
Oleh Rostinyde Simarmata, 37 tahun, Ibu dari Reyna, 7 tahun, Member WAG Working Moms
Menyadari segudang manfaat ASI yang luar biasa, sejak hamil saya sudah bertekad kuat untuk menyusui putri saya, Reyna, selama minimal 2 tahun lamanya.
Sebagai seorang ibu yang bekerja full time, berbagai persiapan demi kesuksesan menyusui sudah saya lakukan sejak hamil.
Seperti mengikuti kelas edukasi ASI yang diselenggarakan AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia), rutin membersihkan puting payudara sejak usia kehamilan memasuki 9 bulan, dan rajin browsing tentang Manajemen ASI dan ASIP (ASI-Perah).
Puji Tuhan, walaupun akhirnya melahirkan secara sectio caesarean in cito (operasi persalinan caesar segera), sesaat setelah bayi saya lahir dan masih di atas meja operasi, ASI saya sudah langsung keluar. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pun sukses dilaksanakan.
Beberapa hari setelah melahirkan, saya mulai memerah ASI. Sedikit demi sedikit ASIP terkumpul. Target saya waktu itu adalah 30 botol ukuran 100 ml ASIP sebagai stok cadangan selama saya bekerja di kantor.
Saya menyimpan ASIP beku di bagian freezer kulkas dua pintu. Ternyata dalam waktu 1,5 bulan, target sudah terpenuhi dan freezer kulkas sudah penuh. Saya betul-betul bersyukur. Ini artinya, kebutuhan ASIP Reyna akan aman.
Selain menyiapkan ASIP beku di freezer, saya juga memasukkan 2 ice pack ke dalam freezer. Hal ini saya lakukan setelah seorang teman mengingatkan akan adanya ancaman pemadaman listrik.
Bagi pejuang ASIP seperti saya, pemadaman listrik adalah hal yang menakutkan. Betapa tidak, saat listrik mati dalam jangka waktu yang lama, ASIP yang sudah saya kumpulkan bisa basi dan tidak layak untuk diberikan kepada Si Kecil.
Jika hal itu terjadi, bagaimana dengan nasib anak saya? Hal yang benar-benar menakutkan kan Moms?
Baca Juga: Dengan Mantap! Saya Menyekolahkan Anak-Anak ke Sekolah Berbasis Agama
Foto: crop.jpg (Orami/Rostinyde Simarmata)
Foto: Orami/Rostinyde Simarmata
Benar saja, suatu siang, listrik mendadak mati. Sejujurnya, meskipun sudah sempat memikirkan hal ini, saya tetap panik karena cuma memasukkan 2 ice pack. Bergegas saya menambahkan 1 ice pack lagi ke dalam freezer.
Ternyata, langkah saya ini kurang tepat. Justru dengan membuka pintu freezer, hawa dingin dari freezer keluar, dan hawa ruangan masuk ke freezer.
Untunglah, padamnya listrik hanya berlangsung sekitar 4 jam, sehingga tidak satu pun botol ASIP yang mencair.
Karena freezer kulkas sudah penuh, saya membeli freezer khusus ASIP yang dilengkapi 4 rak dengan kapasitas 140 botol ASIP. Tidak mau mengulang kepanikan saat padam listrik, suami berinisiatif membelikan blue ice tanpa sepengetahuan saya.
Tidak tanggung-tanggung, dia membelikan 8 batang blue ice ukuran 500ml! Karena harga satu blue ice sekitar Rp45.000-an, saya sempat protes karena harganya cukup mahal.
Tapi, suami mengingatkan, uang Rp360.000 tersebut tidak sebanding dengan proteksi yang diberikan kepada ASIP saya yang ada puluhan botol banyaknya. Saya taruh semua blue ice tersebut di rak di pintu freezer dan di dalam freezer.
Beberapa waktu kemudian, pemadaman listrik kembali terjadi. Kali ini, dengan persiapan 8 batang blue ice, saya sudah lebih tenang.
Guna memperoleh estimasi lamanya padam listrik, saya pun menelepon PLN. Ternyata pemadaman kali ini lumayan lama, yaitu hampir 8 jam.
Namun, karena ASIP saya ditaruh di deep freezer dengan suhu -20 °C, didukung dengan 8 batang blue ice, ASIP saya pun aman, tidak mencair sama sekali.
Baca Juga: Butuh Perjuangan untuk Berdamai dengan Preeklampsia
Foto: Screen_20130124_092458.jpg (Orami/Rostinyde Simarmata)
Foto: Orami/Rostinyde Simarmata
Karena kita tidak pernah tahu kapan listrik akan mati mendadak, ada baiknya kita memang melakukan persiapan Moms. Belajar dari pengalaman sendiri, saya punya beberapa tips yang bisa Moms coba di rumah.
Berikut ini saya bagikan beberapa tips menjaga ASIP tetap SIP saat mati listrik:
Baca Juga: Minat Beli Rumah Subsidi? Pelajari Kelebihan dan Kekurangannya!
Puji Tuhan, berkat antisipasi yang saya lakukan, saya tidak pernah mengalami ASIP yang mencair dan berujung dibuang secara percuma.
Saat cuti bersalin saya selesai, saya mempunyai total 70 botol ASIP dengan kuantitas 100-140 ml. Berangkat ke kantor pun lebih tenang rasanya dan tidak pernah terburu-buru.
Putri saya berhasil menjalani ASI eksklusif selama 6 bulan, ASI murni ditambah MPASI sampai umur 17 bulan, lalu lanjut minum ASI ditambah makanan dan susu UHT sejak umur 17 bulan.
Putri saya disapih pada usia 2 tahun 5 bulan. Kini, usianya sudah menginjak 7 tahun. Dia tumbuh sehat menjadi gadis kecil yang ceria.
Semoga tips berdasarkan pengalaman saya di atas bisa membantu Moms ya. Selamat mencoba!