Stres Akibat Pandemi, Begini Cara Bonding dengan Keluarga
Meskipun tahun 2020 telah berakhir, pandemi virus Corona masih terjadi. Kebijakan school from home atau work from home masih terus diberlakukan.
Kebijakan ini untuk menekan penyebaran infeksi Corona serta secara tak sadar mendorong interaksi dalam lingkungan keluarga di rumah. Dampak dari kebijakan ini adalah interaksi di rumah menjadi lebih intensif.
Interaksi yang intensif akan mendorong frekuensi komunikasi yang lebih sering apabila mungkin sebelumnya jarang dialami bersama oleh anggota keluarga.
Meskipun #dirumahaja ini dapat mempererat bonding Moms dengan Si Kecil, ini juga berisiko memberikan sudut pandang atau dampak negatif dan positif.
Dampak #dirumahAja dalam Keluarga
Foto: Orami Photo Stock
Ada dua kemungkinan dampak yang bisa terjadi saat interaksi menjadi lebih intensif di dalam rumah, yaitu konsekuensi positif dan konsekuensi negatif.
Dampak positifnya adalah keakraban akan terbangun atau semakin kuat karena rumah menjadi tempat satu-satunya yang dianggap aman, sehingga mau tidak mau Moms atau anak harus menetap di rumah dan berkomunikasi hanya dengan anggota keluarga. Baik dari belajar, makan, atau bermain di dalam rumah.
Kemungkinan yang kedua yaitu dampak negatif dapat juga terjadi. Anggota keluarga berisiko terlibat konflik saat terjadi perselisihan atau perbedaan jika tidak bisa diselesaikan secara tepat.
Ketika muncul konflik, ini tidak membuat anggota keluarga merasa aman ketika #dirumahaja, tetapi justru memperburuk keadaan karena merasa stres atau cemas karena merasa tidak nyaman saat berada di rumah.
Menumbuhkan Bonding di Tengah Pandemi
Ketika rasa tidak nyaman muncul karena ada perselisihan konflik dalam keluarga, orang tua harus putar otak dalam memperbaiki situasi ini. Sebab, rumah adalah satu-satunya tempat untuk berlindung di situasi pandemi.
Jika anak merasa rumah tidak nyaman dan aman, ini akan meningkatkan risiko untuk mereka keluar rumah mencari hal yang membuat diri mereka lebih baik.
Nah, Moms bisa melakukan beberapa cara untuk menumbuhkan rasa nyaman di rumah bersama keluarga, agar bonding tetap terjaga dan terlindungi dari virus Corona.
Baca Juga: 4 Trik Membereskan Mainan Anak Tanpa Stres
1. Sadar untuk Keamanan Diri Sendiri
Foto: Orami Photo Stock
Demi memutus rantai penyebaran, anggota keluarga harus menyadari bahwa kebijakan untuk #dirumahaja adalah untuk kebaikan bersama.
Jika Si Kecil atau anggota keluarga lainnya merasa ini adalah paksaan, ini akan memunculkan emosi negatif dan menyalahkan orang lain.
Emosi negatif ini akan terbawa selama berinteraksi di rumah bahkan bisa meledak secara tiba-tiba.
Misalkan, anak yang terbiasa sekolah tatap muka dan sekarang dialihkan di rumah, ini menjadi kerjaan baru untuk orang tua dalam menemani anak sekolah. Apalagi orang tua yang juga dibarengi WFH, ini akan memecah perhatiannya.
Aktivitas baru yang diadaptasi ini perlu penyesuaian meskipun memakan waktu.
2. Tetap Tenang
Dalam situasi darurat maka kemampuan yang harus kita jaga adalah tetap tenang.
Dengan berusaha untuk tetap tenang, orang tua bisa berpikir lebih jernih sehingga pemecahan masalah dapat lebih efektif.
Terutama sebagai orang tua yang menjadi role model dalam sebuah keluarga, jika orang tua panik dan cemas maka anak juga akan belajar untuk berperilaku panik dan cemas.
Tenang dan berhati-hati dalam bertindak adalah sikap yang diperlukan untuk menghindari emosi negatif yang berlebihan.
Sebab, awal konflik terbentuk karena tidak dapat mengontrol perasaan cemas atau rasa panik dalam diri.
Baca Juga: 3 Cara yang Bisa Moms Coba Agar Anak Lebih Sering Bermain di Luar Ruangan
3. Bonding dengan Anak
Foto: Orami Photo Stock
Orang tua harus menyadari bahwa terjadi perubahan yang drastis dalam aktivitas anak di tengah pandemi.
Dengan mengabiskan waktu di rumah aja, ini menjadi kesempatan untuk orang tua bonding dan memahami perasaan anak.
Berikan pengertian kepada anak mengenai apa itu virus Corona, bagaimana menghadapinya, dan mengapa kita harus mengikuti protokol kesehatan. Memberikan pengertian ini tentu disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk bonding dengan anak, antara lain:
- Dengarkan anak. Mendengarkan keluh kesah Si Kecil adalah cara sederhana untuk menujukkan kasih sayang. Jika memang apa yang mereka sampaikan adalah hal negatif maka orang tua hendaknya tidak langsung memotong apa yang anak sampaikan tetapi mendengarkan dengan tenang hingga anak selesai.
- Memahami Perasaan Anak. Ketika anak merasa tidak nyaman terlalu lama di rumah, berikan pengertian dan pemahaman singkat. Selain itu anak masih belum paham dengan situasi yang terjadi sehingga terkadang bingung dengan perubahan tersebut.
- Buat aktivitas bermain di rumah. Bermain merupakan dunia anak, mereka akan belajar dan melampiaskan emosi negatif dari aktivitas bermain ini. Orang tua harus merencanakan kegiatan yang variatif di rumah agar anak tidak merasa bosan dan memiliki aktivitas untuk mengekspresikan perasaannya.
- Berkomunikasi dengan teman sebaya anak. Bagi remaja, komunikasi dengan teman sebaya adalah salah satu cara mereka untuk bersosialisasi. Moms bisa mengusulkan tetap berkomunikasi menggunakan video conferences. Teman sebaya merupakan hal yang penting dari periode ini, maka menjaga komunikasi itu penting untuk mengungkapkan perasaan dan emosi.
Baca Juga: 5 Cara Memutuskan Warisan Emosi Negatif saat Hamil
4. Meluapkan Emosi
Meluapkan emosi atau katarsis adalah proses pelepasan emosi untuk mengurangi stres.
Perilaku negatif yang muncul biasanya sulit konsentrasi, gelisah, kesulitan belajar, regresi, psikosomatis, dan lainnya.
Usia remaja adalah usia dimana mereka sedang dalam perubahan hormon yang signifikan sehingga emosi mereka belum stabil.
Moms bisa mencari kegiatan atau hobi yang sesuai untuk meluapkan emosi negatif pada dalam diri.
Setiap orang memiliki cara meluapkan emosi yang berbeda-beda, misalkan bisa melalui kegiatan spiritual yaitu doa, olahraga, melukis, bermain dan lainnya.
Ajak anggota keluarga untuk menemukan aktivitas yang tergolong katarsis bagi diri mereka masing-masing.
5. Menemani Anak Sekolah
Foto: Orami Photo Stock
Sebagai orang tua, tentu sekolah jarak jauh menjadi langkah baru untuk belajar anak. Namun, hal ini perlu dilakukan untuk menekan infeksi Corona dengan belajar dari rumah.
Ada banyak sekali tantangan-tantangan terutama dalam pendampingan belajar anak di rumah.
Instansi pendidikan senantiasa mengajak dan juga mengimbau para orang tua untuk tetap memperhatikan keadaan fisik dan psikologis anak-anak.
Dengan pilihan program yang beragam dan fleksibel, Sekolah Kak Seto hadir memberikan jawaban diperlukan oleh orang tua dan anak-anak.
Sekolah Kak Seto mendukung kegiatan sekolah baik nonformal maupun informal asalkan sesuai dan cocok dengan karakteristik anak. Sehingga anak dapat berkembang dengan maksimal dan memiliki semangat belajar yang tinggi.
Kolaborasi yang baik antara orang tua dan anak mampu memberikan anak rasa aman dan yakin bahwa pandemi akan bisa dilewati.
Moms bisa mengecek informasi lebih lanjut di instagram @hskakseto dan YouTube Homeschooling Kak Seto.
Baca Juga: Mengintip Makna Psikologis di Balik Warna Yang Digunakan Anak Saat Menggambar
Itu adalah cara yang bisa Moms terapkan di rumah untuk menumbuhkan rasa nyaman dan aman di tengah pandemi. Hal kecil sedikitpun ternyata dapat menciptakan bonding dengan keluarga. Dicoba, ya Moms!
(ADV)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.