27 September 2019

Telinga Si Kecil Berdenging? Hati-Hati Balita Mengalami Tinnitus

Tinnitus yang parah bisa membuat anak stres
Telinga Si Kecil Berdenging? Hati-Hati Balita Mengalami Tinnitus

Sebuah studi yang dikutip website hear-it.org menyebutkan bahwa 6-13% anak dengan pendengaran normal mengalami tinnitus. Sementara itu, di antara anak-anak dengan masalah pendengaran, prevalensinya 24-29%.

Sebenarnya, apa itu tinnitus?

Tinnitus adalah kondisi ketika anak mendengar suara dering dari dalam telinga. Bunyi tersebut bisa terus-menerus atau jarang-jarang, di satu telinga atau keduanya, serta bernada tinggi atau rendah.

Baca Juga: Jangan Anggap Sepele Sakit Telinga Pada Anak

Tinnitus pada Anak

Tinnitus pada Anak.jpg
Foto: Tinnitus pada Anak.jpg

Foto: ctfassets.net

Kebanyakan anak dengan tinnitus memiliki pendengaran normal. Namun, pada kasus yang paling parah, tinnitus bisa menyebabkan gangguan pendengaran.

Tinnitus pada anak sering terjadi tanpa disadari. Dalam banyak kasus, anak masih terlalu kecil sehingga belum bisa mendeskripsikan apa yang mereka dengar.

Beberapa anak yang terlahir dengan tinnitus atau terkena kondisi ini pada usia yang sangat muda seringkali percaya bahwa anak-anak lain mendengar suara yang sama. Mereka jadi menganggapnya normal dan jarang membicarakan tentangnya.

Sebagian anak merasa tidak terlalu terganggu dengan tinnitus. Namun, pada 1 dari 12 anak, kondisi ini mengganggu tidur dan konsentrasi di sekolah. Dalam kasus yang parah, anak bisa merasa sangat stres atau depresi.

Mendengar suara aneh di kepala sementara orang lain tidak mendengarnya bisa terasa menyeramkan dan membingungkan. Mereka jadi merasa terkucilkan karena berpikir hanya mereka yang mengalami tinnitus.

Gejala Tinnitus

Gejala Tinnitus.jpg
Foto: Gejala Tinnitus.jpg

Foto: irishexaminer.com

Tergantung umur anak, kemampuan mengekspresikan diri, serta tingkat keparahan tinnitus, gejalanya bisa meliputi:

  • Suara berdering, berdengung, berdesis, seperti klik, siulan, atau gemuruh
  • Sensitif terhadap suara bising
  • Kurang fokus dan gelisah pada balita
  • Tantrum, rewel, dan anak tampak memegangi kepala atau telinganya
  • Lelah berlebihan
  • Cemas atau depresi

Baca Juga: Ikuti 4 Tips Menjaga Pendengaran Agar Tetap Baik dan Sehat Ini

Penyebab Tinnitus pada Anak

Penyebab Tinnitus pada Anak.jpg
Foto: Penyebab Tinnitus pada Anak.jpg

Foto: howtogeek.com

Anak dengan tinnitus kemungkinan bagian dalam telinganya rusak sehingga terjadi malfungsi di sistem penghasil suara di otak yang menyebabkan munculnya suara berdering.

Seperti pada orang dewasa, tinnitus pada anak bisa disebabkan infeksi telinga, sering mendengar suara yang bising, atau cedera kepala.

Penyebab-penyebab tinnitus secara umum (baik pada anak maupun dewasa) di antaranya:

  • Akumulasi terpaan suara bising akibat mendengar musik terlalu kencang memakai earphone
  • Penumpukan kotoran di saluran telinga
  • Infeksi telinga atau sinus
  • Sendi rahang bergeser
  • Trauma leher atau kepala, misalnya gegar otak
  • Menjadi perokok pasif
  • Pengobatan seperti kemoterapi, antibiotik tertentu, aspirin, dan lainnya yang bisa merusak telinga bagian dalam
  • Cedera telinga, misalnya karena memasukkan benda terlalu jauh ke dalam telinga
  • Kehilangan pendengaran karena kejadian tertentu atau karena bawaan
  • Pertumbuhan tulang di bagian tengah telinga yang tidak normal
  • Tumor yang tumbuh lambat di saraf pendengaran, vestibular, atau wajah
  • Penyakit Ménière

Bisakah Tinnitus Disembuhkan?

Bisakah Tinnitus Disembuhkan.jpg
Foto: Bisakah Tinnitus Disembuhkan.jpg

Foto: healthnavigator.blob.core.windows.net

Seperti pada dewasa, tinnitus pada anak-anak jarang sekali bisa disembuhkan secara total dan tidak ada pengobatan khusus untuk kondisi ini. Namun, kebanyakan anak-anak akan merasa terbiasa seiring mereka tumbuh besar.

Bagaimanapun juga, ada beberapa terapi yang dapat membantu anak-anak untuk rileks dan tidak terlalu fokus pada telinganya yang berdenging.

Terapi tersebut juga bisa mengurangi stres dan kelelahan yang bisa memperparah tinnitus serta memperbaiki respons otak.

(EMA)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb