Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Langkah-langkahnya!
Undang-Undang Aturan Inisiasi Menyusu Dini
Seperti diketahui sebelumnya, inisiasi menyusu dini dilakukan agar bayi bisa mencari puting susu sendiri tanpa bantuan.
Mengingat ini memiliki banyak manfaat, IMD merupakan hak yang dijamin dalam Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang ASI eksklusif.
"Aturan ini merupakan penjabaran dari Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan," terang Slamet Riyadi Yuwono selaku Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan.
Disampaikan bahwa dalam Pasal 129 undang-undang tersebut, pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan IMD.
Tak lain, tentunya ini dalam rangka menjamin hak bayi untuk mendapatkan ASI secara eksklusif.
Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) pun menyoroti ini untuk hak IMD sebagai ibu pekerja.
Sektor perkantoran atau fasilitas umum diwajibkan untuk menyediakan ruang menyusui, adapun ini ditetapkan dalam undang-undang.
Terlepas cuti melahirkan di Indonesia hanya 3 bulan, negara mendukung ibu pekerja bisa memberikan ASI dengan memompa dan menyusui selama jam kerja.
Baca Juga: 8 Rekomendasi Bra Menyusui dan Tips Memilihnya
Cara Melakukan Inisiasi Menyusu Dini
Lantas, bagaimana cara yang tepat melakukan inisiasi menyusu dini pada bayi baru lahir?
Berikut tahapan yang bisa dicoba dengan mudah guna Si Kecil bisa menyusui mandiri, di antaranya:
1. Dilakukan Segera Setelah Bayi Lahir
Cara sukses melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) yakni dengan segera atau maksimal 1 jam setelah bayi lahir.
Bayi umumnya bergerak secara aktif di perut selama kehamilan. Tidak ada sehelai kain pun yang memisahkan antara kulit Si Kecil dengan Moms.
Bayi yang baru lahir bahkan bisa mencium aroma ibunya sendiri dan dapat membuka mulut mencari puting susu.
Ketika ini terjadi, biarkan lidah Si Kecil menjilati kulit badan ibunya sesaat setelah dilahirkan.
Kemudian sekitar 40 menit, biarkan bayi bergerak ke bagian dada untuk mencari puting susu payudara.
Nantinya, ia akan belajar menyusui dan mengisap ASI dengan mandiri. Diutamakan untuk melakukan IMD ini maksimal hingga 1 jam lamanya.
2. Hindari Mengeringkan Tubuh Bayi
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menilai tubuh bayi baru lahir tak perlu dikeringkan dengan sepenuhnya.
Biarkan sisa cairan ketuban menyelimuti tubuhnya sebagai penahan panas pada kulit bayi.
Segera setelah bayi lahir, letakkan ia di tubuh ibunya untuk mencari puting payudara.
Diketahui, cairan ketuban yang menempel di tubuh bayi memiliki aroma yang sama dengan puting payudara.
Upaya ini akan lebih baik apabila bayi ditengkurapkan di atas perut ibu dan kepala menghadap ke arah payudara.
Baca Juga: Mudah, Ini Cara agar Bayi Cepat Tidur tanpa Digendong!
3. Biarkan Bayi Bergerak Sendiri
Proses inisiasi menyusu dini akan dilanjutkan dengan bayi bergerak menuju arah payudara ibunya.
Stimulasi ini akan membantu perut bayi berkontraksi secara alami. Meskipun kemampuan bayi terbatas, ia bisa melihat areola atau puting payudara ibu.
Tak jarang juga, sebagian bayi mungkin akan membentur-benturkan kepalanya ke dada ibu.
Ini adalah proses yang wajar dan merupakan stimulasi yang menyerupai pijatan pada payudara ibu.
Bayi akan mencapai puting payudara dengan mengandalkan indera penciuman dan dipandu oleh bau pada tangannya.
Si Kecil akan mengangkat kepala, mulai mengulum puting, dan mulai menyusu. Hal tersebut mungkin dapat tercapai antara 27-71 menit.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.