26 Juli 2021

Herd Stupidity, Salah Satu Penyebab Lonjakan Covid-19 yang Tak Terkendali

Apa yang dimaksud dengan herd stupidity dalam menghadapi pandemi COVID-19?
Herd Stupidity, Salah Satu Penyebab Lonjakan Covid-19 yang Tak Terkendali

Moms, pernahkah mendengar dan mengetahui tentang herd stupidity? Di tengah masa pandemi COVID-19 yang masih berlangsung sampai sekarang, istilah herd stupidity menarik perhatian. Adapun herd stupidity menjadi istilah yang diperkenalkan pertama kali oleh Pandu Riono, epidemiolog Universitas Indonesia.

Herd stupidity datang dari keresahan dengan penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia. Keadaannya bukan semakin membaik, malah justru sebaliknya. Pemerintah kewalahan menghadapi pandemi dan masyarakat tidak secara kondusif dalam menerapkan protokol kesehatan.

Baca Juga: 5 Aktivitas di Dalam Rumah saat Pandemi Corona, Anti Bosan!

Melalui akun Twitter pribadinya, Pandu Riono mengungkapkan arti dari herd stupidity itu sendiri.

“Indonesia sudah lama dalam kondisi “Herd Stupidity”. Perilaku manusianya yang dorong replikasi virus, memperbanyak diri, dan berubah menjadi lebih menular. Manusia yang mendapat amanah dari pejabat dan manusia-manusia lain yang tidak berperilaku 5M & enggan divaksinasi.”

Itulah tweet dari Pandu Riono yang kemudian membuat istilah herd stupidity menjadi terkenal. Lantas sebenarnya, apa yang kita bisa lakukan untuk menanggapi hal ini, Moms? Lebih lanjutnya, simak ulasan berikut ini, ya!

Herd Stupidity Kebalikan dari Herd Immunity

Herd Stupidity Kebalikan dari Herd Immunity
Foto: Herd Stupidity Kebalikan dari Herd Immunity (Freepik.com)

Foto: Orami Photo Stock

Istilah herd stupidity merupakan pelesetan dari herd immunity. Hal ini diungkapkan oleh Dicky Chresthover Pelupessy, psikolog sosial dari Universitas Indonesia.

Meski bukan menjadi kata yang baru, istilah ini terkenal berhubungan dengan situasi pandemi COVID-19 seperti sekarang.

Seharusnya, kita semua dapat mencapai herd immunity. Dilansir dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), herd immunity atau kekebalan kelompok adalah perlindungan tidak langsung dari penyakit menular yang terjadi ketika suatu populasi kebal baik melalui vaksinasi.

Baca Juga: Tips Melindungi Diri dari COVID-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

WHO mendukung herd immunity melalui vaksinasi, tidak membiarkan penyakit menyebar melalui segmen populasi mana pun, karena ini akan mengakibatkan angka penularan semakin tinggi, yang berimbas pada kasus kematian lebih banyak pula.

Masih menurut WHO, herd immunity terhadap penyakit COVID-19 harus dicapai dengan melindungi orang melalui vaksinasi. Mengingat hal ini, rasanya hal yang terjadi di Indonesia justru sebaliknya. Untuk itulah, masyarakat Indonesia disebutkan sudah mencapai herd stupidity.

Masih banyak masyarakat Indonesia yang enggan untuk divaksin, dengan mempertimbangkan banyak alasan. Ada baiknya Moms dan keluarga melakukan vaksin COVID-19, sekaligus juga mengecek anggota kerabat lainnya apakah sudah menerima vaksin atau belum.

Baca Juga: 5 Tips Bekerja di Rumah agar Tetap Fokus di Tengah Pandemi COVID-19

Pentingnya Melakukan Vaksinasi COVID-19

Pentingnya Melakukan Vaksinasi COVID-19.jpg
Foto: Pentingnya Melakukan Vaksinasi COVID-19.jpg

Foto: Orami Photo Stock

Mengapa kita semua sangat penting untuk melakukan vaksinasi COVID-19? Tentunya, tujuan utamanya adalah mencapai herd immunity sebagai penanggulangan pandemi COVID-19.

Benar adanya, vaksin COVID-19 tidak seratus persen mencegah Moms dari infeksi penyakit tersebut. Namun, vaksin COVID-19 akan menjadi perlindungan bagi tubuh Moms. Jikapun akhirnya terinfeksi COVID-19, gejala yang ditimbulkan cenderung tidak parah.

Banyak orang yang masih enggan melakukan vaksinasi COVID-19 karena khawatir akan efek sampingnya. Perlu dipahami, vaksin COVID-19 sangat aman untuk dilakukan, bahkan sekarang dianjurkan juga untuk ibu hamil dan anak-anak.

Dilansir dari laman Centers for Disease Control and Prevention, vaksin COVID-19 aman dan efektif untuk dilakukan, serta mengurangi risiko orang untuk menyebarkan virus corona.

Efek samping mungkin saja terjadi setelah divaksin, tetapi hal tersebut normal terjadi dan akan hilang dalam beberapa hari.

Baca Juga: Cara Mencuci Masker Kain Agar Senantiasa Aman dan Higienis

Biasanya, diperlukan waktu 2 minggu setelah vaksinasi bagi tubuh untuk membangun perlindungan (kekebalan) terhadap virus penyebab COVID-19.

Moms tidak sepenuhnya divaksinasi sampai 2 minggu setelah dosis kedua dari vaksin 2 dosis atau 2 minggu setelah vaksin dosis tunggal.

Artinya, ada kemungkinan Moms masih bisa tertular COVID-19 sebelum atau sesudah vaksinasi dan kemudian jatuh sakit karena vaksin tidak memiliki cukup waktu untuk membangun perlindungan antibodi tubuh.

Namun, studi menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 efektif mencegah Moms terkena COVID-19. Mendapatkan vaksin COVID-19 juga akan membantu terhindar dari sakit parah bahkan jika Moms memang terkena COVID-19.

Jadi, jangan menunda vaksinasi COVID-19. Lebih cepat, tentunya akan lebih baik untuk segera mencapai herd immunity. Cara ini sangat efektif untuk mengatasi herd stupidity di Indonesia.

Baca Juga: Kabar Baik! Vaksin COVID-19 Sudah Bisa Diberikan pada Anak Usia 12-17 Tahun

Tetap Patuhi 5M dan Protokol Kesehatan

Tetap Patuhi 5M dan Protokol Kesehatan.jpg
Foto: Tetap Patuhi 5M dan Protokol Kesehatan.jpg (news.weill.cornell.edu)

Foto: Orami Photo Stock

Setelah melakukan vaksinasi COVID-19, Moms tidak 100% terlindungi dari infeksi virus corona. Maka dari itu, protokol kesehatan dan 5M tetap harus dilakukan.

Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan Indonesia, setiap masyarakat harus menerapkan 5M di tengah situasi pandemi COVID-19. Adapun 5M, yaitu:

  • Memakai Masker
  • Menjaga Jarak
  • Mencuci Tangan
  • Menghindari Kerumunan
  • Mengurangi Mobilitas

Awalnya, Kemenkes menganjurkan 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan sebagai pencegahan penularan COVID-19.

Kini, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas juga diharapkan dapat diterapkan masyarakat dalam menghadapi pandemi ini.

Sebaiknya, Moms dan keluarga menjauhi kerumunan saat berada di luar rumah. Semakin banyak dan semakin sering Moms bertemu orang, kemungkinan terinfeksi virus corona juga bisa semakin tinggi.

Baca Juga: 4 Protokol Kesehatan saat Membeli Makanan Pesan Antar, Wajib Tahu!

Mengurangi mobilitas, artinya tetap berada di rumah saja selama tidak ada keperluan yang mendesak.

Ya, meskipun Moms dan keluarga dalam keadaan yang sehat dan tidak memiliki gejala penyakit, potensi penularan virus corona tetap akan ada ketika sering keluar rumah.

Jika harus keluar rumah, pastikan Moms memakai double mask untuk meningkatkan efektivitas dari masker tersebut. Double mask yang dimaksud, yaitu masker bedah di bagian dalam dan masker kain di bagian luar.

Infeksi COVID-19 bisa terjadi begitu cepat. Maka dari itu, ada baiknya Moms tetap menerapkan 5M dan protokol kesehatan yang ketat setelah melakukan vaksinasi.

Mari kita atasi herd stupidity yang berkembang di masyarakat dengan memperkuat herd immunity.

Lindungi diri dan orang-orang terdekat dari bahaya COVID-19 dengan disiplin dan konsisten menerapkan 5M dan protokol kesehatan. Semoga semua dalam keadaan yang sehat, ya!

  • https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/vaccines/keythingstoknow.html
  • http://www.padk.kemkes.go.id/article/read/2021/02/01/46/5-m-dimasa-pandemi-covid-19-di-indonesia.html
  • https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5615241/fakta-fakta-herd-stupidity-bebal-berjamaah-berbuah-lonjakan-covid-19
  • https://lifestyle.kompas.com/read/2021/06/22/201934720/herd-stupidity-bukan-sekadar-masalah-kebodohan-komunal?page=all
  • https://www.who.int/news-room/q-a-detail/herd-immunity-lockdowns-and-covid-19?gclid=CjwKCAjwlrqHBhByEiwAnLmYUCaJ53pgJU8nW1RISKaTcdEi_dgITc1JI5f6hhFpr4AjiVhNVqvSXxoC95UQAvD_BwE#

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb