04 Oktober 2022

Burung Hudhud, Hewan Istimewa yang Temani Nabi Sulaiman

Belajar dari burung hudhud yang cerdas dan jujur
Burung Hudhud, Hewan Istimewa yang Temani Nabi Sulaiman

Foto: Freepik

Menjadi salah satu hewan yang disebutkan dalam Al-Qur'an, burung hudhud merupakan sahabat dari Nabi Sulaiman AS.

Burung ini bahkan menjadi hewan kepercayaan Nabi dengan segala kemampuannya.

Burung hudhud dikenal sebagai burung pembawa berita.

Kisah dari burung hudhud dan Nabi Sulaiman AS ini, telah disebutkan dalam surah An Naml ayat 20.

Baca Juga: 8 Nama-Nama Surga yang Disebutkan dalam Alquran dan Calon Penghuninya, Masya Allah!

Mengenal Burung Hudhud

Burung Hud Hud -1
Foto: Burung Hud Hud -1 (reddit.com)

Burung hudhud termasuk jenis burung pelatuk yang disebut oleh Allah SWT dalam QS. An-Naml, yang dijelaskan di ayat ke 20 hingga 40.

Diceritakan bahwa burung ini membawa kabar dari negeri Saba’ dan memberitahukan sebuah informasi ke Nabi Sulaiman.

Burung hudhud bercerita bahwa ia menjumpai perempuan dengan segala kekayaan, tapi menyembah matahari.

Allah SWT memberikan keistimewaan pada burung itu berupa kemampuan fisik dan juga daya ingat jelajah agar dapat terbang bebas tanpa takut tersesat.

Nama 'Hudhud' diambil dari bahasa Arab karena burung ini memiliki suara melengking seperti berkata “hud-hud-hud”.

Burung ini juga dikenal sebagai salah satu yang cantik dan eksotis di dunia.

Burung ini memiliki ciri fisik mencolok, seperti paruh dan jambulnya yang panjang.

Dari kepala, leher, dada serta punggungnya berwarna cokelat dengan ujung jambul warna hitam.

Ukuran dari burung hudhud mencapai 30 cm, lebih besar dari burung merpati.

Dia juga akan bersuara “hup-hup-hup” sambil diiringi dengan kepalanya yang mengangguk-angguk.

Burung hudhud milik Nabi Sulaiman, telah diberi keahlian lain oleh Allah SWT.

Dengan diberikan mukjizat berupa penglihatan yang tajam sehingga dapat menyibak kegelapan di Bumi untuk mencari sumber air.

Sebagai bentuk mukjizat dari Allah SWT, hudhud juga diberi nalar, kecerdasan, iman, serta piawai dalam menyampaikan berita.

Dari beberapa keahliannya, ada yang patut dicontoh seperti rela berkorban menanggung kelelahan untuk tetap mengajak orang-orang ke jalan yang baik.

Ada yang mengatakan bahwa burung hudhud tidak boleh dibunuh.

Beberapa alasan yang kuat adalah daging dari burung ini dapat mengeluarkan bau busuk.

Apalagi pada kitab Taurat dikatakan: “Dilarang memakannya karena dianggap sebagai binatang menjijikkan.”

Sedangkan di masa Mesir kuno, dianggap sebagai hewan yang suci.

Apalagi ini adalah hewan yang telah menemani perjalanan Nabi Sulaiman AS.

Baca Juga: 20 Nama Lain Hari Kiamat yang Tertulis dalam Alquran, Umat Muslim Wajib Tahu!

Burung Hudhud dan Nabi Sulaiman

Burung Hud Hud -2
Foto: Burung Hud Hud -2 (Muslimhands.org.uk)

Kisah Nabi Sulaiman AS dan burung hudhud dijelaskan secara lengkap pada surah An-Naml.

Dari situ, dapat dilihat bagaimana pengorbanan dan semangatnya untuk menyebarluaskan kebaikan.

Awalnya, Nabi Sulaiman AS tidak percaya dengan apa yang dikatakan burung itu hingga dikira berbohong.

Akhrinya, Nabi mengutusnya untuk membawa surat dakwah kepada Ratu Bilqis di negeri Saba’.

Burung hudhud menempuh perjalanan yang jauh menuju Negeri Saba’.

Itu dilakukan dengan ikhlas hingga akhirnya sang ratu tergugah perasannya.

Kedekatannya dengan sang Nabi juga terasa saat Nabi merasa kehilangnnya.

Diceritakan bahwa saat memeriksa bala tentaranya dari berbagai jenis makhluk, hanya burung hudhud yang tak ada di sana.

Nabi Sulaiman hingga mengancam akan menghukum keras burung hudhud, bahkan akan menyembelihnya ketika datang kecuali dengan alasan yang jelas.

Kemudian, ia datang membawa kabar dari negeri Saba’.

Ia menjelaskan bahwa ada seorang perempuan yang memimpin negara dan dianugerahi hal yang megah serta mempunyai singgasana besar.

Baca Juga: 8 Pintu Rezeki yang Tertulis dalam Alquran, dari Berusaha, Bersedekah, Menikah, hingga Beristigfar

Burung Hudhud dan Ratu Balqis

Burung Hud Hud -3
Foto: Burung Hud Hud -3 (Salafiaqeedah.blogspot.com)

Cerita antara burung satu ini dengan ratu Negeri Saba' bermula saat hudhud mengamati negeri tersebut dari jauh.

Negeri tersebut adalah negeri Saba’ yang berada di Yaman, Jazirah Arab Selatan.

Lokasinya sangat jauh dari kerajaan Nabi Sulaiman yang berada di Yerusalem atau Palestina saat ini.

Keterangan para Mufassir memaknai negara Saba’ dalam surah An-Naml ayat 22-24 ini adalah sebuah nama kerajaan di zaman dahulu.

Ibu kotanya Ma’rib yang letaknya dekat kota San’a ibu kota Yaman sekarang.

Sedangkan kata (امْرَأَةً) dimaknai sebagai Ratu Kerajaan Saba’ yaitu Ratu Balqis.

Jika diukur, jarak Yerusalem ke negara Saba’ adalah sekitar 2.400 kilometer.

Terbangnya burung hudhud bukan hanya mencari makan, tapi juga memperhatikan keadaan dan mengamati lingkungan.

Jika ditemukan ada ketidaksesuaian, dirinya akan segera melaporkannya kepada Nabi Sulaiman, raja dan sekaligus komandan pasukannya.

Terbangnya burung ini ke Negara Saba’ ternyata menghasilkan penemuan luar biasa.

Hudhud menemukan sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang perempuan yang sangat cantik.

Tapi sang ratu dan rakyatnya masih melakukan praktik kemusyrikan, yaitu menyembah matahari.

Ratu Balqis duduk di atas sebuah singgasana yang besar terbuat dari logam mulia.

Kerajaan Saba' dikenal dengan perdagangan, pertanian, pengaturan bendungan yang baik untuk irigasi yang sangat maju.

Salah satu bendungan irigasi tertua di dunia ditemukan di kota ini yaitu bentukan Ma’rib.

Nabi Sulaiman menguji kebenaran laporan hudhud dengan menyuruhnya mengantarkan sebuah surat kepada penguasa negeri Saba'.

Setelah megantarkannya, hudhud diperintahkan untuk mengamati apa respons dari Ratu Saba' tersebut.

Setelah terbaca, Ratu Bilqis segera mengumpulkan para pembesar kerajaan.

Mereka kemudian berunding apa yang harus dilakukan untuk merespons surat dari Sulaiman tersebut.

Hasilnya adalah mengirim utusan untuk mengantarkan hadiah kepada Raja Sulaiman AS di Yerusalem.

Burung hudhud terbukti benar telah menunjukkan tentang Kerajaan Saba' yang tidak diketahui oleh Sulaiman AS.

Oleh karena itu, burung tersebut terbebas dari hukuman potong leher.

Kisah burung hudhud menunjukkan bahwa hewan juga bisa menjadi alat untuk berdakwah.

Ini menunjukkan bahwa umat Islam juga bisa mencontoh hewan dari hal baik yang dilakukannya untuk agama.

  • https://www.eramuslim.com/hikmah/tafakur/burung-hud-hud.htm#.YzV3b3VBzDc
  • https://langit7.id/read/6192/1/fakta-burung-hudhud-salah-satu-pasukan-nabi-sulaiman-1635246604
  • https://pecihitam.org/burung-hud-hud/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb