24 November 2023

Ular Sanca Kembang, Salah Satu Ular Raksasa di Dunia

Dapat ditemukan di wilayah Indonesia
Ular Sanca Kembang, Salah Satu Ular Raksasa di Dunia

Foto: Freepik.com

Ular sanca kembang atau Malayopython reticulatus adalah salah satu jenis ular piton terbesar di dunia.

Ular ini dapat ditemukan di Indonesia, khususnya di hutan hujan. Ular ini memiliki gigi tajam yang melengkung ke belakang, berjumlah empat baris pada rahang atas, serta dua di rahang bawah.

Gigi tersebut digunakan untuk menangkap mangsa kemudian melilitnya dengan sangat kuat hingga mangsanya mati.

Ular sanca kembang sering kali menjadi ancaman bagi manusia karena ukurannya yang besar dan kekuatan lilitannya.

Berikut penjelasan lengkap tentang ular sanca kembang, simak sampai akhir, ya!

Baca Juga: Ular Weling dengan Sederet Mitos dan Faktanya

Penjelasan Tentang Ular Sanca Kembang

Sanca Kembang
Foto: Sanca Kembang (Zooinstitutes.com)

Ular sanca kembang memiliki klasifikasi ilmiah sebagai berikut:

  • Kerajaan: Animalia
  • Filum: Chordata
  • Kelas: Reptilia
  • Ordo: Squamata
  • Famili: Pythonidae
  • Genus: Malayopython
  • Spesies: M. reticulatus

Ular sanca ini sebelumnya dikenal dengan nama ilmiah Python reticulatus, kini telah mengalami perubahan dalam klasifikasi ilmiahnya menjadi Malayopython reticulatus.

Ular ini merupakan salah satu jenis ular piton terbesar di dunia dan dapat ditemukan di hutan hujan Indonesia.

Ular sanca kembang memiliki pola sisik berbentuk jala (reticula) yang tersusun dari warna-warna hitam, kecokelatan, kuning, dan putih di sepanjang sisi dorsal tubuhnya.

Ular sanca ini termasuk jenis ular yang lebih aktif pada malam hari (nocturnal).

Mereka biasanya bersifat soliter dan bergerak dengan lambat. Ular ini dapat menghabiskan sebagian besar hidupnya di pepohonan atau di tanah.

Baca Juga: Mengenal Ular Pucuk, Sering Ditemukan di Pemukiman!

Ciri Umum Sanca Kembang

Berikut beberapa ciri yang membedakannya dengan jenis ular lain.

Ciri Fisik

Ular sanca kembang memiliki ukuran tubuh yang besar dengan ciri khas pola sisik berbentuk jala (reticula) yang tersusun dari warna-warna hitam, kecokelatan, kuning, dan putih di sepanjang sisi dorsal tubuhnya.

Sisik-sisik di bagian dorsal (punggung) tersusun dalam 70-80 deret, sedangkan sisik-sisik ventral (perut) berjumlah 297-332 buah, mulai dari bawah leher hingga ke kloaka.

Sisik-sisik subkaudal (sisi bawah ekor) terdapat sebanyak 75-102 pasang.

Perisai rostral (sisik di ujung moncong) dan empat perisai supralabial (sisik-sisik di bibir atas) yang terletak di bagian depan memiliki lekukan yang berfungsi sebagai sensor panas (heat sensor pits).

Ular ini juga memiliki gigi tajam yang melengkung ke belakang, jumlah empat baris pada rahang atas, serta dua di rahang bawah.

Perilaku

Ular sanca ini cenderung hidup di hutan-hutan tropis yang lembap dan bergantung pada ketersediaan air, sehingga sering ditemui tidak jauh dari badan air seperti sungai, kolam, dan rawa.

Sebagian besar spesies sanca adalah predator penyergap, yang mana ular ini tidak bergerak dalam posisi menyamarkan diri (kamuflase) dan kemudian menyerang mangsa yang lewat secara tiba-tiba.

Ular ini juga dikenal karena kekuatan melilitnya yang kuat saat menangkap mangsa, sehingga sering menjadi ancaman bagi manusia.

Baca Juga: 10 Jenis Ular Sawah yang Sering Masuk Rumah, Waspada!

Ular sanca kembang tersebar di berbagai tempat di Asia Tenggara, termasuk Vietnam, Thailand,...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb