05 Desember 2019

6 Tips Memutus Lingkaran Toxic Parenting dan Bina Hubungan Sehat dengan Anak

Kontrol emosi agar tidak melakukan tindakan yang melukai anak
6 Tips Memutus Lingkaran Toxic Parenting dan Bina Hubungan Sehat dengan Anak

Dalam sebuah hubungan keluarga, ada beberapa anak yang sayangnya tidak punya ketegangan hubungan dengan orang tuanya. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak hal, salah satunya karena orang tua yang toxic.

Dalam jurnal Psychology and Aging, ketegangan hubungan ini dapat disebabkan oleh sebuah dinamika interpersonal (terhadap dua orang atau lebih).

Misalnya, ketegangan karena masalah orang tua dan anak yang terjadi sejak awal hubungan dan berlanjut sepanjang hidup.

Pengasuhan oleh orang tua yang toxic dapat memiliki efek jangka panjang, dan bahkan dapat memengaruhi pola asuh anak ke depannya. Hal ini menjadikan lingkaran toxic parenting.

Namun, bukan berarti seorang anak tidak bisa melepaskan diri dari lingkaran tersebut. Berikut ini beberapa cara untuk dapat memutus lingkaran toxic parenting, mengutip The Good Men Project.

Baca Juga: Salah Pola Asuh, Anak Bisa Jadi Kleptomania!

Memutus Lingkaran Toxic Parenting

1. Jadilah Orang Dewasa

lingkaran toxic parenting-1
Foto: lingkaran toxic parenting-1 (wallpaper.labzada.com)

Tidak hanya memiliki perkembangan fisik dan usia, Moms adalah orang dewasa. Jadi, bertindak dan memiliki sifat sebagai orang dewasa adalah kunci dasar memutus lingkaran toxic parenting.

Buat komunikasi yang sehat. Sebagai orang tua, Moms mungkin benar, tetapi jika menjadi orang tua yang merasa dirinya selalu benar, Moms juga akan mengasingkan anak.

2. Jangan Menjadi Orang Tua Penuh Drama

lingkaran toxic parenting-2
Foto: lingkaran toxic parenting-2

Anak akan melalui proses kehidupan, baik itu sesuatu yang membahagiakan atau sebuah tantangan. Misalnya memenangkan pertandingan bola, atau sedang berjuang melawan depresi atau mengalami putus asa.

Meskipun Moms ingin berbagi kegembiraan atas prestasi dan kesedihannya karena masalah mereka, tapi tetap fokuskan perhatian bahwa ini semua adalah tentang anak.

Putuskan lingkaran toxic parenting dengan tidak membuat momen-momen ini menjadi segalanya tentang Moms.

Baca Juga: Antimainstream, Ini Pola Asuh Anak Unik di 10 Negara

3. Pahami Perbedaan Mengkritik dan Mengoreksi

lingkaran toxic parenting-5
Foto: lingkaran toxic parenting-5

Anak-anak membutuhkan bimbingan untuk tetap berada di jalan yang benar. Bagi banyak orang, disiplin, pengendalian diri, dan kebiasaan sehat tidak terbentuk secara alami, tetapi lewat pembelajaran.

Jadilah pemandu, bukan kritikus. Jangan menyebut anak malas atau bodoh. Sebaiknya, ajari anak tentang etos kerja dan bantu membangun keterampilan akademiknya.

Tantangan dan menetapkan tujuan dapat memotivasi anak dan membuat mereka berusaha lebih keras.

Sementara, lingkaran toxic parenting meliputi penghinaan yang dapat menghancurkan semangat mereka dan membuat anak ingin menyerah.

4. Belajar untuk Mengontrol Emosi pada Anak

lingkaran toxic parenting-6
Foto: lingkaran toxic parenting-6

Wajar bagi semua orang tua pada satu momen merasa kesal, dan bahkan mungkin ingin berteriak. Apalagi ketika anak melakukan hal-hal yang sangat menjengkelkan.

Lingkaran toxic parenting dapat melontarkan kata-kata kasar, hukuman berat, atau pukulan fisik sebagai reaksi dari perlakuan anak.

Coba pelajari cara mengelola emosi dan mengontrol reaksi langsung dan buat respons yang tepat. Sehingga menciptakan dinamika yang lebih tenang.

Baca Juga: 4 Alasan Suami Malas Mengasuh Anak dan Cara Menghadapinya

5. Hindari Menggunakan Rasa Bersalah dan Malu Sebagai Konsekuensi

lingkaran toxic parenting-4
Foto: lingkaran toxic parenting-4

Jangan buat anak merasa bersalah dan malu, baik itu di depan teman-temannya, atau anggota keluarga yang lain.

Jangan mengeluh tentang perasaan terluka, jika anak tidak ingin menuruti permintaan. Jangan juga mengutarakan betapa malunya ketika anak tidak dapat mencapai nilai bagus untuk mata pelajaran tertentu.

Di sisi lain, lingkaran toxic parenting juga melibatkan sikap yang suka mengancam.

Jenis perilaku ini sama sekali tidak membantu, karena dapat melemahkan kepercayaan anak dan membuat anak bergantung pada orang tua atau orang lain.

Dalam jurnal yang sama, kualitas hubungan anak dan orang tua dipengaruhi oleh dua hal, yaitu solidaritas afektif dan ambivalensi.

Solidaritas afektif ini mengacu pada pemberian sentimen positif antara anggota keluarga, termasuk kasih sayang, kedekatan emosional, kepercayaan, dan rasa hormat.

6. Lakukan Perawatan untuk Diri Sendiri

lingkaran toxic parenting-5
Foto: lingkaran toxic parenting-5

Menjadi orang tua adalah pekerjaan seumur hidup, wajar jika di satu titik Moms merasa lelah, stres, sakit, atau bahkan terganggu atau karena alasan apa pun.

Merawat diri sendiri dengan baik dapat memutuskan lingkaran toxic parenting. Buat pola hidup sehat dengan menjaga kebiasaan makan sehat, olahraga teratur, dan luangkan waktu melakukan hal-hal yang disukai.

Hal ini membuat Moms lebih sehat secara fisik maupun psikologis dan memberikan lebih banyak energi untuk berurusan dengan anak-anak.

Itu dia beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memutus lingkaran toxic parenting untuk anak.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb