19 Desember 2023

Biografi Cut Nyak Meutia dan Kisah Perjuangannya di Aceh

Pahlawan nasional wanita dari Aceh
Biografi Cut Nyak Meutia dan Kisah Perjuangannya di Aceh

Dari pernikahannya dengan Teuku Cik Tunong, Cut Meutia memiliki seorang anak bernama Teuku Raja Sabi.

Namun, sebelum meninggal, Teuku Cik Tunong memberikan wasiat kepada Pang Nangroe agar menikahi istrinya dan menjaga anaknya.

Baca Juga: Biografi Gatot Soebroto, Pahlawan Pembela Rakyat Kecil

Melancarkan Serangan Gerilya

Ilustrasi Perang Aceh
Foto: Ilustrasi Perang Aceh (Wikipedia.org)

Pada tahun 1907, Pasukan Pang Nangroe, bersama Cut Meutia, melancarkan serangan terhadap pos pasukan Belanda yang awalnya dijaga oleh pekerja kereta api.

Serangan tersebut mengakibatkan beberapa tentara Belanda tewas dan yang lainnya mengalami luka-luka.

Kemudian, pada bulan Juni 1907, Pasukan Pang Nangroe kembali menyerang pos Belanda di daerah Keude Bawang, yang menyebabkan seorang tentara Belanda tewas dan yang lainnya terluka.

Dengan melancarkan sabotase terhadap jalur logistik dan kereta api, taktik perang gerilya yang diterapkan oleh Pang Nangroe bersama Cut Meutia membuat Belanda kesulitan untuk menanganinya.

Pada bulan Agustus 1910, Belanda mengetahui lokasi basis pertahanan Pang Nangroe dan Cut Meutia, tetapi sebelum mereka bisa mengepungnya, pasukan Pang Nangroe dan Cut Meutia telah memindahkan basis mereka ke tempat lain.

Perjuangan Cut Nyak Meutia bersama suaminya terus berlanjut dengan melakukan serangan terhadap pos-pos Belanda untuk melemahkan kekuatan Belanda.

Namun, pada bulan September 1910, Pang Nangroe tewas akibat tembakan dari pasukan Belanda di wilayah Paya Cicem dan dimakamkan di samping masjid Lhoksukon.

Keteladanan Cut Nyak Meutia terlihat dari perannya dalam mengambil alih kepemimpinan pasukan dan meneruskan perlawanan terhadap Belanda setelah kematian suaminya.

Basis pertahanan kemudian dipindahkan ke wilayah Gayo dan Alas, di mana mereka bergabung dengan pasukan lain yang dipimpin oleh Teuku Seupot Mata.

Wafatnya Cut Meutia

Pada bulan Oktober 1910, Pasukan Belanda semakin memburu Cut Meutia. Untuk menghindari pengepungan, Cut Meutia memindahkan pasukannya dari gunung ke gunung.

Namun, pada tanggal 24 Oktober 1910, di Alue Kurieng, terjadi pertempuran sengit antara pasukan Cut Meutia dan pasukan Belanda.

Cut Meutia gugur dalam pertempuran tersebut, meninggalkan anaknya yang dijaga oleh Teuku Syech Buwah.

Atas pengabdiannya, Cut Meutia diakui sebagai Pahlawan Indonesia melalui SK Presiden Nomor 107/1964 pada tahun 1964. Pemerintah Indonesia juga mengabadikannya dalam pecahan uang rupiah pada tahun 2016.

Baca Juga: Biografi Malahayati, Laksamana Perempuan Pertama di Dunia

Demikian informasi tentang kisah perjuangan Cut Nyak Meutia dalam menentang penjajahan Belanda.

Semoga informasi ini dapat memperkaya wawasan, ya!

  • https://www.biografiku.com/biografi-cut-nyak-meutia/
  • https://www.infobiografi.com/biografi-dan-profil-lengkap-cut-nyak-meutia-pahlawan-nasional-wanita-indonesia-dari-aceh/
  • https://acehprov.go.id/berita/kategori/jelajah/cut-nyak-meutia
  • https://steemit.com/news/@herman2141/biography-of-cut-nyak-meutia-hero-of-aceh-2017625t195029965z

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb