
Scroll untuk melanjutkan membaca
Perundungan atau bullying menjadi kasus yang tengah marak terjadi di kalangan masyarakat Indonesia.
Tak hanya terjadi pada orang dewasa, beberapa waktu belakangan, kasus bullying juga tengah marak terjadi pada sekelompok anak-anak di sekolah
Seperti dilansir dari Stopbullying.gov perundungan adalah sebuah perilaku agresif dengan melibatkan ketidakseimbangan kekuatan yang nyata.
Hal ini dilakukan oleh sekelompok orang atau individu kepada lainnya yang dapat menyebabkan trauma kepada korban perundungan.
Dengan begitu, bullying bagai mimpi buruk bagi sebagian anak-anak. Mimpi ini menghasilkan dampak buruk untuk kesehatan mental, bahkan fisik bagi anak-anak.
Maka dari itu, para orang tua disarankan untuk mengetahui dan mengawasi kehidupan Si Kecil di luar rumah.
Tak ada salahnya untuk bertanya mengenai kegiatan sehari-hari anak di sekolah untuk menghindari atau mencegah hadirnya kasus intimidasi pada Si Kecil.
Nah, untuk menghindari dampak buruk bullying, kenali tanda-tanda Si Kecil menjadi korban bullying pada anak.
Baca Juga: 13 Cara Alami Mengatasi Cacar Air pada Anak yang Bisa Dicoba
Foto: Anak di Bully
Anak pasti pernah mengalami saat dimana ia digoda oleh teman-temannya dan umumnya hal ini dilakukan dalam konteks bercanda.
Namun, saat perlakukan tersebut berubah menjadi menyakiti secara perkataan maupun fisik dan berlangsung secara terus menerus, hal tersebut telah masuk ke ranah bullying dan harus segera dihentikan.
Bullying adalah perlakuan menyakiti seseorang dengan melakukan kekerasan fisik, verbal, maupun psikologis secara sengaja.
Tindakan kekerasan sudah dapat dikatakan termasuk bullying apabila:
Baca Juga: 9 Tips Memberikan Makanan untuk Anak Diare, Simak di Sini!
Foto: Anak Terkena Bully
Setiap orangtua pasti tidak menginginkan anaknya menjadi korban perundungan di sekolah.
Dengan begitu, Moms perlu memerhatikan tanda jika anak menjadi korban perundungan.
Menurut Dr. Joel Haber, pakar bullying dan penulis Bullyproof Your Child for Life, terdapat beberapa tanda Si Kecil menjadi korban bullying, seperti:
Baca Juga: Lingkar Kepala Bayi Normal Usia 0-2 Tahun dan Cara Ukurnya
Foto: Anak Terkena Bully
Perudungan tak hanya terjadi secara fisik saja Moms.
Terdapat pula beberapa jenis perundungan non fisik.
Seperti yang dilansir dari Verywellmind, berikut tanda-tanda perundungan pada anak:
Jenis pertama adalah perundungan fisik, yang paling mudah ditemukan.
Pada jenis ini, biasanya ditandai dengan adanya aktivitas fisik yang mengancam korban, seperti:
Jenis bullying selanjutnya adalah perundungan verbal.
Sesuai dengan namanya, pada jenis bullying ini biasanya menggunakan verbal atau kata-kata, misalnya:
Dalam jurnal Enviromental Research and Public Health ditemukan, hinaan adalah bentuk intimidasi verbal yang paling umum dialami anak-anak berusia 7-10 tahun
Baca Juga: 15 Program Bank Tabungan Pendidikan Anak, Yuk Persiapkan!
Perundungan siber menjadi salah satu jenis bullying yang memiliki dampak berbahaya bagi anak-anak.
Umumnya, bullying siber terjadi melalui perangkat elektronik, seperti:
Bentuk bullying siber dapat terjadi melalui:
Biasanya, bullying ini terjadi dengan adanya unggahan atau pengiriman konten berbahaya yang menyebabkan penghinaan.
Jenis bullying terakhir yang kerap ditemukan adalah perundungan relasional.
Bullying ini juga kerap disebut agresi relasional atau intimidasi sosial.
Jenis bullying ini umumnya bertujuan merusak reputasi korban dengan cara:
Baca Juga: Apakah Car Seat Bayi Perlu Digunakan? Ini Penjelasannya!
Foto: Anak di Bully
Faktor penyebab bullying bisa datang dari lingkungan sosial, keluarga, hingga diri sendiri.
Sebelum terlambat, berikut adalah berbagai penyebab terjadinya bullying yang perlu Moms ketahui.
Untuk seorang anak, melakukan bullying mungkin disebabkan karena anak itu meniru orang lain.
Namun, karena mereka tidak paham bahwa tindakan bullying bisa menyakit orang lain, mereka asal meniru, karena melihat orang lain melakukannya.
Penyebab anak-anak melakukan bullying selanjutnya adalah kemungkinan anak tersebut juga sudah penah di-bully sebelumnya oleh orang lain.
Dengan begitu, ia melakukan hal yang sama kepada orang lain lagi sebagai wujud pelampiasan traumanya itu.
Baca Juga: Cara Mengajarkan Toilet Training Untuk Bayi, Cek Ya!
Memiliki hubungan atau komunikasi yang buruk dengan orang tua dipercaya dapat membuat seorang anak berisiko melakukan tindakan bullying.
Dengan memiliki hubungan yang erat dengan orang tua, Si Kecil diharapkan dapat memiliki rasa empati dan mengenal rasa kasih sayang.
Dengan begitu, dirinya dipercaya tidak akan melakukan tindakan perundungan.
Minimnya bekal pendidikan empati dapat menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya bullying.
Tanpa empati, anak tidak bisa atau bahkan tidak mau mengerti apa yang dirasakan oleh orang lain.
Mereka pun bisa menyalahkan korban-korbannya.
Kurangnya rasa empati ini dapat membuat anak-anak merasa bahwa tindakan bullying-nya hanyalah candaan semata, di saat orang lain merasa sakit hati akibat tindakan tak terpuji itu.
Baca Juga: Ini Angka Tekanan Darah Normal pada Anak, Yuk Ketahui!
Foto: Anak Terkena Bully (Freepik.com/@gpointstudio)
Menjadi sebuah tindakan agresif, bullying memiliki efek jangka panjang yang dapat memengaruhi semua orang.
Khususnya para korban bullying di bawah umur, Moms.
Dampak terbesar dari terjadinya kasus bullying adalah adanya gangguan atau masalah kesehatan mental yang harus dirasakan.
Mengutip Stopbullying.gov anak-anak yang menjadi korban intimidasi umumnya dapat mengalami berbagai masalah, seperti:
Berikut ini beberapa dampak bullying yang kerap terjadi pada anak-anak:
Baca Juga: Gagal Ginjal pada Anak, dari Penyebab hingga Cara Mengobati
Foto: Orang Tua dan Anak
Tak ada orang tua yang menginginkan anaknya menjadi korban bullying.
Moms tak perlu terlalu khawatir, karena bullying pada anak bisa dicegah.
Terdapat beberapa langkah-langkah mencegah bullying yang dapat dilakukan oleh orang tua.
Dalam jurnal Newfoundlad Labrador Canada disebutkan terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan orangtua, seperti:
Baca Juga: 15+ Obat Batuk Alami untuk Anak yang Mudah dan Ampuh!
Nah, Moms itulah pembahasan lengkap mengenai perundungan pada anak.
Semoga Si Kecil terhindar dari kasus bullying ya, Moms!
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.