28 Juni 2019

Picky Eater Karena Pemberian Makan Terlalu Dini, Benarkah?

Benarkah pemberian makan terlalu dini meningkatkan risiko picky eater?
Picky Eater Karena Pemberian Makan Terlalu Dini, Benarkah?

Apakah anak Moms sering menolak ketika diberikan jenis makanan tertentu, misalkan sayuran dan buah? Atau apakah anak Moms sangat menyukai jenis makanan tertentu yang membuat dia enggan untuk mencoba jenis makanan yang lain? Apakah anak Moms akan melakukan gerakan tutup mulut ketika diberikan makanan tertentu dari orang tuanya?

Jika iya, maka dapat dikatakan anak mengalami kondisi picky eater. Kondisi ini dialami rata-rata pada anak dengan rentang usia 1-5 tahun.

Meskipun picky eater wajar terjadi, namun sebaiknya segera diatasi karena dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Mengapa demikian? Ini faktanya.

“Setelah perkembangan dan pertumbuhan yang pesat pada usia di bawah 1 tahun, selanjutnya melambat dan nafsu makan mulai menurun. Kondisi picky eater yang berlanjut dapat menyebabkan anak berisiko kekurangan zat gizi, sehingga pertumbuhan dan perkembangannya dapat terganggu. Asupan nutrisi yang didapatkan ketika anak mengalami kondisi picky eater menjadi kurang bervariasi, seperti rendah asupan sayuran, buah, protein, dan serat,” ungkap dr. Francisca A Tjakradidjaja, dokter spesialis gizi klinik lewat Kulwap Orami Community pada Kamis (25/2) lalu.

Baca Juga: 4 Kesalahan Orang Tua yang Membuat Anak jadi Picky Eater

picky eater
Foto: picky eater (Orami Photo Stock)

Salah satu hal yang dianggap dapat menyebabkan picky eater adalah terlalu dini dalam memberikan makanan. Namun, apakah benar demikian? Faktanya, pemberian makanan pada anak yaitu setelah ia mendapatkan ASI selama 6 bulan, dapat dilakukan dengan pertimbangan melihat perkembangan berat badan anak.

Makanan pendamping ASI atau MPASI boleh diberikan lebih dini karena indikasi tertentu seperti berat badan anak dengan kenaikan kurang. Tentunya, semua disesuaikan berdasarkan kebutuhan anak dengan porsi yang tepat. Selain itu juga, perhatikan kualitas dan keamanan bahan makanannya, juga kebersihan saat mengolah makanan tersebut,” ujar dr. Francisca yang praktik di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa, Parung ini.

Jadi faktanya, pemberian makan terlalu dini tidak menyebabkan picky eater. Malahan, penyebab picky eater dipengaruhi oleh faktor terlambat mengenalkan makanan dan trauma makanan seperti pernah dipaksa atau rasa makanan yang tidak menyenangkan.

Namun, jika pemberian makanan terlalu dini, Moms harus memerhatikan menu, tekstur makanan yang bertahap sesuai perkembangan anak.

Baca Juga: Nafsu Makan Anak Berubah Tiba-Tiba, Mengapa?

Mengatasi Picky Eater dengan Tepat

Picky Eater karena Pemberian Makan Terlalu Dini, Benarkah-2.jpg
Foto: Picky Eater karena Pemberian Makan Terlalu Dini, Benarkah-2.jpg

Cara mengatasi kondisi picky eater adalah mengenali lebih dulu tentang karakteristik tahapan perkembangan anak, karena faktanya, setiap anak memiliki kondisi yang berbeda-beda. Selain itu, Moms bisa memperkenalkan makanan secara bertahap dan bervariasi.

Moms juga bisa mengajak untuk ikut serta dalam proses menyajikan makanan sambil memberikan penjelasan tentang makanan tersebut pada anak.

“Atur waktu makan yang teratur yaitu tidak boleh lebih dari 30 menit. Biasakan juga anak untuk makan di meja makan bersama dengan anggota keluarga yang lainnya. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan sehingga anak bisa menikmati makanan yang dikonsumsinya,” ujar dr. Francisca.

Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Susah Makan pada Anak Autis

Cara mengatasi picky eater lainnya adalah tidak memberikan camilan pada anak kurang dari 1 jam sebelum waktu makan. Biarkan anak mencoba untuk makan sendiri dan jangan biasakan untuk menyuapi anak saat makan.

Tetap awasi dan dampingi anak saat ia makan sendiri dan tidak perlu khawatir jika awalnya anak makan dengan keadaan kotor dan berantakan. Kembangkan kreativitas orang tua dalam menyediakan makanan anak.

Yang tidak kalah pentingnya adalah sabar, sabar, dan sabar. Anak membutuhkan paling tidak 15-20 kali untuk mengenal makanan baru agar ia mampu menikmatinya. Tetap konsisten memberikan makanan kepada anak tanpa harus memaksanya. Selamat mencoba, Moms!

(DG)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb