
Walau lebih sering dialami oleh remaja dan dewasa, kasus anoreksia pada anak berusia di bawah 12 tahun sebenarnya cukup sering ditemui.
Menurut ensiklopedia kesehatan University of Rochester Medical Center, anoreksia atau anorexia nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan perilaku menolak makan atau membiarkan diri merasa lapar.
Sampai saat ini diketahui ada dua tipe anoreksia yang lebih spesifik, yaitu:
Baca Juga: Sama-sama Gangguan Makan, Apa Bedanya Bulimia dan Anoreksia?
Nah, seperti apa gejala anoreksia pada anak dan bagaimana cara mengatasinya? Silakan baca penjelasan berikut untuk tahu jawabannya ya, Moms.
Foto: Anoreksia Pada Anak, Bagaimana Gejala Dan Cara Mengatasinya 1.jpg
Foto: Telegraph.co.uk
Mengutip Child Mind Institute, anoreksia pada anak seringkali disertai dengan gejala perilaku seperti sengaja menolak makanan, sering terburu-buru ke kamar mandi setelah makan, sangat takut dengan kenaikan berat badan, atau selalu merasa gemuk atau kelebihan berat badan meski sebenarnya tidak.
Anak yang mengalami anoreksia juga umumnya terlihat kurus kering untuk ukuran tinggi dan usianya, kulit sangat kering, sangat cepat lelah, kulit terlihat kuning, perut kembung, sensitif pada suhu dingin, dan memiliki rambut halus (lanugo) pada tubuh.
Bukan hanya itu Moms, secara psikologis Si Kecil pun akan terlihat tidak banyak bergaul atau tertutup, mudah marah, mood gampang berubah, dan menunjukkan gejala depresi.
Baca Juga: 6 Cara Mengatasi Anoreksia pada Bayi
Foto: Anoreksia Pada Anak, Bagaimana Gejala Dan Cara Mengatasinya 2.jpg
Foto: intrigue.ie
Penyebab anoreksia pada anak memang sulit untuk diketahui secara pasti, tapi menurut Boston Children’s Hospital ada beberapa faktor yang memengaruhi, seperti:
Foto: Anoreksia Pada Anak, Bagaimana Gejala Dan Cara Mengatasinya 3.jpg
Foto: psychologos.vrettou.gr
Jika tak segera diatasi, anoreksia pada anak bisa menyebabkan kurang gizi dan kerusakan fatal pada berbagai organ tubuh.
Misalnya, aritmia atau detak jantung tidak beraturan, anemia, dehidrasi, berkurangnya produksi hormon pertumbuhan, tulang rapuh, dan sebagainya.
Menurut rekomendasi National Health Services, jika Moms melihat Si Kecil menunjukkan gejala seperti di atas, sebaiknya segera mengajaknya berdiskusi dari hati ke hati.
Tetap kalem, tidak menghakimi, hindari membahas soal penampilan fisik, gunakan metode “I-message,” dan fokus pada perasaan anak.
Selanjutnya Moms bisa mengajak Si Kecil berkonsultasi ke psikolog, untuk kemudian dilakukan tindakan seperti psikoterapi, terapi individu, terapi keluarga, terapi perilaku, rehabilitasi nutrisi, atau pemberian obat.
Baca Juga: 3 Jenis Gangguan Makan yang Dapat Dialami Remaja
Membesarkan anak dengan kebiasaan makan yang sehat, komunikasi terbuka, serta menumbuhkan citra diri positif sejak kecil dikatakan bisa membantu mencegah anoreksia pada anak. Jadi tidak ada salahnya mulai dicoba ya, Moms.
Bagaimana menurut Moms, apa lagi yang bisa dilakukan orang tua untuk mencegah anoreksia pada anak?