28 Maret 2024

Amalan dan Keutamaan 10 Hari Terakhir Ramadan, Yuk Lakukan!

Salah satu keutamaan 10 hari terakhir Ramadan berkaitan dengan lailatul qadar
Amalan dan Keutamaan 10 Hari Terakhir Ramadan, Yuk Lakukan!

Mendekati hari raya Idulfitri, terdapat keutamaan 10 hari terakhir Ramadan yang sayang untuk dilewatkan.

Jika Ramadan merupakan bulan istimewa di antara bulan-bulan lainnya, di dalamnya juga memiliki hari-hari istimewa yang terletak pada 10 hari terakhir.

Secara umum, keutamaan 10 hari terakhir Ramadan terletak pada keberadaan malam Lailatul Qadar yang memiliki nilai lebih baik dari seribu bulan pada salah satu malam dari hari-hari tersebut.

Dengan keutamaan tersebut, banyak amalan yang bisa dilakukan oleh umat Muslim.

Kira-kira apa saja amalan dan keutamaan 10 hari terakhir Ramadan? Cari tahu di sini, yuk!

Baca Juga: Kiat Itikaf di Rumah, Memberi Kedamaian Selama Ramadan

Nilai Puasa Menurut Al-Ghazali

Ilustrasi Puasa (Orami Photo Stocks)
Foto: Ilustrasi Puasa (Orami Photo Stocks)

Sebelum mengetahui amalan di 10 hari terakhir Ramadan, Moms juga perlu mengetahui nilai puasa terlebih dahulu.

Dalam Repository IAIN Curup , terdapat nilai-nilai edukatif dalam ibadah puasa Ramadan menurut Al-Ghazali dan implikasinya terhadap pembentukan karakter.

Pandangan Al-Ghazali tentang puasa yaitu ibadah puasa terbagi dua.

Pertama secara lahiriah puasa antara lain bahwa seseorang mendapatkan tingkat minimal, yaitu berpuasa pada bulan Ramadan saja.

Tingkat tertinggi yaitu membiasakan berpuasa Nabi Daud as, tingkat pertengahan yaitu puasa sepertiga tahun.

Kedua secara batiniah dari segi rahasia puasa terbagi tiga yaitu: puasa umum, puasa khusus dan puasa khususil khusus.

Nilai-nilai ibadah puasa menurut Al-Ghazali dan implikasinya terhadap pembentukan karakter yaitu:

Puasa adalah sebagai alat untuk mengendalikan hawa nafsu dari dahaga, lapar dan hubungan badan, dari terbit fajar sampai terbenam matahari.

Dalam artian bahwa hawa nafsu harus dikontrol oleh akal karena sangat berpengaruh dalam pembentukan akhlak manusia, dan diharapkan tumbuh karakter pada diri orang yang berpuasa.

Puasa memang mendidik orang dengan sifat-sifat kesabaran, agar dapat mengendalikan diri dari segala yang membatalkan puasa dan nilai pahala puasa.

Hal ini semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT dan bersyukur kepada-Nya atas nikmat yang diperoleh.

Sehingga, ini berimplikasi terhadap pembentukan karakter yaitu meningkatkan iman dan takwa.

Selain itu, juga membentuk sifat amanah, pembenar, jujur, diharapkan tumbuh karakter kepedulian sosial dan kedisiplinan pribadi, serta memelihara kesehatan jasmani.

Baca Juga: 11+ Keutamaan Sedekah di Bulan Ramadan, Masya Allah!

Keutamaan 10 Hari Terakhir Ramadan

Ilustrasi Masjid (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Masjid (Orami Photo Stock)

Jika pada permulaan bulan Ramadan Rasulullah SAW memiliki intensitas yang tinggi dalam beribadah, pada 10 hari terakhir Ramadan intensitas ibadah beliau meningkat berlipat-lipat.

Hal ini diriwayatkan dalam sebuah hadis Aisyah RA, yang memiliki arti:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ (متفق عليه)

Artinya: “Diriwayatkan dari Aisyah RA bahwasanya Rasulullah SAW jika memasuki 10 hari terakhir dari bulan Ramadan;

mengencangkan sarungnya, dan menghidupkan malam-malamnya, serta membangunkan keluarganya.” (HR Muttafaq Alaih)

Secara garis besar, hadis-hadis riwayat dari Aisyah RA menjelaskan kegigihan Rasulullah SAW dalam mengisi 10 hari terakhir bulan Ramadan dengan ibadah.

Semua itu, beliau lakukan karena pengetahuannya tentang adanya keutamaan 10 hari terakhir Ramadan beserta malam-malamnya.

Dalam hadis yang lain, ‘Aisyah RA berkata:

كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ -أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

Artinya: “Rasulullah SAW ketika memasuki 10 Ramadan terakhir, beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah (dengan meninggalkan istri-istrinya);

menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” (HR Bukhari dan Muslim)

Baca Juga: Metode Hisab dan Rukyat Hilal untuk Menentukan Awal Ramadan

Dari hadis tersebut, terdapat keterangan mengenai keutamaan 10 hari terakhir Ramadan, di antaranya yakni:

  • Hadis tersebut menunjukkan keutamaan beramal salih di hari-hari terakhir bulan Ramadan. Sebab, terdapat keutamaan 10 hari terakhir Ramadan untuk melakukan ibadah disbanding hari-hari lainnya. Ibadah yang dimaksudkan seperti salat, dzikir, dan tilawah Alquran.
  • Kesungguhan Nabi SAW dalam beribadah pada 10 hari terakhir Ramadan karena sebagai penutup bulan Ramadan yang diberkahi, dan juga diharapkan mendapat keutamaan juga dari malam Lailatul Qadar.
  • Hadis tersebut menunjukkan anjuran membangunkan keluarga untuk mendorong agar melakukan salat malam, terlebih di 10 hari terakhir bulan Ramadan.
  • Hadis itu juga menunjukkan anjuran menasehati keluarga dalam kebaikan dan menjauhkan dari hal-hal tercela dan terlarang.
  • Membangunkan keluarga di sini merupakan anjuran di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, tapi juga boleh dilakukan di hari-hari lainnya. Dalam hadis lain Rasulullah SAW bersabda: “Semoga Allah merahmati seorang laki-laki yang di malam hari melakukan salat malam, lalu ia membangunkan istrinya. Jika istrinya enggan, maka ia memerciki air pada wajahnya. Semoga Allah juga merahmati seorang perempuan yang di malam hari melakukan salat malam, lalu ia membangungkan suaminya. Jika suaminya enggan, maka istrinya pun memerciki air pada wajahnya.” (HR Abu Daud dan An Nasai)

Baca Juga: Khutbah Jumat Ramadhan: Makna dan Keutamaan Bulan Suci!

Amalan 10 Hari Terakhir Ramadan

Ilustrasi Salat
Foto: Ilustrasi Salat (Orami Photo Stocks)

Ramadan merupakan momentum peningkatan kebaikan bagi orang-orang yang bertaqwa, dan ladang amal bagi orang-orang yang salih.

10 hari terakhir Ramadan menjadi tempat untuk menyimpan dan mengumpulkan bekal amal dalam menghadapi bulan-bulan selanjutnya dengan persiapan terbaik.

Salah satunya dengan mempersiapkan diri untuk mendapatkan keutamaan dari malam Lailatul Qadar.

Dalam sebuah hadis disebutkan:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُجَاوِرُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ وَيَقُولُ تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ (رواه البخاري)

Artinya: “Diriwayatkan oleh Aisyah RA bahwasannya Rasulullah SAW bersabda: ‘Dapatilah lailatulqadar di malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadan.” (HR Bukhari)

Setelah mengetahui keutamaan 10 hari terakhir Ramadan, hendaknya setiap umat Islam dapat mengisinya dengan dengan kebaikan, yaitu dengan meningkatkan amalan ibadah.

Jadi, apa saja yang bisa dilakukan untuk mendapatkan keutamaan 10 hari terakhir Ramadan? Beberapa di antaranya yakni:

1. Meningkatkan Kekhusyukan saat Salat Malam

Pada 10 malam terakhir, Rasulullah SAW tidak tidur.

Beliau menghidupkan malam-malam tersebut untuk beribadah, salat, zikir, dan lain-lain hingga waktu fajar.

Kebiasaan beribadah di 10 malam terakhir ditularkan kepada seluruh anggota keluarga beliau untuk sama-sama menikmati kekhusyukan beribadah sepanjang malam.

Baca Juga: MasyaAllah, Ini 10 Keutamaan Meninggal di Bulan Ramadan

Meningkatkan sedekah menjadi salah satu amalan untuk mendapatkan keutamaan 10 hari terakhir Ramadan.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb