Mengenal G Spot, Zona Erotis Perempuan untuk Capai Orgasme

Merangsang G Spot bisa jadi foreplay terbaik!
Mengenal G Spot, Zona Erotis Perempuan untuk Capai Orgasme

G Spot sering berkaitan dengan sesuatu yang sensual. Pernahkah Moms membicarakannya bersama Dads saat pillow talk, misalnya?

Sebab, ada kesenangan tersendiri saat membahasnya, apalagi saat melakukanya bersama.

Sebenarnya, apa yang Moms pikirkan ketika mendengar kata tersebut? Biasanya, banyak yang mengartikan G Spot sebagai zona erotis bagi perempuan yang akan merasakan rangsangan luar biasa jika disentuh, apalagi saat melakukan hubungan seksual.

"Kami tahu ada sesuatu di sana. Ada banyak perempuan yang bersenang-senang dengan merangsang area vagina itu. Kami juga tahu beberapa perempuan mengalami ejakulasi ketika ada tekanan yang diterapkan pada area yang sama,” kata Amy Levine, konselor seks bersertifikat dan pendiri SexedSolutions.com.

Baca Juga: 5 Makanan Peningkat Gairah Seksual yang Wajib Dicoba

Mengenal G-Spot

G Spot (Orami Photo Stock)
Foto: G Spot (Orami Photo Stock)

G Spot bukanlah sesuatu yang baru. Ini pertama kali dicatat pada tahun 1940-an oleh ginekolog Jerman Ernst Grafenberg hingga menggunakan huruf G dalam penamaannya.

Istilah ‘tombol ajaib’ sebagai kata gantinya juga menjadi populer pada 1982.

Ini berbarengan dengan diterbitkannya buku terlaris peneliti seks Beverly Whipple The G Spot: And Other Discoveries about Human Sexuality (Holt Paperbacks).

Namun, masih ada perdebatan mengenai benarkan ada G Spot pada perempuan atau tidak.

Sebab, vulva dan vagina setiap perempuan tidak sama, dan kumpulan ujung saraf yang sangat sensitif mungkin berada di tempat yang berbeda.

Ini mungkin menjadi penjelasan mengapa beberapa orang merespons dengan baik teknik atau posisi tertentu dan yang lainnya tidak.

G spot mungkin merupakan zona yang sulit ditentukan dari satu perempuan ke perempuan lainnya.

Sebuah penelitian oleh para peneliti di Italy's L'Aquila University yang dipublikasikan oleh The Journal of Sexual Medicine mengklaim telah menemukan bukti fisiologis dari G Spot.

Menggunakan USG vagina, para peneliti menemukan jaringan yang lebih tebal antara vagina dan uretra di mana G-spot diperkirakan berada pada perempuan yang melaporkan mengalami orgasme vagina, tetapi tidak pada perempuan yang melaporkan mengalami orgasme klitoris.

Peneliti utama Emmanuele Jannini, M.D., menyimpulkan bahwa beberapa perempuan memiliki G-spot dan yang lainnya tidak.

Tapi, penelitian tidak bisa menjadi bukti yang kuat sebab hanya menguji 20 perempuan yang merupakan ukuran sampel yang kecil dan belum tentu mewakili semua perempuan.

“Tidak ada cara untuk mengetahui apa yang terjadi lebih dulu, G-spot atau orgasme vagina. Bisa jadi perempuan dengan jaringan lebih tebal yang menunjukkan G-spot lebih banyak merasa terangsang di area tersebut,” jelasnya.

Secara umum, G Spot berada di vagina bagian atas atau posisinya berada di sekitar pukul 12 saat posisi perempuan berbaring telentang. Ini sekitar 2,5-3 inci di dalam vagina, tepat di bawah uretranya.

Namun, tingkat sensasi seksual ini sangat bervariasi dan tergantung pada gairah, hari, waktu dan bulan.

Baca Juga: Tanda Kehamilan 1 Minggu Setelah Berhubungan

Kaitan G Spot dan Orgasme yang Lebih Baik

G Spot Wanita (Orami Photo Stock)
Foto: G Spot Wanita (Orami Photo Stock)

Seorang peneliti seks Paul Joannides, menulis bahwa perasaan di klitoris akan sampai ke otak melalui saraf pudendal, dan sensasi vagina termasuk G Spot dikirim ke otak melalui panggul saraf.

Karena itu, merangsang kedua titik tersebut dapat menyebabkan orgasme yang lebih intens atau ‘penuh’.

Karena klitoris dan G Spot adalah zona sensitif seksual yang berbeda, merangsang keduanya akan membuat orgasme yang lebih kuat bagi banyak perempuan.

“Beberapa perempuan menggambarkan orgasme klitoris sebagai lebih ‘dangkal’ dan orgasme vagina ‘lebih dalam’ atau lebih intens,” kata Amy.

Jadi, bagaimana Moms bisa menemukan G Spot? Eksperimen, pola pikir yang sehat dan sedikit kesabaran adalah kuncinya. “Yang paling penting terangsang sepenuhnya. Karena G Spot yang ‘membengkak’, maka semakin banyak perempuan yang terangsang," jelasnya.

Meski begitu, beberapa pasangan melaporkan bahwa mereka tidak dapat merasakan perbedaan jaringan dengan jari-jarinya.

Moms mungkin bisa membimbing Dads untuk menemukan tempat yang tepat.

G Spot membutuhkan rangsangan yang lebih sebelum tubuh menerjemahkannya sebagai kenikmatan seksual.

Stimulasi G-spot dapat menyebabkan perempuan mengalami ejakulasi, menurut International Society for Sexual Medicine .

Beberapa juga melaporkan sensasi bahwa mereka perlu buang air kecil selama stimulasi G-spot.

Selain G Spot, terdapat juga A-spot yang ditemukan oleh Dr. Chua Chee Ann. Dia mengatakan bahwa keduanya dapat membantu perempuan mencapai orgasme, tetapi penggunaan utamanya tampaknya sebagai alat untuk foreplay.

Ini dapat dengan cepat menghasilkan pelumasan yang signifikan, bahkan membuat bentuk penetrasi lain lebih menyenangkan.

Untuk beberapa perempuan, merangsang tempat ini dapat memberikan hasil yang lebih cepat.

Baca Juga: 9 Tips Lakukan Gaya 69 untuk Mencapai Klimaks dengan Pasangan

Cara Merangsang G Spot

Cara Merangsang G Spot (Orami Photo Stock)
Foto: Cara Merangsang G Spot (Orami Photo Stock)

Merasa terangsang dengan lebih dalam akan berbeda bagi setiap perempuan. Bisa saja dengan melakukan lima menit aktivitas seksual atau bisa saja lebih.

Ada beberapa cara merangsang G Spot untuk mendapatkan double rangsangan, misalnya:

1. Fingering

Setelah terangsang dan merasakan cairan seperti pelumas, ikuti langkah-langkah:

  • Masukkan jari Moms atau ke dalam vagina.
  • Cari spot tertentu di sepanjang dinding atas vagina, misalnya area yang terasa berbeda dari jaringan lainnya. Mungkin terasa lebih menyenangkan saat disentuh.
  • Jika telah menemukannya, rangsang area tersebut dengan gerakan naik turun. Coba eksplorasi gerakannya.

“Bagi banyak perempuan, G Spot berada sekitar setengah jalan antara lubang vagina dan leher rahim.

Namun, banyak perempuan yang takut buang air kecil selama stimulasi G Spot karena memicu sensasi yang sama seperti saat akan buang air kecil,” kata Amy.

Amy merekomendasikan untuk buang air kecil terlebih dahulu untuk menenangkan pikiran agar tidak berfikir hal itu adalah mengompol.

Setelah G Spot dirangsang hingga ‘bengkak’, rasa ingin buang air kecil biasanya mereda dan mungkin hilang hingga berganti dengan rasa senang.

Untuk beberapa perempuan, stimulasi G-spot memicu pelepasan cairan dari kelenjar Skene di uretra, biasanya saat orgasme.

2. Ubah Posisi Seks

Amy menjelaskan bahwa perempuan bisa mencari G Spot dengan berhubungan intim. Beberapa posisi ideal untuk ini adalah:

  • Woman on top/perempuan di atas

Ini memungkinkan bagi perempuan untuk bereksperimen dengan sudut yang paling cocok untuknya.

Bersandar sedikit saat berada di atas akan menargetkan dinding vagina bagian atas.

  • Entri belakang

Ini bekerja sangat baik jika perempuan dapat memiringkan tubuhnya ke bawah dengan bertumpu pada sikunya.

Stimulasi G Spot dapat ditingkatkan dengan meremas otot dasar panggul di sekitar penis.

  • Moms dapat bereksperimen dengan memiringkan tubuh sedikit

Sehingga tulang panggul akan sejajar dan penis berada pada sudut yang tepat untuk memberikan stimulasi G Spot.

  • Dads harus mempertahankan gerakan goyang yang lembut

Posisi ini, yang disebut teknik penyelarasan coital yang juga memberikan stimulasi klitoris.

Seks yang baik adalah tentang hubungan mental dan fisik.

Merasa nyaman dengan Dads dan diri sendiri adalah syarat mendapatkan kesenangan.

Karena posisinya cukup dalam, saat Moms dan Dads menemukan lokasinya, ini akan membuat waktu berdua di atas ranjang akan menjadi lebih ‘panas’ dari biasanya!

  • https://www.everydayhealth.com/sexual-health/how-find-your-g-spot/
  • https://www.psychologytoday.com/us/blog/married-and-still-doing-it/201709/looking-the-g-spot-6-things-know
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/a-spot#vs-the-g-spot
  • https://www.issm.info/sexual-health-qa/do-women-ejaculate/
  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/20092462/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb