13 September 2023

Sinopsis Filosofi Teras, Cocok untuk Mengatasi Emosi Negatif

Membentuk mental tangguh saat menghadapi masalah
Sinopsis Filosofi Teras, Cocok untuk Mengatasi Emosi Negatif

Foto: Unsplash.com

Sedang khawatir dengan banyak hal, suka baperan, atau susah move-on? Moms wajib membaca buku Filosofi Teras.

Buku motivasi yang satu ini cocok untuk Generasi Milenial dan Gen-Z yang ingin menjalani hidupnya dengan lebih tangguh dan tahan banting.

Meski sempat dianggap sebagai buku filosofi yang membosankan, sang penulis Henry Manampiring merangkai kata demi kata dengan alur yang natural.

Tak sedikit pembaca yang merasa terbantu dalam mengelola emosi mereka setelah membaca buku ini.

Penasaran dengan isi cerita Filosofi Teras? Simak sinopsis selengkapnya berikut ini!

Baca Juga: Sinopsis Film Autobiography, Sukses Go Internasional!

Informasi Buku Filosofi Teras

Buku Filosofi Teras
Foto: Buku Filosofi Teras (Goodreads.com)

Filosofi Teras adalah sebuah buku karya Henry Manampiring terbaru yang terbit tahun 2018.

Buku ini menceritakan tentang filsafat Yunani-Romawi kuno yang ditulis dengan bahasa Indonesia.

Dikemas dengan gaya bahasa yang ringan dan sederhana membuat Filosofi Teras cocok dibaca untuk mengisi waktu luang.

Meski terdiri dari 312 halaman, rasanya bukan hal sulit untuk melalap habis lembarannya satu per satu dalam sekali duduk.

Buku yang menceritakan tentang filsafat Yunani-Romawi kuno ini sukses menarik perhatian pembaca hingga masuk cetakan ke-50.

Sang penulis, Heny Manampiring, tak pernah menyangka bahwa 'anak' yang ia ciptakan dari tangan ajaibnya ini laku melebihi 275 ribu eksemplar.

Baca Juga: Sinopsis The First Responders 2, Melanjutkan Penyelamatan!

Saking banyaknya buku yang terjual, Filosofi Teras termasuk jajaran buku dengan predikat mega best seller di sejumlah toko buku.

Selain itu, Filosofi Teras juga berhasil meraih predikat sebagai Book of The Year di International Book Fair tahun 2019.

Mulanya, ia menduga para penikmat novel tak akan tertarik dengan buku filsafat miliknya.

Terlebih, Filosofi Teras sempat mendapat cibiran dari kalangan pembaca sehingga membuatnya pesimis.

Henry mengaku sangat senang jika buah pikiran yang ia tuangkan dalam Filosofi Teras bisa diterima sangat luas.

Apalagi saat banyak orang bisa memahami filosofi tersebut dan mampu menerapkannya dengan baik.

Itulah kenapa Henry menggunakan diksi Filosofi Teras agar mudah dibaca dan dibayangkan oleh para pembaca Indonesia.

Baca Juga: 7 Inspirasi Tren Dapur 2023 yang Desainnya Bikin Nyaman

Sinopsis Filosofi Teras

Buku Filosofi Teras
Foto: Buku Filosofi Teras (Paltv.disway.id)

Secara garis besar, buku Filosofi Teras berisi penjelasan mengenai konsep Stoic.

Konsep Stoic adalah salah satu konsep filosofi yang lahir di zaman Yunani-Romawi Kuno.

Buku ini menceritakan tokoh Zeno, seorang pelopor filsafat stoa yang kerap mengajarkan filosofinya di sebuah teras berpilar.

Diceritakan sekitar 300 tahun sebelum Masehi, kapalnya yang sedang berlayar mengangkut barang dagangan mahal karam di tengah laut.

Zeno pun terdampat di Athena.

Namun, di sinilah ia mengenal filsafat dari guru bernama Crates.

Ia juga mempelajari sejumlah filsafat lain hingga menyebarkan ilmunya ke masyarakat.

Baca Juga: 10 Cerita Dewasa 21+ 'Terpanas' dengan Rating Tinggi

Zeno lebih senang mengajar di sebuah teras berpilar.

Dalam bahasa Yunani, teras pilar disebut sebagai "stoa".

Dari sinilah lahir istilah Stoisisme, yang kini diterjemahkan menjadi Filosofi Teras.

Stoisisme sering disalahartikan dengan pasrah dengan keadaan.

Padahal, ini tidak sama dengan proses menerima atas kejadian-kejadian yang tidak bisa kita kendalikan.

Dalam Filosofi Teras, ada dua tujuan yang ingin dicapai.

Tujuan pertama adalah hidup bebas dari emosi negatif seperti sedih, marah, cemburu, curiga, hingga baper.

Ketentraman dalam hidup hanya bisa didapatkan dengan fokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan.

Ya, emosi negatif lah yang bisa dikendalikan, bukan faktor eksternal dalam diri.

Tujuan kedua dalam buku Filosofi Teras adalah hidup dengan kebaikan.

Pembaca akan diajak untuk menentukan cara hidup sebaik-baiknya layaknya manusia.

Mulai dari kemampuan mengambil keputusan, bersikap adil dan jujur, memegang prinsip yang benar, dan menahan diri.

Baca Juga: Sociopreneur: Pengertian, Tujuan, Karakteristik, dan Contoh

Filsafat stoisisme lahir di era penuh peperangan dan krisis di Yunani.

Dari situasi itulah, filsafat ini ditulis untuk menghadapi masa sulit.

Perlu diingat bahwa stoisisme tidak menjanjikan kedamaian di akhirat, tetapi rasa ketenteraman di kehidupan sekarang.

Ambil contoh pada berita hoaks yng beredar hingga menyebabkan perpecahan di masyarakat.

Meski kerap membuat naik darah, hindari langsung mengungkapkan amarah di kolom komentar dan membagikan kabar tersebut sebelum dicek kebenarannya.

Dari contoh ini, Moms tak lantas mengikuti hawa nafsu yang menggebu-gebu saat emosi.

Justru, Moms diajak untuk menggunakan nalar atau rasio agar tak gegabah sebelum bertindak.

Jangan mudah dikuasai emosi negatif seperti marah, iri, atau dengki saat bersosialisasi.

Baca Juga: 7 Manfaat Daun Sage dan Cara Mengolahnya Menjadi Teh

Fokuslah pada hal-hal yang bisa dikendalikan agar lebih tenang dalam menghadapi masa sulit dalam...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb