Ketahui 3 Tantangan Orang Tua Saat Melatih Stimulasi Motorik Anak
Setiap perkembangan dan pertumbuhan anak menjadi perhatian orang tua, begitu pula dengan perkembangan kemampuan motoriknya.
Kemampuan motorik adalah kemampuan untuk menggerakan otot-otot di tubuh, baik gerakan otot besar (motorik kasar) maupun gerakan otot kecil (motorik halus).
Perkembangan kemampuan ini berawal dari kepala hingga ke kaki, atau dari atas ke bawah. Misalkan pada awalnya bayi mampu mengangkat kepala sendiri atau berguling, lama-kelamaan ia akan dilatih untuk dapat duduk tegak hingga mampu berdiri tanpa berpegangan, berjalan stabil, dan berlari.
Kemampuan motorik anak dipengaruhi oleh usia, faktor fisik anak, dan juga seberapa efektif stimulasi yang diberikan.
Stimulasi motorik anak harus dilatih sejak dini agar nantinya kemampuan motorik anak dapat berkembang secara optimal.
Baca Juga: Tahapan Perkembangan Motorik Kasar Anak Berdasarkan Usianya
Menurut early childhood practitioner, Carmelia Riyadhni, gerakan motorik adalah fondasi yang kuat dalam mendukung aktivitas bermain, belajar, bersosialisasi, dan membangun kepercayaan diri anak nantinya.
Bahkan, kemampuan motorik anak ternyata dapat memengaruhi tentang prestasi akademik anak kelak di bangku sekolah.
“Setiap saat manusia melakukan kegiatan, seperti duduk, berdiri, maupun bergerak. Ketika masih bayi, anak masih belajar menyempurnakan kemampuan ini. Untuk itu, stimulasi harus rutin dilakukan agar meningkatkan daya tahan tubuh supaya ia lebih kuat bergerak,” ungkap Carmelia ketika berbincang-bincang pada Kulwap Orami Community, Selasa (5/3) lalu.
Melihat pentingnya stimulasi ini, orang tua diwajibkan untuk terus melakukannya secara konsisten.
Hal ini bisa dijadikan dengan mudah meskipun ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Berikut beberapa tantangan yang harus dihadapi orang tua ketika melatih stimulasi motorik anak.
Baca Juga: 4 Jenis Permainan untuk Mengasah Kemampuan Motorik Balita
1. Ruang Terbuka yang Sedikit
Melatih stimulasi motorik anak perlu dilakukan di dalam dan di luar rumah. Kalau di dalam rumah, orang tua bisa bermain dengan mainan yang ada.
Stimulasi di luar rumah juga penting untuk dilakukan, terutama untuk mengenalkan anak tentang lingkungannya dan sebagai adaptasi daya tahan tubuh anak.
Namun terkadang, tidak semua keluarga memiliki ruang terbuka yang memadai. Misalkan area rumah yang semakin sempit, tidak terdapat taman dekat rumah, atau playground dekat rumah yang sesuai ditemui.
Cara untuk menyiasatinya adalah memaksimalkan stimulasi pada area sekitar rumah, misalkan dengan berkeliling kompleks. Temukan stimulasi yang tepat dan sesuai dengan usia anak.
Tidak ada salahnya meluangkan waktu untuk mencari playground yang tepat untuk anak meskipun memiliki jarak yang cukup jauh dari rumah.
2. Terlalu Protektif
Setiap orang tua rasanya wajar untuk mengkhawatirkan kondisi anaknya. Namun, dalam beberapa kasus, ada orang tua yang terlalu protektif sehingga akhirnya menghambat perkembangan motorik anak.
“Misalkan, anak diharapkan untuk selalududuk di strollerketika berada di mal supaya tidak hilang. Atau anak dilarang bermain di taman umum karena orang tuanya merasa lingkungan tersebut kurang aman. Padahal, ada waktunya orang tua memberikan waktu untuk anak mengeksplorasi, tentunya dengan pengawasan dari orang tua,” ungkap Carmelia yang juga merupakan co-founder dari Rumah Dandelion ini.
Tak perlu takut anak jatuh saat berjalan, atau anak jadi kotor saat bermain di taman, karena hal tersebut menjadi bagian dari adaptasi daya tahan tubuhnya.
Jangan sampai sikap protektif berlebihan dari orang tua membuat kemampuan motorik anak tidak maksimal.
Baca Juga: 5 Tahap Penting Perkembangan Motorik Bayi, Apa Sudah Sesuai?
3. Teknologi yang Berkembang Pesat
Saat ini bisa dikatakan teknologi berkembang sangat pesat dan setiap aspek dari kehidupan kita dekat dengan teknologi.
Aktivitas menonton TV, bermain gadget, membaca buku lewat teknologi augmented reality (AR) menyita waktu anak untuk duduk dan kurang bergerak.
Orang tua harus lebih disiplin tentang pengaturan waktu anak dapat menggunakan gadget. Boleh saja bermain gadget, namun tetap atur waktu dan pastikan anak tidak terlalu lama duduk sambil bermain gadget.
Menjadi orang tua memang akan selalu memiliki tantangan tersendiri, termasuk saat melatih motorik anak. Nikmati prosesnya dan temukan solusi yang tepat, ya, Moms!
(DG/INT)
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.