08 Mei 2018

Sariawan Pada Balita, Kenali Penyebab dan Cara Mengobatinya

Jangan sampai sariawan menyiksa Si Kecil
Sariawan Pada Balita, Kenali Penyebab dan Cara Mengobatinya

Moms, pernahkah menemukan sariawan pada balita? Duh, kasihan, ya, kalau melihat anak tak mau makan gara-gara sariawan. 

Sariawan adalah peradangan pada lapisan mukosa (struktur jaringan lunak) di mulut, bibir, lidah, gusi, pipi, atau langit-langit mulut. Sariawan atau dalam bahasa medis disebut stomatitis bisa disebabkan dua hal.

Pertama, virus herpes simpleks tipe 1 (beda dengan herpes genital yang disebabkan virus herpes 2 dan merupakan penyakit menular seksual).

Sariawan karena virus ini disebut heromat stomatitis/herpes stomatitis. Anak usia 6 bulan hingga 5 tahun sering mengalami herpes stomatitis. Namun, yang tersering adalah anak usia 1-2 tahun yang belum pernah terpapar virus herpes.

Baca Juga : 5 Cara Cepat Menyembuhkan Sariawan pada Balita

Kedua, aphthous/apomatun stomatitis, yang tak diketahui penyebabnya atau bahkan tanpa sebab. Namun, sariawan jenis ini diduga terkait sistem kekebalan tubuh, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12, atau alergi makanan. Aphthous stomatitis sering terjadi pada masa kanak-kanak atau remaja, puncaknya pada usia 10-19 tahun.

Peradangan di area mulut juga bisa dipicu oleh kurangnya kebersihan mulut, konsumsi makanan atau minuman yang terlalu panas, tergigit, efek obat-obatan, atau iritasi karena anak mengalami masalah pernapasan sehingga menyebabkan kekeringan pada jaringan mulutnya.

Apakah sariawan menular? Tergantung penyebabnya. Herpes stomatitis dinilai menular. Penularan terjadi melalui udara, misalnya percikan ludah, dicium, atau berbagi makanan dengan orang yang terinfeksi herpes secara aktif. Sedangkan, aphthous stomatitis tidak menular.

Kenali Gejala Sariawan Pada Balita

Sariawan ditandai beberapa gejala, di antaranya:

1. Demam dengan suhu tubuh 38-39ºC.

2. Lecet di sekitar lokasi peradangan. Dalam waktu 1-2 hari luka ini seperti melepuh.

3. Terbentuk bisul (ulkus) berukuran kecil

4. Gusi memerah, bengkak dan kadang berdarah.

5. Kelenjar di tenggorokan di bawah rahang meningkat dan terasa sakit.

Nah, rasa nyeri dan tak nyaman karena luka lecet di area mulut menyebabkan anak sulit menelan. Akibatnya, anak tak mau makan bahkan sekadar minum. Masalahnya, bila anak kurang asupan makanan dan cairan, risikonya adalah dehidrasi.

Gejala yang muncul karena dehidrasi di antaranya kondisi fisik lemah, mengantuk atau sulit bangun, tak buang air kecil dalam 8 jam dan urine sangat gelap. Hubungi dokter bila anak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, ya Moms.

Sariawan, Perlukah Obat?

Pengobatan stomatitis didasarkan pada masalah yang menyebabkannya. Sebagian besar kasus stomatitis pada anak-anak terbilang ringan dan sembuh dalam waktu relatif singkat.

Ya, stomatitis sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1 -2 minggu. Jadi, pengobatan medis biasanya tidak diperlukan. Kecuali, jika ulkus/bisul parah (lebih besar dari satu sentimeter atau tak sembuh lebih dari 2 minggu).

Meski begitu, ada pengobatan yang boleh digunakan agar anak merasa tenang dan nyaman, di antaranya:

1. Berikan parasetamol untuk mengurangi rasa sakit karena sariawan.

2. Asetaminofen dapat digunakan bila suhu tubuh di atas 101 ° F (38,3 ° C) dan bisa mengatasi rasa sakit.

3. Antibiotik tidak dianjurkan dalam mengobati stomatitis.

4. Jika kasusnya sangat parah, dokter mungkin meresepkan obat antivirus seperti asiklovir yang dapat membantu memperbaiki keadaan dengan lebih cepat.

5. Dokter mungkin merekomendasikan suplementasi asam folat, zat besi, atau vitamin B12.

Selain itu, beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:

1. Berikan anak minum sesering mungkin.

2. Berikan jus apel atau air kaldu hangat.

3. Hindari jus jeruk, makanan panas, pedas atau asin.

4. Pilih sikat gigi dengan bulu/sikat yang empuk agar tak terkena area yang sakit.

5. Setiap usai makan, bilas mulut dengan air.

6. Jaga kebersihan mulut

7. Pemeriksa gigi secara teratur

Tak sedikit orang dewasa atau anak yang tak diketahui ternyata bisa menularkan virus herpes. Karena itu, orang tua perlu waspada dan upayakan pencegahan atau tindakan preventif, misalnya anak tidak sembarang dicium orang lain, hindari berbagi makanan atau bermain dengan orang yang diketahui menderita infeksi herpes.

Jadi, Moms sekarang sudah tahu kan cara menangani sariawan pada balita?

(HIL)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb