"Chernobyl" Jadi Tontonan Viral, Ketahui 6 Fakta Tentang Bencana Nuklir Terburuk di Dunia
Pada 6 Mei 2019 lalu, saluran televisi kabel HBO merilis miniseri berjudul "Chernobyl". Hanya memiliki 5 episode, tayangan ini sukses menyita perhatian masyarakat, dan menjadi topik bahasan di media sosial. Chernobyl juga mendapat pujian dari kritikus.
Miniseri Chernobyl mendramatisasi kisah bencana nuklir pada April 1986 yang terjadi di Uni Soviet, yang pada akhirnya media menjuluki sebagai "kecelakaan nuklir terburuk di dunia".
Secara garis besar, tayangan ini menceritakan kisah orang-orang yang menyebabkan bencana nuklir dan bagaimana orang-orang menanggapinya. Ceritanya didasarkan pada ingatan penduduk lokal Pripyat.
Berikut beberapa fakta tentang lokasi ledakan nuklir terbesar di dunia yang menjadi sejarah, dikutip dari Live Science.
Baca Juga: Selfie dan 5 Hal yang Tidak Pantas Dilakukan Saat Bencana
1. Berlokasi di Ukraina
Foto: history.com
Meledak pada tanggal 26 April 1986 dini hari, pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl terletak sekitar 130 kilometer di utara kota Kiev, Ukraina, dan sekitar 20 kilometer di selatan perbatasan dengan Belarus.
Keempat reaktor di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl dirancang dan dibangun selama tahun 1970-an dan 1980-an.
Lokasi kota terdekat dengan pembangkit listrik tersebut adalah kota Pripyat, yang menampung hampir 50.000 orang pada tahun 1986, menurut World Nuclear Association.
Sementara kota yang lebih kecil, Chornobyl, adalah rumah bagi sekitar 12.000 penduduk. Sisa dari wilayah ini diperuntukkan bagi pertanian dan hutan.
2. Ledakan Terjadi Karena Cacat Bawaan pada Mesin
Foto: YouTube
Pabrik Chernobyl menggunakan empat reaktor nuklir RBMK-1000 yang dirancang Soviet, desain yang sekarang secara universal diakui cacat bawaan.
Sehari sebelum bencana nuklir Chernobyl, operator instalasi bersiap untuk melakukan perawatan rutin pada reaktor nomor 4. Perawatan rutin ini salah satunya yaitu operator yang melumpuhkan peralatan pabrik termasuk mekanisme penutupan otomatis, menurut Komite Ilmiah PBB tentang Efek Radiasi Atom (UNSCEAR).
Lalu, pukul 01:23 tanggal 26 April, kecacatan desain reaktor tersebut menyebabkan lonjakan daya, berakibat pada ledakan besar yang melepaskan radiasi nuklir ke atmosfer.
Ledakan yang terjadi menewaskan dua pekerja pabrik. Selama beberapa hari berikutnya, kru darurat berusaha mati-matian untuk mengatasi kebakaran dan kebocoran radiasi.
Baca Juga: 3 Genre Film Dewasa yang Berdampak Buruk Jika Ditonton Anak-anak
3. Korban Meningkat dan Penduduk Pripyat Alami Gejala Penyakit Radiasi
Foto: nbcnews.com
Menurut Komisi Pengaturan Nuklir AS (NRC), sebanyak 28 pekerja di Chernobyl meninggal dalam empat bulan setelah kecelakaan itu.
Ini termasuk beberapa pekerja heroik yang sadar bahwa mereka mengekspos diri mereka menuju radiasi nuklir mematikan, untuk mengamankan fasilitas dari kebocoran radiasi lebih lanjut.
Pada 27 April, sekitar 36 jam usai bencana terjadi, warga Pripyat dievakuasi. Pada saat itu, banyak yang sudah mengeluh tentang gejala seperti muntah, sakit kepala dan tanda-tanda penyakit radiasi lainnya.
Pejabat setempat kemudian menutup area sejauh 30 km dari sekitar pabrik; penduduk diberitahu bahwa mereka akan dapat kembali setelah beberapa hari.
Banyak penduduk yang meninggalkan barang-barang pribadi dan barang-barang berharga mereka.
4. Banyak Masyarakat Paranoid dengan Dampak Kesehatan
Foto: atlasobscura.com
Dalam waktu tiga bulan setelah kecelakaan Chernobyl, 31 orang meninggal akibat paparan radiasi atau efek langsung lainnya dari bencana, menurut NRC, UNSCEAR dan sumber-sumber lain.
Terdapat lebih dari 6.000 kasus kanker kelenjar tiroid yang pada akhirnya dikaitkan dengan paparan radiasi di Ukraina, Belarus dan Rusia, meskipun jumlah ini sulit dipastikan bila benar-benar secara langsung disebabkan oleh kecelakaan Chernobyl.
Beberapa ahli bahkan berpendapat bahwa ketakutan yang tidak berdasar tentang keracunan radiasi menyebabkan penderitaan yang lebih besar daripada bencana Chernobyl itu sendiri.
Contohnya, banyak dokter di seluruh Eropa Timur dan Uni Soviet menyarankan wanita hamil melakukan aborsi demi menghindari kelahiran bayi dengan cacat lahir atau gangguan lainnya, meskipun tingkat paparan radiasi pada para wanita ini terlalu rendah untuk menyebabkan masalah kehamilan.
PBB bahkan menerbitkan laporan tentang dampak kecelakaan Chernobyl yang dianggap "penuh dengan pernyataan tidak berdasar yang tidak memiliki dukungan dari segi ilmiah."
Baca Juga: 4 Rekomendasi Tontonan di Netflix Untuk Ngabuburit Bareng Si Kecil
5. Menjadi Tempat Wisata
Foto: dailysunpost.com
Meskipun telah menjadi bencana yang melegenda, beberapa ratus mantan penduduk daerah Pripyat telah kembali ke rumah mereka di sana, meskipun ada risiko paparan radiasi.
Ilmuwan, pejabat pemerintah, dan personel lainnya diizinkan berada di lokasi untuk melakukan inspeksi dan keperluan lain.
Pada tahun 2011, Ukraina membuka daerah itu bagi wisatawan yang ingin melihat secara langsung dampak setelah bencana.
6. Lokasi Ledakan Chernobyl Tidak Dijamin Aman Sepenuhnya
Foto: belarusfeed.com
Wilayah ini sekarang dikenal sebagai salah satu suaka margasatwa paling unik di dunia. Populasi serigala, rusa, berang, elang, babi hutan, rusa, beruang, dan hewan lainnya berkembang pesat.
Diketahui, hanya ada sedikit efek radiasi, seperti pohon kerdil yang tumbuh di zona radiasi tertinggi dan hewan dengan kadar cesium-137 (unsur radiologi) yang tinggi di tubuhnya.
Tetapi, bukan berarti area tersebut telah normal, atau akan kembali normal dalam waktu dekat.
Karena radiasi yang mengelilingi daerah bekas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl, daerah itu tidak akan aman untuk dihuni manusia, setidaknya selama 20.000 tahun ke depan.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.