03 Juni 2021

Cara Bermain Congklak, Permainan Tradisional yang Tak Boleh Punah

Permainan asli Indonesia yang legendaris
Cara Bermain Congklak, Permainan Tradisional yang Tak Boleh Punah

Foto: shutterstock.com

Moms ada yang masih ingat cara bermain congklak? Congklak, atau di beberapa daerah juga disebut dengan dakon dan makatoan, adalah permainan tradisional Indonesia yang sangat legendaris. Hampir semua generasi X pasti tahu cara bermain permainan satu ini.

Congklak telah lama berkembang di Asia, khususnya di kawasan Melayu. Menurut sejarah, congklak pertama kali masuk ke Indonesia dibawa oleh bangsa Arab yang datang untuk berdagang dan berdakwah, hingga akhirnya menyebar ke seluruh wilayah Indonesia.

Arkeologi dan beberapa ahli percaya bahwa congklak berasal dari Timur Tengah lalu menyebar ke Afrika. Banyak ahli yang berpendapat serta menduga bahwa permainan congklak mungkin merupakan papan permainan tertua yang pernah ada di dunia.

Namun, perkembangan teknologi membuat permainan congklak ikut tergerus zaman bersama permainan tradisional lainnya. Banyak game online yang dapat dimainkan melalui gadget kini menjadi pilihan utama.

Baca Juga: Rayakan 17 Agustus Bersama Anak dengan 5 Permainan Tradisional Ini

Apakah Moms tertarik mengajari Si Kecil bermain permainan satu ini? Yuk simak informasi seputar congklak!

Permainan Congklak di Indonesia

dakon.jpg
Foto: dakon.jpg

Foto: pinterest.com

Di Indonesia, congklak dikenal dengan nama yang berbeda-beda dari setiap daerahnya. Nama yang paling umum, congklak, diambil dari cangkang cowrie yang biasa digunakan untuk memainkan permainan congklak tersebut.

Di Malaysia, permainan ini dikenal dengan nama congkak, nama yang juga digunakan di banyak provinsi di Sumatera. Di Jawa permainan ini dikenal dengan sebutan congklak, dakon, dhakon atau dhakonan. Sementara di Lampung, permainan itu disebut dentuman lamban dan di Sulawesi, permainan tersebut disebut sebagai Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang dan Nogarata.

Referensi sejarah Congklak mengacu pada permainan yang dimainkan oleh gadis-gadis muda bangsawan Jawa. Kemungkinan besar para pedagang asing, karena kedekatannya dengan kelas atas, sehingga dapat memperkenalkan congklak kepada mereka.

Seiring dengan berjalannya waktu, popularitas congklak semakin berkembang hingga kini banyak dimainkan oleh masyarakat awam juga. Di sebagian besar wilayah, permainan congklak terbatas pada remaja putri, remaja, dan wanita di waktu senggang dan dipandang sebagai 'permainan anak perempuan'. Di beberapa daerah saja terdapat congklak yang dimainkan oleh laki-laki.

Di Sulawesi, secara historis, permainan ini hanya untuk dimainkan selama masa-masa berduka, setelah kehilangan orang yang dicintai. Sehingga bermain congklak dianggap tabu untuk memainkan permainan di waktu lain. Di Jawa Tengah, pada zaman prasejarah, congklak digunakan petani untuk menghitung musim, mengetahui kapan harus menanam dan memanen, serta memprediksi masa depan. Perbedaan kegunaannya inilah yang membuat cara bermain congklak juga beragam.

Baca Juga: Sebelum Ada Teknologi, Ini 6 Permainan Tradisional dari Jawa yang Banyak Dimainkan Anak-anak

Papan Permainan Congklak

Permainan Congklak.jpg
Foto: Permainan Congklak.jpg

Foto: pinterest.com

Sebelum tahu cara bermain congklak, yuk cari tahu papan congklak yang menjadi media bermain.

Papan bermain congklak umumnya terbuat dari kayu dengan beberapa lubang. Namun, setiap wilayah Indoneesia memiliki perbedaan dalam jumlah lubang di setiap sisinya, baik 5, 6, 7 atau 9 lubang.

Semua papan memiliki dua lubang 'gudang', satu di setiap ujungnya. Desainnya bervariasi dari yang sederhana, kayu tanpa hiasan, papan berbentuk perahu, hingga papan permainan yang dihias dengan berbagai ukiran yang indah.

Di Jawa Tengah, desain rumit yang menggambarkan Naga Jawa adalah hal biasa. Naga menghadap keluar dari kedua ujungnya, dengan ekornya menghiasi sisi papan dan kaki yang menahan papan dari lantai. Namun, sebagian besar terbuat dari kayu yang relatif polos.

Pada temuan arkeologi di Yordania, penggalian di Mojokerto, Lamongan dan Bondowoso di Jawa Timur menemukan 'papan' Congklak berlubang yang diukir pada batu-batu besar. Ini ditemukan bersama dengan pecahan batu candi dan peninggalan arkeologi lainnya pada masa sebelumnya.

Di Lampung, anak-anak desa sering bermain tanpa papan, tetapi malah membuat tempat bermain sendiri dengan cara membuat lubang di tanah dan mengumpulkan batu atau biji-bijian setiap kali ingin bermain.

Cara Bermain Congklak

Gambar-Permainan-Tradisional-Congklak-1.jpg
Foto: Gambar-Permainan-Tradisional-Congklak-1.jpg

Foto: pinterest.com

Cara bermain congklak ternyata cukup mudah. Permainan ini dimainkan oleh dua orang pemain yang berhadapan di depan papan congklak dengan lubang-lubang kecil, serta dua lubang besar sebagai gudang.

Dalam permainan ini, lubang-lubang kecil tersebut nantinya diisi oleh 5-7 biji yang terbuat dari kerang atau biji sawo, sedangkan lubang besar dibiarkan kosong.

Nantinya, dua orang pemain secara bergantian memilih satu lubang kecil miliknya untuk memindahkan biji-bijinya satu per satu ke lubang lainnya searah jarum jam, hingga biji yang di genggaman habis dan berpindah ke gudang seluruhnya.

Mainkan terus dengan putaran berturut-turut sampai satu pemain kehilangan semua biji mereka, atau kedua pemain ingin berhenti bermain. Pada saat itu, pemain akan menghitung biji untuk melihat siapa yang memiliki paling banyak, dan dengan demikian menjadi pemenangnya.

Pemain dengan bakat matematika memiliki keuntungan, karena aturan memungkinkan pemain untuk menentukan terlebih dahulu apakah dia akan menang atau kalah sebelum memilih tumpukan bidak ganjil atau genap.

Baca Juga: 3 Permainan Tradisional Anak yang Seru Dilakukan di Rumah

Manfaat Bermain Congklak

congklak.jpg
Foto: congklak.jpg (Indonesia.go.id)

Foto: pinterest.com

Tidak hanya sebagai sumber kesenangan saja, Si Kecil yang suka bermain congklak pola berpikirnya akan terasah, lho, Moms. Ini karena permainan congklak dapat menstimulasi kemampuan berhitung yang berasal dari strategi untuk menang dan memperoleh banyak biji.

Permainan congklak yang terlihat sederhana ini ternyata juga memiliki nilai pendidikan karakter yang kuat. Selain mengasah otak, bermain congklak juga mengajarkan Si Kecil untuk jujur dan taat pada aturan yang berlaku.

Karena ketika pemain menggenggam sejumlah biji di tangannya dan menjatuhkannya di setiap lubang, lawan main tidak benar-benar melihat berapa jumlah biji yang digenggam, dan apakah biji benar-benar dijatuhkan satu per satu atau tidak, atau malah lebih dari satu. Di sinilah kejujuran dilatih. Karena aturan main telah disepakati bersama, jadi sebisa mungkin pemain tidak curang dalam permainan.

Kelebihan bermain congklak lainnya adalah melatih kesabaran, karena pemain terbiasa untuk sabar ketika menunggu gilirannya bermain. Giliran bermain hadir ketika lawan sudah kehabisan biji di tangannya, sedangkan ada lawan yang memiliki jumlah biji cukup anya.

Baca Juga: Ternyata Ini Filosofi di Balik Permainan Tradisional

Karena ada banyak nilai dan pelajaran yang dapat diambil dari permainan congklak, bahkan, masih banyak nilai lain-lainnya yang terkandung di dalam permainan tradisional tersebut. Tidak ada salahnya mengajarkan Si Kecil untuk bermain congklak sembari melestarikan budaya permainan tradisional nih, Moms!

  • https://indonesia.go.id/ragam/seni/kebudayaan/serunya-bermain-congklak
  • https://www.expat.or.id/info/congklak.html

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb