22 Februari 2019

Jangan Paksa Anak Habiskan Makan, Ini Porsi yang Tepat!

Orang tua harus lihat ritme anak saat makan
Jangan Paksa Anak Habiskan Makan, Ini Porsi yang Tepat!

Orang tua mana yang tidak bahagia saat anaknya berhasil menghabiskan sepiring makanan? Orang tua bahkan jadi lebih bahagia ketika anaknya minta tambah makan.

Sebaliknya, jika anak tidak menghabiskan makanannya, orang tua akan pusing tujuh keliling. Mereka akan terus mencari cara agar anak mau menghabiskan makanannya, termasuk dengan memaksa anak.

Ahli Gizi dari FKUI RSCM Prof. dr. Saptawati Bardosono menilai hal tersebut merupakan tindakan yang salah. Menurutnya, orang tua tidak boleh memaksa anaknya untuk menghabiskan makan.

Perempuan yang akrab disapa Prof Tati itu menuturkan, ada banyak alasan mengapa anak tidak mau menghabiskan makannya.

Mulai dari anak yang suka dengan makanannya, mereka merasa sudah kekenyangan, hingga porsi yang diberikan berlebihan.

Baca Juga : 4 Tips Membawa Balita Makan di Restoran

Porsi Makan Anak Hanya Sekepal Tangannya

healthy food school age children
Foto: healthy food school age children
foto: Beto-rooma.com.br

Menurut Prof Tati, banyak orang tua yang memberikan porsi makan yang salah kepada anak mereka. Tidak mengherankan jika pada akhirnya anak tidak sanggup menghabiskan makanan tersebut.

“Porsi makan anak itu sekepal tangannya. Ingat, sekepal tangannya. Bukan sekepal tangan ibu. Itu sudah cukup,” tuturnya saat ditemui di sela peluncuran gerakan “1 Juta Iya Boleh” di ujar Prof. Tati di Ayana MidPlaza Hotel, Jakarta, Kamis (7/2).

Selain memperhatikan porsi makan anak, orang tua juga perlu melihat ritme anak ketika makan. Terkadang anak sudah menunjukkan tanda kekenyangan hingga hendak muntah tetapi orang tua malah terus memaksanya untuk menghabiskan makanan.

“Kita harus lihat kebutuhan anaknya. Makanya piring bayi, piring anak dewasa yang besarnya berbeda-beda. Memang mesti mengikuti ritme anak,” jelas Prof Tati.

Kandungan nutrisi pada makanan juga harus diperhatikan. Banyak orang tua yang hanya memberikan nasi dan satu lauk untuk anak mereka.

Padahal, porsi makan anak itu harus lengkap, yakni karbohidrat, protein, dan tidak boleh ketinggalan sayur dan buah.

Karbohidrat, lanjut Prof Tati, bisa didapatkan dari nasi, roti, jagung, ataupun ubi. Sedangkan protein bisa didapatkan dari daging, ikan, atau telur yang juga mengandung lemak.

Baca Juga : 5 Tips Memilih Kursi Makan Anak yang Aman

Makan Tiga Kali untuk Mengontrol Asupan Kalori

shutterstock 459029440
Foto: shutterstock 459029440
foto: Parents.com

Setiap harinya, anak membutuhkan asupan 1.500 kalori. Jumlah tersebut, kata Prof Tati, cukup besar untuk dimakan sekali waktu.”Maka dibagi jadi tiga waktu, yakni pagi, siang, dan malam,” kata Prof Tati.

Umumnya, perut akan kosong empat jam setelah makan. Di saat itu, anak akan merasa lapar.

Namun, Moms tidak perlu selalu memberikan makanan berat. Moms bisa menyelingi waktu makan dengan snack sehat seperti buah atau kacang-kacangan.

“Jika anak meminta tambah makan, sebaiknya diberi saja buah. Ini akan membantu mengontrol kalori,” jelas dia.

Dengan makan tiga kali sehari ditambah snack sehat di sela jam makan, asupan kalori yang dibutuhkan anak jadi lebih terkontrol.

Prof Tati juga mengatakan bahwa anak tidak boleh makan terlalu malam atau terlalu dekat dengan jam tidurnya. Usahakan anak makan 1-2 jam sebelum jam tidur.

“Untuk makan malam misalnya bisa pada pukul 18.00 jika anak tidur pukul 20.00,” ujarnya.

Ternyata memberikan makan pada anak juga ada aturannya Moms. Jangan lagi memaksakan anak untuk menghabiskan makanan ya Moms.

(AND)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb