14 Maret 2022

7 Cara Mengobati Vulvodynia, Pahami Juga Jenis, Penyebab, serta Gejala Nyeri di Vagina Ini

Ternyata vagina juga bisa depresi, lho!

Rasa seperti terbakar, menyengat dan pegal pada organ intim atau vagina bukan sekadar penyakit menular seksual biasa. Bisa jadi, kondisi tersebut adalah vulvodynia.

Vulvodynia adalah rasa sakit kronis pada kulit di sekitar vagina yang bisa terjadi tanpa gejala dan berlangsung selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.

Rasa sakit ini bisa timbul ketika vagina disentuh, seperti saat berhubungan seks, ketika mengenakan tampon, atau bahkan jika sedang duduk.

Menurut penelitian yang diterbitkan di International Journal of Women's Health, diungkapkan bahwa vulvodynia dapat memengaruhi hingga 16% wanita di dunia dari berbagai kelompok umur dan etnis.

Baca Juga: 3 Manfaat Probiotik untuk Kesehatan Vagina

Jenis Vulvodynia

Jenis Vulvodynia
Foto: Jenis Vulvodynia

Foto: unsplash.com

Kondisi vulvodynia pada wanita terjadi pada vulva, bagian luar dari alat genital wanita, seperti labia, lubang vagina, dan klitoris.

Masalah pada vulva ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Vulvodynia Umum

Vulvodynia umum merupakan nyeri yang terjadi di berbagai area vulva pada waktu yang berbeda.

Nyeri yang dialami mungkin dapat terjadi secara konstan atau dapat terjadi sesekali.

Sentuhan atau tekanan yang dilakukan pada area yang bermasalah dapat memperburuk rasa sakit.

2. Vulvodynia Lokal

Jenis vulvodynia ini hanya terjadi pada satu titik di area vulva. Nyeri yang dialami dapat disebabkan oleh adanya tekanan atau sentuhan, seperti duduk dan melakukan hubungan intim.

Nyeri yang dialami pun biasanya terasa seperti terbakar.

Gejala Vulvodynia

Gejala Vulvodynia
Foto: Gejala Vulvodynia

Foto: self.com

Gejala utama dari masalah pada vulva ini adalah rasa sakit yang terjadi secara terus-menerus di dalam dan sekitar vulva pada vagina.

Meskipun terdapat nyeri, namun tampilan pada vulva biasanya terlihat normal.

Nyeri yang dialami biasanya ditandai dengan:

  • Adanya rasa terbakar, menyengat, dan berdenyut.
  • Rasa nyeri dapat dirasakan saat memasang tampon atau melalukan hubungan intim.
  • Nyeri saat duduk.
  • Rasa nyeri dapat menyebar hingga ke seluruh area genital hingga anus.

Nyeri di area genital sering kali membuat penderitanya merasa malu untuk membicarakannya dan merasa terisolasi.

Jika terus terjadi, hal ini akan berdampak pada hubungan dengan pasangan, mengurangi dorongan seks, dan menyebabkan suasana hati yang buruk, hingga depresi.

Maka dari itu, bila Moms mengalami hal serupa segera lakukan pemeriksaan ke dokter ahli.

Penyebab Vulvodynia

Penyebab Vulvodynia
Foto: Penyebab Vulvodynia (shutterstock.com)

Foto: shutterstock.com

Sebagian besar penyebab vulvodynia tidak dapat diketahui sebab kondisi ini tidak menunjukkan adanya infeksi seperti pada infeksi menular seksual (IMS).

Namun, beberapa hal di bawah ini merupakan kemungkinan dari penyebab terjadinya vulvodynia, antara lain:

Adapun faktor risiko lainnya yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi ini, meliputi:

  • Temporomandibular disorders/TMD (nyeri sendi dan otot)
  • Irritable bowel syndrome/IBS (gangguan usus besar)
  • Fibromyalgia (nyeri sekujur tubuh)
  • Depresi dan mengalami gangguan kecemasan
  • Post-traumatic stress disorder (PTSD)

Baca Juga: 5 Makanan Enak dan Baik untuk Kesehatan Vagina

Pengobatan Vulvodynia

Pengobatan Vulvodynia
Foto: Pengobatan Vulvodynia (shutterstock.com)

Foto: shutterstock.com

Pengobatan vulvodynia tentunya akan membutuhkan waktu. Dokter yang menangani pastinya akan menemukan kombinasi perawatan yang tepat sesuai dengan keadaan pasien.

Dalam studi di jurnal Obstetrics and Gynecology Clinics of North America, dapat disarankan terapi medis dengan neuromodulator sistemik untuk pengobatan vulvodynia umum terapi disarankan.

Proses ini merupakan serangkaian perubahan aktivitas saraf melalui pengiriman stimulus yang ditargetkan ke sistem neurologis tertentu dalam tubuh untuk menormalkan fungsi jaringan saraf.

Dalam penelitian itu juga disebutkan bahwa dibutuhkan pendekatan multidisiplin untuk pengobatan vulvodynia, agar mencapai hasil terbaik untuk setiap jenis nyerinya.

Namun, perlu diingat bahwa metode pengobatan yang akan dilakukan memiliki kemungkinan dapat gagal, maka dari itu proses perawatannya membutuhkan kesabaran.

Biasanya dokter akan memberikan sejumlah perawatan, seperti:

1. Obat Topikal

Krim dan salep yang mengandung anestesi atau obat penstabil saraf dapat dioleskan ke area vulva.

Terkadang obat topikal ini digunakan sebelum melakukan hubungan seksual.

2. Obat Saraf

Obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi kondisi ini, yakni antidepresan dan antikonvulsan, yang bekerja dalam mengatasi nyeri pada saraf.

Baca Juga: 19+ Cara Merawat Vagina agar Tetap Sehat, Yuk Lakukan!

3. Blok Saraf

Blok saraf merupakan injeksi obat anestesi yang dapat mengganggu sinyal yang mengirim rasa sakit dari saraf ke otak, dan hanya ampuh untuk meredakan nyeri beberapa saat saja.

4. Terapi Fisik

Terapi fisik dapat dijadikan sebagai terapi pengobatan vulvodynia yang dilakukan untuk myofascial release.

Myofascial release merupakan tindakan yang dilakukan untuk meregangkan fascia (jaringan penghubung yang menahan bagian dalam tubuh) akibat adanya kontraksi otot yang berlebih.

5. Konseling

Metode satu ini sangat direkomendasikan, karena vulvodynia dapat memengaruhi hubungan seksual bersama pasangan, harga diri, dan kualitas hidup secara keseluruhan.

Baca Juga: Mengenal Sindrom Inflamasi Multisistem, Penyakit yang Menyerang Anak Pasca COVID-19

6. Diet

Mengubah pola makan dapat membantu terjadinya kondisi ini. Hal tersebut bisa dilakukan dengan tidak mengonsumsi makanan yang bisa menjadi pemicunya.

Contoh makanan dan minuman tersebut antara lain:

  • Kafein di dalam kopi
  • Makanan tinggi gula, seperti permen, es krim, selai, dan aneka kue
  • Makanan asam
  • makanan yang diproses

Baca Juga: Vaginismus, Kejang Otot Pada Vagina Padahal Belum Berhubungan Intim

7. Mengelola Stres

Mengelola stres dan mencoba untuk rileks adalah bagian penting dalam meringankan nyeri yang dialami.

Stres seringkali memiliki kontribusi pada banyak kondisi kronis, termasuk nyeri vulva kronis.

Stres dapat meningkatkan tekanan darah, mengurangi kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi.

Stres juga dapat memengaruhi produksi hormon, termasuk mengaktifkan produksi kortison di kelenjar adrenal dan mengganggu keseimbangan antara estrogen dan progesteron.

Ada banyak teknik relaksasi yang bisa Moms pelajari dan praktikkan dengan mudah di rumah, termasuk meditasi, latihan pernapasan dalam, dan relaksasi otot progresif.

Cara Lain untuk Mencegah dan Meredakan Nyeri Akibat Vulvodynia

Selain melakukan metode pengobatan di atas, beberapa hal lainnya yang bisa dilakukan untuk mengatasi atau meredakan kondisi ini, meliputi:

  1. Hindari menggunakan pakaian yang ketat.
  2. Kompres area genital yang sakit dengan menggunakan ice gel pack.
  3. Kontrol tingkat stres, serta istirahat yang cukup.
  4. Jika harus duduk dalam waktu yang lama, bisa menggunakan bantal duduk bentuk donat untuk meringankan nyerinya
  5. Hindari olahraga yang dapat memberi tekanan pada vulva, seperti bersepeda atau menunggang kuda.
  6. Menggunakan pakaian berbahan katun.
  7. Hindari iritasi pada area vulva dengan mencucinya secara perlahan tanpa menggunakan sabun.
  8. Gunakan pelumas saat berhubungan intim.

Baca Juga: Vagina Kering, Apa Penyebab dan Cara Mengatasinya?

Diagnosis Vulvodynia

Diagnosis Vulvodynia
Foto: Diagnosis Vulvodynia

Foto: virtuosagyn.com

Untuk langkah awal, dokter akan menanyakan terkait riwayat medis pasien dan melakukan pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menyentuh area di sekitar vulva menggunakan kapas untuk mengetahui lokasi dan intensitas nyeri yang dialami.

Selanjutnya pemeriksaan akan dilanjutkan dengan mengambil sampel swab untuk menguji infeksi, dan biopsi yang dilakukan dengan mengambil jaringan dari area yang bermasalah.

Biopsi dapat dilakukan jika saat pemeriksaan ditemukan adanya lesi atau hal-hal yang tidak normal.

Itu dia informasi terkait vulvodynia yang dapat terjadi pada setiap perempuan tanpa memandang usia.

Jangan sampai kondisi ini mengganggu kehidupan sehari-hari. Karena itu, segera periksakan ke dokter jika mengalami gejalanya.

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/labs/pmc/articles/PMC4014358/
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/189076#diet
  • https://www.nhs.uk/conditions/vulvodynia/
  • https://www.webmd.com/women/guide/vulvodynia
  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17878-vulvodynia
  • https://www.healthywomen.org/condition/vulvodynia/organizations-and-support
  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28778645/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.