16 April 2019

Unik, Begini Cara Negara Lain Rayakan Kemeriahan Bulan Ramadhan

Tradisi menyambut bulan Ramadan yang unik!
Unik, Begini Cara Negara Lain Rayakan Kemeriahan Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan lebih dari sekedar berpuasa saja, para umat Muslim yang merayakan paham akan sucinya bulan ini. Karenanya, penting bagi yang merayakannya untuk melakukan dengan khidmat.

Setiap negara dengan umat Muslim terbanyak memiliki tradisi masing-masing dalam menyambut bulan Ramadhan.

Di Indonesia, tepatnya Jawa Tengah dan Jawa Timur, umat Muslim melakukan ritual untuk 'membersihkan' diri mereka pada hari sebelum Ramadhan yang disebut padusan (artinya 'mandi' dalam dialek Jawa).

Ritual ini dilakukan dengan membasahi tubuh mereka dari ujung kepala hingga ujung kaki. Praktek ini diyakini telah disebarkan oleh Wali Songo.

Lalu, bagaimana dengan tradisi di bulan Ramadhan di negara lain? Yuk, cari tahu lebih lanjut di artikel ini.

Baca Juga: 4 Pasangan Ini Berikan Suvenir Pernikahan Mewah Bagi Para Undangan

1. Lebanon - Midfa Al Iftar

tradisi1
Foto: tradisi1

Foto: whatspm.ae

Di banyak negara di Timur Tengah, meriam ditembakkan setiap hari selama bulan Ramadhan untuk menandai akhir waktu berpuasa. Tradisi ini, dikenal sebagai Midfa Al Iftar, yang telah berlangsung di Mesir lebih dari 200 tahun yang lalu.

Asal mulanya, saat menguji meriam baru saat matahari terbenam, Penguasa Ottoman, Khosh Qadam, tidak sengaja menembakkan meriam, dan suara yang bergema di seluruh Kairo membuat banyak warga sipil menganggap bahwa ini cara baru untuk menandai akhir puasa.

2. Uni Emirat Arab - Haq Al Laila

tradisi2
Foto: tradisi2

Foto: youtube.com

Seringkali tradisi ini dibandingkan dengan kebiasaan Barat yaitu trick-or-treat saat Halloween, tradisi Haq Al Laila dilakukan pada tanggal 15 Sha'ban, satu bulan sebelum Ramadhan.

Tradisi ini diketahui dari melihat anak-anak berkeliaran di lingkungan mereka mengenakan pakaian yang cerah, mengumpulkan permen dan kacang-kacangan dalam tas jinjing yang dikenal sebagai Kharyta, sambil menyanyikan lagu-lagu lokal tradisional.

Nyanyian "Aatona Allah Yutikom", "Bait Makkah Yudikum", yang diterjemahkan dari bahasa Arab ke "Beri kami dan Allah akan membalas Anda dan membantu Anda mengunjungi Rumah Allah di Mekah", bergema di jalan sambil anak-anak dengan semangat mengumpulkan hadiah.

3. Pakistan - Chaand Raat

tradisi3
Foto: tradisi3

Foto: iwasii-photo.com

Saat melihat bulan baru menandai akhir Ramadan dan awal Idul Fitri, maka mulailah perayaan Chaand Raat di Pakistan. Setelah berbuka puasa di hari terakhir, para wanita berbondong-bondong ke pasar lokal untuk membeli gelang warna-warni, lalu melukis tangan dan kaki dengan menggunakan tanaman pacar.

Karena tradisi ini, para pemilik toko mendekorasi kios mereka dan tetap buka sampai dini hari. Wanita setempat yang berbakat menyiapkan toko pacar dekat dengan toko perhiasan, sehingga mereka dapat menarik pelanggan berbelanja dan menggunakan pacar di tempat.

4. Maroko - Nafar Meniup Terompet

nafar an old moroccan music instrument
Foto: nafar an old moroccan music instrument

Selama bulan Ramadhan, lingkungan di Maroko dikelilingi oleh nafar, yaitu penjaga kota yang mengenakan pakaian tradisional gandora, sandal dan topi, ini menandai dimulainya fajar.

Nafar dipilih oleh warga kota karena kejujuran dan empati nya, mereka berjalan menyusuri jalan sambil meniup terompet untuk membangunkan mereka untuk sahur. Mirip dengan kegiatan sahur on the road yang dilakukan di komplek.

Baca Juga: Melihat Kepribadian Berdasarkan Jenis Makanan Favorit

5. Turki - Bahşiş 

1143002 33ba587f9284879657aa5947ef5b5b86

Foto: 1143002 33ba587f9284879657aa5947ef5b5b86
Foto: businessht.bloomberght.com

Sejak zaman Kekaisaran Ottoman, masyarakat yang berpuasa selama bulan Ramadhan dibangunkan oleh bunyi genderang yang memukul di pagi hari untuk sahur.

Ada lebih dari 2000 drummer masih berkeliaran di jalan-jalan Turki, menyatukan komunitas lokal selama bulan suci. Para penabuh genderang mengenakan kostum Ottoman konvensional, termasuk fez (sejenis topi) dan rompi yang keduanya didekorasi dengan motif tradisional.

Ketika mereka berkeliling dengan davul (drum berkepala dua Turki) mereka, para drummer mengandalkan kemurahan hati penduduk untuk memberi mereka tip (bahşiş) atau bahkan mengundang mereka untuk berbagi makanan sahur mereka.

Bahşiş ini biasanya dikumpulkan dua kali pada bulan suci, tradisi ini dipercaya bahwa mereka akan menerima keberuntungan sebagai imbalan atas kebaikan mereka.

6. India - Seheriwala

Foto: timesofindia.indiatimes.com

Seheriwalas atau zohridaars adalah bagian dari tradisi Muslim masyarakat India yang telah bertahan dan mewakili budaya dan warisan Mughal, sebuah kota yang lama.

Selama bulan suci Ramadhan, para seheriwala berjalan di jalan-jalan kota pada jam-jam pagi, meneriakkan nama Allah dan Nabi, sebagai panggilan bangun bagi umat Islam untuk sahur.

Praktek ini sudah berdiri berabad-abad, dan masih dilakukan di beberapa bagian kota Delhi Lama, khususnya di lingkungan yang berpenduduk Muslim tinggi.

Tradisi ini mulai berkeliling sejak pukul 2.30 pagi dan sering membawa tongkat untuk mengetuk pintu dan dinding rumah. Bagi sebagian besar seheriwalas, tradisi ini diturunkan dari generasi ke generasi dalam keluarga.

(AP/IRN)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb