22 November 2024

Cerita Roro Jonggrang, Bisa Didongengkan untuk Si Kecil

Cerita rakyat ini menceritakan asal usul Candi Prambanan

Apakah Moms tahu tentang cerita Roro Jonggrang?

Moms pasti sepakat bahwa cara mendidik anak bisa beraneka ragam.

Salah satunya adalah dengan membacakan dongeng anak. Ini bisa menjadi aktivitas bermanfaat untuk mengisi waktu luang anak, atau dilakukan sebelum tidur.

Membacakan dongeng anak, seperti misalnya cerita Roro Jonggrang bisa menjadi hal yang sangat menarik sehingga kemudian ini akan menumbuhkan minat baca dan daya imajinasi anak.

Cerita Roro Jonggrang adalah salah satu cerita yang bisa dipilih karena ia ceritanya cukup menarik.

Apalagi ini adalah cerita asli Indonesia yang kemudian bisa menjadi cara Moms mengenalkan budaya Indonesia pada anak.

Pada akhirnya, cerita ini bisa membuat anak mencintai kebudayaan itu sendiri.

Moms juga bisa mengajarkan pesan moral dalam kehidupan sehari-hari melalui cerita Roro Jonggrang.

Bahkan cerita ini juga bisa mengajarkan anak tentang asal-muasal candi Prambanan di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Berikut ini adalah cerita Roro Jonggrang yang bisa Moms ceritakan pada anak!

Cerita Roro Jonggrang

Cerita Roro Jonggrang (borobudurpark.com)
Foto: Cerita Roro Jonggrang (borobudurpark.com)

Kisah Roro Jonggrang bermula saat ayahnya yakni Raja Prambanan, gugur dari perang melawan Bandung Bondowoso dari Kerajaan Pengging.

Bandung Bondowoso kemudian secara otomatis langsung menguasai Kerajaan Prambanan.

Namun di saat bersamaan, Bandung Bondowoso juga ingin menjadikan Roro Jonggrang sebagai permaisurinya.

Namun, Roro Jonggrang menolak keinginan Bandung Bondowoso tersebut. Sayangnya penolakan Roro Jonggrang ini malah membuat Bandung Bondowoso murka.

Kemudian, ia memutuskan untuk mengurung Roro Jonggrang di dalam istana, bersama Bi Sumi dan dayang-dayang lainnya.

Meski sudah dikurung di dalam istana, tetapi setiap hari Bandung Bondowoso terus mendesak Roro Jonggrang agar mau menikah dengannya.

Hingga pada suatu hari, Roro Jonggrang pun lelah mendengar permintaan itu dan ia memutuskan untuk melakukan sesuatu.

Roro Jonggrang berkata bahwa ia bersedia menjadi permaisuri Bandung Bondowoso, tetapi ia memiliki syarat.

Jika ia berhasil memenuhinya, maka Roro Jonggrang bersedia dipersunting Bandung Bondowoso.

Namun jika gagal, maka Roro Jonggrang meminta izin agar dirinya bisa pergi dari Istana tersebut untuk memulai hidup baru.

Mendengar permintaan Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso terlihat senang dan dengan angkuh dia menjawab yakin bisa memenuhi permintaan Roro Jonggrang.

Bandung Bondowoso berjanji akan memberikan apa yang diinginkan Roro Jonggrang.

Bahkan jika ia gagal, maka ia meminta agar Roro Jonggrang tidak pergi sebab ia yang akan mengembalikan kerajaan ini pada Roro Jonggrang.

Roro Jonggrang tersenyum, dan kemudian ia mengucapkan apa yang ia minta kepada Bandung Bondowoso.

Ia meminta untuk dibuatkan seribu candi dalam semalam dan semuanya harus selesai sebelum matahari terbit.

Awalnya Bandung Bondowoso sempat heran dengan permintaan Roro Jonggrang ini, tetapi tak lama, dia tertawa bahagia.

Ia sangat yakin bisa memenuhi permintaan Roro Jonggrang.

Bandung Bondowoso pun langsung beranjak untuk memenuhi permintaan Roro Jonggrang.

Ia meminta bantuan pada pasukan jin karena membangun seribu candi dalam waktu semalam adalah pekerjaan yang sangat mudah bagi bangsa jin.

Dan benar saja, dalam waktu singkat, bangunan candi sudah mulai tampak.

Namun melihat itu semua, Roro Jonggrang mulai gelisah dan panik.


"Bi Sumi, kita harus melakukan sesuatu! Lihatlah, candinya hampir siap," kata Roro Jonggrang pada Bi Sumi di dalam istana.

Bi Sumi juga tampak panik. Namun, tiba-tiba saja, Bi Sumi memiliki ide untuk membantu Roro Jonggrang.

Roro Jonggrang dan Bi Sumi lalu menyelinap ke luar kamar dan menuju ke kamar dayang-dayang yang letaknya tak jauh dari kamar mereka.

Bi Sumi lalu memerintahkan para dayang dan pengawal istana yang setia untuk mengumpulkan jerami.

Candu Prambanan
Foto: Candu Prambanan

Bi Sumi lalu menempelkan telunjuknya di bibir dan berbisik pada Roro Jonggrang dan ia akan membakar jerami tersebut, sehingga langit terkesan menjadi merah sehingga menjadi pertanda matahari sudah terbit.

Usai jeraminya terkumpul, maka Bi Sumi lalu membakarnya. Ia juga memerintahkan para dayang untuk menumbuk lesung.

Suara lesung yang bertalu-talu, ditambah semburat api yang memecah langit, membuat suasananya akan sangat mirip pagi hari.

Dengan begini, ayam jantan pun tertipu dan berkokok keras memecah suasana hening.

"Kukuruyukk...kukuruyukkk..."

Mendengar suara ayam jantan, Bandung Bondowoso dan para jin terkejut dan mereka melihat ke langit yang sudah cukup terang.

Saat suasana cukup terang ini, maka para jin pun bergegas pergi.

Melihat hal ini, Bandung Bondowoso tak berkutik dan membiarkan para jin pergi.

Ia lalu memandangi candi buatan para jin dan yakin jumlahnya sudah seribu, sesuai permintaan Roro Jonggrang.

Ia yakin bahwa Roro Jonggrang tidak akan bisa mengelak.

Ia lalu segera mencari Roro Jonggrang untuk melaporkan candi-candi yang sudah dibangunnya dan Roro Jonggrang lalu menghitung candi-candi yang sudah selesai.

Sayangnya candi tersebut jumlahnya kurang satu buah.

Bandung Bondowoso pun tak percaya apa yang didengarnya.

Ia lalu menghitung sendiri jumlah candi dan ternyata memang benar, candi yang dibangun pasukan jin hanya berjumlah 999.

Pada saat itu, Bandung Bondowoso sangat kecewa dan marah. Ia tak menyangka bisa gagal memenuhi permintaan Roro Jonggrang.

Bandung Bondowoso merasa tidak pernah kalah dan apa pun yang ia inginkan, pasti akan didapatkan.

Jika ia mau seribu candi, maka ia akan mendapatkannya.

Namun Roro Jonggrang meminta Bandung Bondowoso untuk menepati janjinya, dan memang kenyataannya candi tersebut kurang satu.

Karena tidak terima disebut kalah, Bandung Bondowoso lalu meminta Roro Jonggrang menjadi candi ke seribu.

Dengan kesaktiannya, ia mengubah Roro Jonggrang menjadi patung batu.

Patung Roro Jonggrang lalu melengkapi jumlah candi menjadi seribu buah.

Sampai sekarang, candi-candi tersebut masih berdiri dengan megah di wilayah Prambanan dan disebut dengan nama Candi Sewu.

Selain itu, cerita Roro Jonggrang yang malang pun menjadi cerita rakyat yang sudah sangat terkenal di Indonesia.


Pesan Moral Cerita Roro Jonggrang

Dongeng untuk Anak
Foto: Dongeng untuk Anak (Orami Photo Stock)

Kisah Roro Jonggrang, legenda Candi Prambanan yang mendunia, sarat akan pesan moral yang tak lekang oleh waktu.

Di balik kisah cinta yang tragis dan ambisi yang berujung tragedi, terukir nilai-nilai luhur yang patut direnungkan dan dipelajari.

1. Pentingnya Kejujuran

Kebohongan Roro Jonggrang menjadi fokus utama dalam cerita ini.

Ketidakjujurannya dalam menyelesaikan tugas dari Bandung Bondowoso, justru berakibat fatal.

Pesan moral yang jelas tertanam adalah pentingnya kejujuran dalam segala aspek kehidupan.

Kejujuran, meskipun pahit, akan membawa ketenangan dan menghindari konsekuensi negatif.

2. Perlu Menjunjung Tinggi Kesetiaan

Kesetiaan Roro Jonggrang diuji ketika Bandung Bondowoso datang untuk melamarnya.

Atas tipu muslihat para dayang, Roro Jonggrang ragu dan curiga.

Keraguannya ini memicu serangkaian peristiwa yang berujung tragedi.

Pesan moral yang terkandung adalah pentingnya kesetiaan dalam hubungan.

Kepercayaan dan kesetiaan menjadi kunci hubungan yang kokoh dan harmonis.

3. Keteguhan saat Dihadapi Rintangan

Bandung Bondowoso, meskipun dihadapkan dengan berbagai rintangan dan kebohongan, menunjukkan keteguhannya dalam menyelesaikan tugas dan cintanya kepada Roro Jonggrang.

Keteguhannya ini, meskipun berujung tragedi, mencerminkan kegigihan dan ketulusan dalam mencapai tujuan.

Pesan moral yang tersirat adalah pentingnya keteguhan dalam prinsip dan keyakinan.

Keteguhan ini akan membantu kita dalam menghadapi berbagai rintangan dan mencapai tujuan.

4. Menghadapi Konsekuensi dari Pilihan

Cerita Roro Jonggrang juga mengajarkan kita tentang pentingnya memahami dan siap menerima konsekuensi dari setiap pilihan yang kita buat.

Roro Jonggrang memilih untuk mengelak dari pernikahan dengan Bandung Bondowoso dengan menggunakan tipu daya.

Namun pilihan tersebut mengarah pada peristiwa yang berakhir dengan tragedi.

Pesan moral yang dapat dipetik adalah bahwa setiap tindakan memiliki dampak yang harus dipertanggungjawabkan.

Baca Juga: Dongeng Malin Kundang, Kisah Anak Durhaka pada Ibu

Cerita Roro Jonggrang bukan hanya legenda, tetapi juga cerminan diri bagi manusia.

Selain pesan moral di atas, cerita Roro Jonggrang juga mengandung nilai-nilai budaya dan sejarah yang patut dilestarikan.

Candi Prambanan, sebagai bukti nyata dari kisah ini, menjadi pengingat akan kejayaan peradaban masa lampau.

  • https://www.borobudursunrise.net/news203-legenda-roro-jonggrang.html
  • https://dongengceritarakyat.com/cerita-roro-jonggrang/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.