
Dehidrasi pada anak terjadi ketika menggunakan atau kehilangan lebih banyak cairan daripada yang ia konsumsi, dan tubuh tidak memiliki cukup air serta cairan lain untuk menjalankan fungsi normalnya.
Jika Si Kecil tidak mengganti cairan yang hilang, maka ia akan mengalami dehidrasi pada anak.
Dilansir dari Mayo Clinic, penyebab paling umum dari dehidrasi pada anak karena muntah yang parah serta mengakibatkan diare biasanya adalah gastroenteritis. Namun, penyakit apa pun dengan diare terus-menerus, muntah, atau berkurangnya asupan cairan dapat menyebabkan dehidrasi pada anak.
Banyaknya keringat juga dapat mengakibatkan dehidrasi, terutama pada bayi dalam cuaca yang sangat panas, atau pada anak yang sedang melakukan aktivitas berat.
Baca Juga: Waspadai 4 Pertanda Dehidrasi
Foto: Dehidrasi pada anak, Foto : Orami Photo Stock
Foto: Orami Photo Stock
Di samping itu, dehidrasi pada anak dan bayi berisiko lebih besar daripada orang dewasa, sehingga Moms dan Dads harus menjaga mereka tetap terhidrasi setiap saat, utamanya ketika mereka sedang sakit.
Jika anak sangat haus, mereka mungkin sudah mengalami dehidrasi. Lalu, apa saja penyebab dehidrasi pada anak? Berikut ulasannya seperti dikutip dari artikel Mottchildren.org.
Dehidrasi paling sering disebabkan oleh demam, diare, muntah, dan penurunan kemampuan untuk minum atau makan yang berhubungan dengan infeksi virus.
Infeksi bakteri yang lebih serius dapat membuat anak kecil kemungkinannya untuk makan dan dapat menyebabkan muntah dan diare.
Keringat yang meningkat dari lingkungan yang sangat panas dapat menyebabkan dehidrasi.
Buang air kecil yang berlebihan dapat disebabkan oleh diabetes mellitus yang tidak disadari atau diobati dengan buruk (tidak mengonsumsi insulin) atau diabetes insipidus.
Kondisi seperti cystic fibrosis atau celiac sprue tidak memungkinkan makanan diserap dan dapat menyebabkan dehidrasi.
Baca Juga: Ketahui Risiko Penyakit Yang Mengintai Bayi Dehidrasi
Foto: Dehidrasi pada anak, Foto : Orami Photo Stock
Foto: Orami Photo Stock
Waspadai ciri-ciri dehidrasi pada anak berikut ini, dan segera beri tahu dokter anak jika ada yang berkembang. Berikut ini ciri-ciri dehidrasi pada anak menurut Healthychildren.org:
Seorang dokter dapat memeriksa dehidrasi dan mengisi kembali cairan dan garam Si kecil dengan cepat secara intravena (melalui pembuluh darah) jika diperlukan.
Foto: Dehidrasi pada anak, Foto : Orami Photo Stock
Foto: Orami Photo Stock
Ada beberapa tanda yang dapat membantu Moms dan Dads menentukan tingkat keparahan dehidrasi pada anak berdasarkan panduan keluaran World Health Organization, yaitu:
Saat Moms atau Dads memeriksa tanda-tanda bahaya umum, kalian pun akan memeriksa apakah dehidrasi pada anak itu memang berbahaya atau tidak dengan lesu atau tidak sadar.
Jika anak mengalami lesu atau tidak sadarkan diri, berarti ia memiliki tanda bahaya dehidrasi pada anak di bawah 1 tahun. Ingatlah untuk menggunakan tanda bahaya umum ini saat Moms dan Dads mengklasifikasikan dehidrasi pada anak tersebut
Seorang anak diklasifikasikan sebagai gelisah dan mudah tersinggung jika dia gelisah dan mudah tersinggung setiap waktu atau setiap kali disentuh.
Sementara itu jika bayi atau anak di bawah satu tahun tenang saat menyusui tetapi saat berhenti mereka pun akan gelisah dan mudah tersinggung.
Dehidrasi pada anak dapat menyebabkan mata cekung. Bila hendak memutuskan apakah Si Kecil matanya cekung, tanyakan pada diri sendiri kemudia orang lain apakah mereka mengira Si Kecil matanya cekung atau tidak.
Catatan pada anak malnutrisi berat bagina mata mungki terlihat selalu cekung, bahkan jika si anak kecil tidak mengalami dehidrasi. Tetap perhatikan tanda-tanda untuk mengklasifikasikan dehidrasi.
Moms dan Dads, tes mencubit kulit ini adalah bisa menjadi cara untuk menguji dehidrasi. Saat seorang anak mengalami dehidrasi, kulit kehilangan elastisitas. Maka, tes cubit kulit abdomen ini jadi caranya, yaitu:
Tes mencubit kulit tidak selalu merupakan tanda yang akurat. Pada anak dengan malnutrisi, kulit mungkin kembali secara perlahan meskipun anak tidak mengalami dehidrasi.
Kemudian, bila anak kelebihan berat badan atau mengalami edema, kulit dapat segera kembali meskipun anak tersebut mengalami dehidrasi.
Baca Juga: Kenali Dehidrasi Kronis, Begini Cara Penangananya!
Foto: dehidrasi pada anak: perawatan
Foto: Orami Photo Stock
Jika Si Kecil menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, sebaiknya hubungi dokter atau ke UGD. Perawatan untuk dehidrasi bayi tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan kondisinya.
Namun, ada juga perawatan dehidrasi pada anak yang bisa dilakukan menurut American Family Physcian:
Jika gejala ringan, dokter mungkin meminta Moms dan Dads untuk mulai merawat anak di rumah, dan terus memantau gejala dengan cermat. Perawatan dehidrasi pada anak ketika di rumah yaitu:
Jika dehidrasi semakin parah, Si Kecil mungkin perlu pergi ke rumah sakit. Dilansir dariThe Journal of Emergency Medicine, di rumah sakit dokter dapat:
Baca Juga: 4 Cara Mencegah Dehidrasi Saat Anak Diare
Si Kecil kehilangan cairan tubuh di siang hari, tetapi mereka mendapatkan semua cairan yang mereka butuhkan untuk menggantikan apa yang hilang melalui pemberian makan rutin mereka.
Hal ini akan menjadi keseimbangan alami. Ketika ada pergeseran keseimbangan itu, maka dehidrasi pada anak pun bisa terjadi.
Dengan memahami dehidrasi, penyebabnya, dan tanda peringatannya, Moms dan Dads dapat mencoba mencegahnya atau setidaknya mengetahuinya lebih awal. Jika melihat tanda-tanda dehidrasi pada anak segera hubungi dokter.