10 Macam-macam Puasa Sunah yang Dianjurkan Rasulullah SAW
Jika saat bulan Ramadan umat Islam diwajibkan untuk puasa, di bulan-bulan lain juga terdapat beberapa puasa sunah yang bisa dilakukan.
Ditinjau dari hukumnya, puasa dalam ajaran islam diklasifikasikan menjadi 4 jenis, yaitu puasa wajib, puasa sunah, puasa makruh, serta puasa haram.
Puasa sunah adalah puasa yang tidak diwajibkan untuk dilakukan bagi umat Islam.
Tetapi jika puasa tersebut dilakukan, maka akan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Ini juga mendapatkan contoh dari Rasulullah SAW.
Ini akan menjadi pahala lainnya saat Moms dan keluarga melaksanakannya.
Baca Juga: Apakah Sah Puasa Orang yang Sudah Mumayyiz? Ini Jawabannya
Macam-macam Puasa Sunah dalam Islam
Seseorang akan menemukan berbagai manfaat dalam menjalankan ibadah puasa, salah satunya saat melaksanakan puasa sunah.
Misalnya dapat menjauhkan diri dari segala perbuatan maksiat yang berujung datangnya siksa dari Allah SWT.
Selain itu, puasa juga bermanfaat bagi kesehatan.
Selama menjalankan puasa, seseorang dilatih untuk dapat menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak diperbolehkan dan juga mengandung banyak manfaat bagi kesehatan.
Journal of Nutrition Fasting and Health mencatat, beberapa manfaat kesehatan utama dari puasa adalah penurunan berat badan, pelemahan penanda metabolisme, pencegahan masalah kronis, penyakit kardiovaskular, dan kanker, dan sebagainya.
Dalam Islam, terdapat macam-macam puasa sunah, yaitu:
1. Puasa Arafah
Puasa Arafah adalah puasa sunah yang dikerjakan pada hari kesembilan bulan Dzulhijjah bagi orang yang tidak melaksanakan ibadah haji.
Salah satu keuatamaan puasa Arafah yakni dapat menghapuskan dosa-dosa yang telah lalu.
Bahkan, ibadah sunah yang satu ini termasuk amalan yang disukai oleh Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah SAW bersabda: “Tiada amal yang soleh yang dilakukan pada hari-hari lain yang lebih disukai daripada hari-hari ini (sepuluh hari pertama dalam bulan Dzulhijjah).” (HR Bukhari).
Adapun niat dalam melakukan puasa arafah adalah “Nawaitu ashoumul arafah lilyaumil ghoddi lillahi Ta’ala.”
Artinya: “Saya niat puasa Arafah, sunnah karena Allah ta’ala.”
2. Puasa di Sembilan Hari Pertama Bulan Dzulhijjah
Di sepuluh hari pertama pada bulan Dzulhijjah, umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak amalan seperti berdzikir, istigfar, berdo’a, bersedekah, serta yang paling ditekankan adalah melakukan puasa sunah.
Puasa sunah ini juga termasuk amalan yang dicintai oleh Allah SWT.
Sebagaimana hadis Rasulullah SAW yang berbunyi: “Tiada sebarang hari pun yang lebih disukai Allah di mana seorang hamba beribadah di dalam hari-hari itu daripada ibadah yang dilakukannya di dalam 10 hari Zulhijah.
Puasa sehari di dalam hari itu menyamai puasa setahun dan qiamulail (menghidupkan malam) di dalam hari itu seumpama qiamulail setahun.”
3. Puasa Tasu’a
Ini adalah puasa sunah yang dikerjakan pada tanggal 9 Muharam.
Puasa ini dilakukan untuk mengiringi puasa yang dilakukan pada keesokan harinya yaitu di tanggal 10 Muharram.
Karena pada 10 Muharram, orang-orang Yahudi juga melakukan puasa.
Ini untuk membedakan puasa orang Islam dengan puasa yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.
Melansir laman NU Online, terdapat hadis tentang puasa Tasu'a yang diriwayatkan Imam Ahmad dari Ibnu Abbas, yang berbunyi:
“Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya’.” (HR Ahmad).
Baca Juga: Moms, Apakah Berenang Membatalkan Puasa? Cek Faktanya
4. Puasa Asyura (10 Muharram)
Ini adalah puasa sunah yang dilakukan pada keesokan hari setelah melakukan puasa sunah Tasu’a.
Imam As-Syafii, Imam Ahmad, Ishaq bin Rahuyah, dan ulama lainnya mengatakan bahwa dianjurkan menjalankan puasa di hari kesembilan dan kesepuluh bulan Muharram secara berurutan.
Sebagaimana hadis dari Abu Hurairah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Seutama-utama puasa setelah Ramadan ialah puasa di bulan Muharram, dan seutama-utama sholat sesudah sholat fardhu, ialah sholat malam.” (HR Muslim).
Dari Abu Qatadah Al Anshari RA berkata:
“Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai puasa pada hari ‘Asyura`, beliau menjawab: “Ia akan menghapus dosa-dosa sepanjang tahun yang telah berlalu.” (HR Muslim).
5. Puasa Syawal
Puasa Syawal merupakan puasa sunah yang dilaksanakan pada enam hari di bulan Syawal yang merupakan sunah Rasulullah SAW.
Untuk pelaksanaannya bisa dilakukan secara berurutan maupun secara terpisah namun dengan jumlah yang sama.
Menurut fatwa Ibni Utsaimin dalam kitab ‘Ad-Da’wah’ menyatakan:
“Boleh melaksanakan puasa sunah secara berurutan atau terpisah-pisah.
Namun, mengerjakannya dengan berurutan lebih utama karena menunjukkan sikap bersegera dalam melaksanakan kebaikan, dan tidak menunda-nunda amal yang bisa menyebabkan tidak jadi beramal.”
Terkait dengan keutamaannya, Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa saja yang berpuasa Ramadan, kemudian diikuti puasa enam hari bulan Syawal, maka itulah puasa satu tahun.” (HR Ahmad dan Muslim).
Artinya, pahala yang didapatkan dari puasa Syawal selama enam hari yakni sama dengan puasa selama satu tahun.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.