksakan kondisinya secara teratur untuk memantau ukuran lekukan saat ia tumbuh.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb