20 April 2024

Anak Hiperaktif: Penyebab, Ciri, dan Olahraga yang Tepat

Balita hiperaktif ternyata memiliki tanda yang jarang disadari
Anak Hiperaktif: Penyebab, Ciri, dan Olahraga yang Tepat

Foto: Freepik.com/freepik

8. Cepat Frustrasi

Anak Menangis
Foto: Anak Menangis (Freepik.com/jcomp)

Anak hiperaktif cenderung bersifat lebih cepat frustrasi sehingga sering merusak barang-barang yang ada di sekitarnya.

Contoh simpelnya, jika anak disuruh menyusun puzzle dan kebingungan, mereka bisa langsung menghancurkannya.

Apabila Si Kecil memperlihatkan beberapa tanda di atas, sebaiknya segera konsultasikan pada psikolog anak agar bisa menemukan solusi terbaik.

Selain itu, konsultasi juga dapat membantu ia belajar sesuai dengan kepribadiannya.

Jika Moms menemukan gejala serupa pada Si Kecil, jangan langsung mendiagnosis anak hiperaktif.

Amati perkembangannya dan bandingkan dengan anak sebayanya.

Konsultasikan juga pada dokter anak mengenai kondisi anak sebenarnya.

Jika benar Si Kecil divonis mengidap ADHD, Moms dapat berkonsultasi dengan dokter anak tentang cara pengobatan yang benar.

Moms juga dapat berkonsultasi dengan psikolog anak.

Masalah anak hiperaktif harus diselesaikan, karena jika dibiarkan begitu saja hingga dewasa, anak bisa jadi antisosial, lho Moms.

Adakah Hubungan antara Sugar Rush dan Anak Hiperaktif?

Sugar Rush (Orami Photo Stock)
Foto: Sugar Rush (Orami Photo Stock)

Apakah Moms pernah nonton film Daddy Day Care yang dibintangi oleh Eddie Murphy?

Pada film tersebut ada adegan di mana anak-anak diberi aneka makanan manis, mulai dari marshmallow sampai cokelat.

Setelah itu anak-anak tersebut mulai menjadi rusuh, atau istilahnya sugar rush.

Sugar rush sendiri didefinisikan sebagai perilaku hiperaktif yang terjadi ketika anak-anak mengonsumsi makanan berindeks glikemik tinggi.

Makanan ini diketahui dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat, namun tidak akan bertahan lama.

Kenaikan gula darah inilah yang akan memberikan dorongan energi pada anak dan membuat mereka kesulitan untuk memfokuskan perhatian. 

Tapi, The American Dietetic Association (ADA) mengatakan tidak ada bukti ilmiah yang membuktikan bahwa sugar rush menyebabkan anak-anak menjadi hiperaktif.

ADA justru menyarankan Moms untuk memeriksa lingkungan sekitar, apakah ada hal-hal tertentu yang memicu Si Kecil mengalami overstimulasi.

Di pesta atau liburan, misalnya, sangat wajar anak-anak berperilaku lebih energik, karena suasana menyenangkan yang ditimbulkannya.

Baca Juga: Sugar Rush pada Anak serta Dampak Buruknya bagi Kesehatan

Aturan Konsumsi Gula yang Tepat Bagi Anak

Dampak Buruk Gula pada Anak (Orami Photo Stocks)
Foto: Dampak Buruk Gula pada Anak (Orami Photo Stocks)

Meski begitu, harus diakui bahwa konsumsi gula pada anak sebaiknya tidak berlebihan.

Beberapa anak tertentu mungkin lebih sensitif terhadap gula dibandingkan anak lain.

Pada sebagian orang yang sensitif, gula yang tinggi bisa mempengaruhi perilaku, kemampuan belajar, dan konsentrasi sekaligus.

Menurut WHO, kebutuhan gula pada anak seharusnya tidak melebihi dari 10% total kebutuhan energi yang ia butuhkan.

Menurut Angka Kecukupan Gizi Indonesia, anak usia 1-3 tahun dengan kebutuhan energi 1000 kilo kalori, kebutuhan gula hanya 25 gram dalam sehari.

Kadar gula yang dianjurkan ini setara dengan 5 sendok teh gula.

Pada anak usia 3-6 tahun dengan kebutuhan energi rata-rata 1550 kilo kalori, maka kebutuhan gula tidak lebih dari 38 gram perhari atau 8 sendok teh gula per hari.

Bila dalam setiap makanan yang disajikan sudah ditambah gula, maka Moms bisa menghitung berapa sisa kebutuhan gula tersebut.

Terlepas dari apakah sugar rush itu ada atau tidak, anak-anak memang sebaiknya dibatasi dari paparan makanan dan minuman yang terlalu manis.

Gula dapat membuat anak ‘malas’ menyantap makanan sehat, seperti buah-buahan dan sayuran.

Selain itu, gula juga mempengaruhi pada kerusakan gigi dan diabetes pada anak.

Olahraga dapat membantu mengendalikan gejala anak yang hiperaktif dengan meningkatkan kadar dopamin...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb