22 Juni 2018

Jangan Dilakukan, Ini 5 Dampak Buruk Menakut-nakuti Anak

Menakuti anak bisa memberikan trauma psikologis sampai ia dewasa nanti
Jangan Dilakukan, Ini 5 Dampak Buruk Menakut-nakuti Anak

Orang tua zaman dulu sering menakut-nakuti anak sebagai jurus untuk mendisiplinkan anak.

Contohnya saja, melarang anak bermain di luar rumah saat hari sudah gelap dengan ucapan “Nanti diculik setan, lho” atau mengatakan “Ayo habiskan makannya kalau tidak mau didatangi orang gila.”

Nah, apa Moms juga termasuk orang tua yang menggunakan cara tersebut untuk mendisiplinkan anak? Tahukah Moms kalau menakut-nakuti anak akan berdampak buruk pada kondisi mentalnya?

Dampak Buruk Menakut-nakuti Anak

sad toddler
Foto: sad toddler

foto: recoveryranch.com

Hati-hati, menurut profesor psikologi dari University of Notre Dame, Darcia Narvaez Ph.D., dampak menakuti anak ternyata bisa sangat traumatis dan memberi pengaruh negatif pada perkembangan kepribadian serta psikologisnya hingga dia dewasa nanti.

Bila terus dilakukan, Si Kecil bisa tumbuh menjadi orang dewasa dengan karakter:

1. Kepercayaan diri yang rendah

2. Penakut dan selalu ragu-ragu

3. Kurang berinisiatif

4. Tidak berani menghadapi masalah

5. Cenderung selalu bergantung pada orang lain

Bukan hanya itu, menurut konsultan psikiater dari University of Santo Tomas, Dr. Bess de Guia, menakut-nakuti juga bisa menyebabkan gangguan kesehatan mental pada anak seperti post-traumatic stress disorder, serangan panik, hingga gangguan kecemasan.

Contoh paling dekat yang sering kita lihat adalah anak yang takut akan gelap atau takut akan ruang sempit. Tentu Moms tidak mau kalau Si Kecilsampai mengalaminya kan?

Baca Juga: Wah, Balita Tahu Jika Orang Tuanya Berbohong

Alternatif Cara untuk Mendisiplinkan Anak

Meski masih kecil dan terlihat polos, sejak berusia 2 tahun, balita sebenarnya sudah bisa memahami penjelasan logis. Karena itulah, lebih baik Moms menerapkan hal positif untuk mendisplinkan anak, caranya:

1. Memberikan Penjelasan Logis

dampak menakut nakuti anak dan cara menghindarinya 1
Foto: dampak menakut nakuti anak dan cara menghindarinya 1

foto: babble.com

Jangan anggap remeh kecerdasan balita ya, Moms. Bila dijelaskan secara sederhana, mereka bisa mengerti penjelasan logis atau hubungan sebab akibat yang mendasari suatu aturan atau larangan.

Sebagai contoh, Moms bisa katakan bahwa balita tidak boleh bermain di luar saat menjelang malam, karena sulit melihat jalan dalam keadaan gelap dan udara dingin bisa membuatnya sakit.

2. Edukasi

dampak menakut nakuti anak dan cara menghindarinya 2 (1)
Foto: dampak menakut nakuti anak dan cara menghindarinya 2 (1)

foto: thepragmaticparent.com

Proses mendisiplinkan anak juga bisa dilakukan berbarengan dengan menambah pengetahuannya.

Sebagai contoh, bila anak tidak mau makan sayur, jelaskan bahwa gizi dalam sayuran akan membuatnya tubuhnya menjadi lebih besar dan kuat.

Begitu juga kalau dia tidak mau gosok gigi, katakan dengan sejujurnya bahwa kuman dalam mulut bisa membuat giginya sakit dan bolong bila tidak dibersihkan.

Baca Juga: Ini Cara Kompak Mendidik Si Kecil Bersama Suami

3. Bertanya

dampak menakut nakuti anak dan cara menghindarinya 3
Foto: dampak menakut nakuti anak dan cara menghindarinya 3

foto: livestrong.com

Alternatif yang lebih positif selain dengan menakut-nakuti anak adalah memberikan pertanyaan untuk mendorongnya berpikir kritis sekaligus menumbuhkan rasa ingin tahu.

Contohnya, “Kalau kamu bermain di luar rumah tanpa alas kaki, kira-kira kotoran apa saja yang akan menempel di kaki, ya?” atau “Coba tebak, apa saja manfaat vitamin A dalam wortel?”

Selain menyenangkan karena terasa seperti permainan tebak-tebakan, cara ini juga cukup efektif mengalihkan perhatian balita yang sedang ingin melakukan hal yang Moms larang. Jadi sama-sama untung kan Moms?

Yuk, mulai tinggalkan kebiasaan menakut-nakuti anak dan beralih menggunakan cara yang lebih positif. Asyik kan Moms, kalau anak jadi disiplin sekaligus tambah pintar?

(WA)

FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.