Perbedaan Hepatitis Akut dan Kronik, Mana yang Lebih Parah?
Moms tentu sudah tahu bukan belakangan ini sedang marak kasus hepatitis akut, hepatitis akut bisa berubah menjadi hepatitis kronik, namun bisa dibilang cukup jarang. Nah, apakah Moms sudah tahu perbedaan hepatitis akut dan kronik?
Hepatitis akut dan kronik sama-sama peradangan yang memengaruhi hati dan disebabkan oleh virus dan memiliki cara penularan yang berbeda serta epidemiolog yang juga berbeda.
Hepatitis jenis akut biasanya memiliki gejala mual, muntah, demam, hingga gangguan makan. Kemudian lama-kelamaan gejala menghilang namun muncul penyakit kuning.
Dengan begitu, fase hepatitis akut dibagi menjadi 4 mulai dari fase inkubasi hingga fase pemulihan. Melansir dari artikel jurnal Overview of Acute Viral Hepatitis, hepatitis akut memungkinkan akan berkembang menjadi hepatitis kronik.
Sementara itu, melansir dari Drugs, hepatitis akut dan kronik sama-sama menyerang hati. Maka perbedaan hepatitis akut dan kronik terletak dari lamanya hepatitis diderita.
Pada hepatitis kronik, peradangan hati umumnya berlanjut lama hingga mencapai 6 bulan. Kondisi yang timbul bisa ringan dan hanya menyebabkan kerusakan hati yang cukup kecil.
Tapi tentunya tidak menutup kemungkinan bahwa hepatitis kronik bisa berubah menjadi kondisi yang serius hingga menyebabkan banyak sel di sekitar hati menjadi rusak.
Sayangnya, banyak kasus hepatitis kronik berubah menjadi sirosis hati dan gagal hati yang membuat penderitanya harus melakukan transplantasi hati.
Baca Juga: Kenali Fase Hepatitis Akut, Mulai dari Masa Inkubasi sampai Fase Pemulihan!
Perbedaan Hepatitis Akut dan Kronik
Foto: Orami Photo Stock
Nah, setelah Moms mengetahui secara singkat perbedaan hepatitis akut dan kronik, saatnya kenali lebih jauh perbedaan keduanya.
Hepatitis akut umumnya langsung menimbulkan gejala dan ciri-cirinya. Gejalanya bisa berupa demam, mual, muntah, dan gangguan makan.
Seiring berjalannya waktu gejala tersebut hilang dan bisa dikatakan hampir sembuh, tapi sebenarnya ini merupakan fase awal. Sebab tubuh lama kelamaan akan berubah menjadi kuning atau disebut penyakit kuning.
Sementara itu, melansir dari Overview of Chronic Hepatitis, hepatitis kronik berlangsung lebih dari 6 bulan. Penyebab umunya termasuk virus hepatitis B dan hepatitis C, steatohepatitis non alkohol (NASH) atau perlemakkan hati non alkohol, di mana kondisi berkembang akibat penumpukkan lemak.
Lalu bisa juga disebabkan oleh konsumsi alkohol, dan penyakit hati autoimun (hepatitis autoimun).
Baca Juga: Hepatitis A, Cari Tahu Gejala, Penyebaran, hingga Cara Mencegahnya
Artikel jurnal tersebut menyebutkan beberapa kasus tidak memiliki kaitannya dengan hepatitis akut, tapi tidak menutup kemungkinan pasien hepatitis akut bisa berubah menjadi hepatitis kronik.
Biasanya hepatitis kronik ditemukan adanya peningkatan aminotransferase atau jumlah enzim dalam darah. Sayangnya, kondisi hepatitis kronik sering ditemukan ketika gejala sudah parah.
Sama halnya menurut National Center for Biotechnology Information, jika periode peradangan atau cedera hati berlangsung kurang dari 6 bulan dan sudah melakukan tes fungsi hati, bisa dikatakan hepatitis akut.
Sebaliknya, jika peradangan atau cedera berlangsung lebih dari 6 bulan, bisa disebut menjadi hepatitis kronik. Hepatitis akut bisa disebabkan oleh infeksi virus atau noninfeksi virus.
Seperti obat-obatan, disfungsi hati terkait kehamilan, penyakit mestasis, hingga disfungsi saluran empedu (hepatitis kolestatik).
Baca Juga: Adenovirus 41, Benarkah Berkaitan dengan Hepatitis Akut Misterius?
Gejala Hepatitis Akut dan Kronik
Foto: Orami Photo Stock
Melansir dari Drugs, pada awalnya hepatitis kronik seringkali tidak menimbulkan gejala. Namun dari banyaknya kasus, gejala paling sering adalah kelelahan. Kelelahan ini seiring waktu akan memburuk hingga mengganggu aktivitas.
Gejala umum lainnya berupa:
- Perasaan tidak nyaman di perut bagian atas
- Kehilangan nafsu makan
- Mual
- Nyeri di tubuh secara keseluruhan
- Kelelahan ekstrem.
Hepatitis kronik yang jarang menimbulkan gejala, membuat sebagian pasien terlambat mendapatkan pengobatan. Dengan begitu, tes darah berkala diperlukan terutama bagi pasien yang mengonsumsi obat yang memiliki risiko menyebabkan hepatitis.
Jika hepatitis kronik disebabkan oleh pengobatan atau konsumsi obat-obatan, maka menghentikan pengobatan bisa menjadi solusi. Namun tentunya harus berdasarkan konsultasi dokter.
Kondisi hepatitis akut lainnya bisa disebabkan oleh penyakit Wilson, atau kondisi di mana tubuh mengalami mengalami penumpukan tembaga atau zat besi dalam tubuh sehingga berpengaruh pada hati.
Sementara itu, hepatitis akut memiliki gejala berupa:
- Gangguan makan
- Mual
- Muntah
- Demam
- Penyakit kuning
Dari gejala, perbedaan hepatitis akut dan kronik bisa terlihat ya Moms. Hepatitik kronik berlangsung lebih dari 6 bulan, sedangkan hepatitis akut berlangsung lebih sebentar dan jarang berpotensi menjadi kerusakan hati parah.
Baca Juga: Waspada Hepatitis Akut Misterius, Ini Gejala dan Cara Penularannya!
Apa Saja Pengobatan Hepatitis?
Foto: Orami Photo Stock
Pengobatan hepatitis tentunya berbeda dan tergantung dari jenis yang diderita yaitu apakah hepatitis akut atau kronik. Jika hepatitis akut disebabkan oleh virus, umumnya akan hilang dengan sendirinya.
Namun sebaiknya konsultasikan ke dokter mengenai perawatan yang tepat karena tergantung dari riwayat penyakit penderitanya.
Melansir dari MedlinePlus, untuk mempercepat proses pemulihan hepatitis akut, pasien diharuskan untuk istirahat cukup dan mendapatkan cairan yang memadai. Tapi, beberapa kasus hepatitis akut yang cukup parah, perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Sementara itu, untuk kasus hepatitis kronik, perawatan tergantung tingkat keparahan mulai dari obat-obatan, operasi, hingga transplantasi hati.
Jika hepatitis kronik yang diderita menyebabkan gagal hati atau kanker hati, biasanya membutuhkan transplantasi hati.
Baca Juga: Jadwal Imunisasi Dasar untuk Anak 0-18 Tahun yang Lengkap dan Wajib Diberikan
Apakah Hepatitis Bisa Dicegah?
Foto: Orami Photo Stock
Secara umum hepatitis hanya bisa dicegah dengan menurunkan risiko, sebab siapa saja bisa mengidap hepatitis secara tiba-tiba.
Hepatitis sendiri bisa terjadi akibat konsumsi alkohol dan obat-obatan, sehingga untuk mencegahnya kurangi konsumsi alkohol dan konsultasikan ke dokter mengenai penggunaan obat-obatan.
Jika hepatitis akut yang disebabkan oleh virus, maka hindari pemakaian barang pribadi secara bersama-sama dan terapkan pola hidup bersih.
Terlebih, terdapat vaksin hepatitis A dan B yang bisa diterima sejak masih balita.
Nah, itu dia Moms informasi seputar perbedaan hepatitis akut dan kronik. Sekarang sudah tahu kan Moms letak perbedaannya ada di mana?
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551570/
- https://www.msdmanuals.com/professional/hepatic-and-biliary-disorders/hepatitis/overview-of-acute-viral-hepatitis#v900353
- https://www.drugs.com/health-guide/chronic-hepatitis.html#duration
- https://www.msdmanuals.com/home/liver-and-gallbladder-disorders/hepatitis/overview-of-chronic-hepatitis#:~:text=Chronic%20hepatitis%20is%20inflammation%20of,%2C%20poor%20appetite%2C%20and%20fatigue.
- https://medlineplus.gov/hepatitis.html
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.