06 Juli 2023

Obat Antidepresan: Jenis, Aturan Pakai, dan Efek Sampingnya

Meski antidepresan bermanfaat untuk gangguan mental, ada efek samping yang perlu dipahami
Obat Antidepresan: Jenis, Aturan Pakai, dan Efek Sampingnya

Dosis dan Durasi Pengobatan Antidepresan

Obat-obatan
Foto: Obat-obatan (Orami Photo Stocks)

Antidepresan biasanya dikonsumsi dalam bentuk tablet.

Ketika diresepkan, seseorang akan mulai dengan dosis serendah mungkin yang diperlukan untuk memperbaiki gejala.

Antidepresan biasanya perlu diminum selama 1 atau 2 minggu (tanpa melewatkan satu dosis pun) sebelum manfaatnya mulai terasa.

Penting untuk tidak berhenti meminumnya jika seseorang mendapatkan beberapa efek samping ringan sejak dini, karena efek ini biasanya cepat hilang.

Jika seseorang menggunakan antidepresan selama 4 minggu tanpa merasakan manfaat apa pun, bicarakan dengan dokter umum atau spesialis kesehatan mental.

Mereka mungkin merekomendasikan untuk meningkatkan dosis atau mencoba obat lain.

Suatu pengobatan biasanya berlangsung setidaknya 6 bulan.

Beberapa orang dengan depresi berulang mungkin disarankan untuk meminumnya tanpa batas waktu.

Baca Juga: 15 Rekomendasi Balsem Bayi, Bantu Redakan Pilek dan Batuk

Efek Samping Antidepresan yang Perlu Diwaspadai

Mitos Tentang Kehamilan dan Antidepresan
Foto: Mitos Tentang Kehamilan dan Antidepresan (Orami Photo Stocks)

Efek samping apapun kemungkinan besar akan terjadi selama 2 minggu pertama, dan kemudian secara bertahap hilang.

Efek yang umum adalah mual dan kecemasan, tetapi ini akan tergantung pada jenis obat yang digunakan, seperti yang disebutkan di atas.

Jika efek sampingnya sangat tidak menyenangkan, atau jika termasuk berpikir untuk bunuh diri, dokter harus segera diberitahu.

Selain itu, penelitian telah mengaitkan efek samping berikut dengan penggunaan antidepresan, terutama di kalangan anak-anak dan remaja:

1. Peningkatan Suasana Hati dan Aktivasi Perilaku yang Berlebihan

Efek samping yang umum terjadi adalah perubahan mood secara mendadak di sejumlah orang.

Gejala ini mungkin termasuk mania atau hipomania.

Perlu dicatat bahwa antidepresan tidak menyebabkan gangguan bipolar, tetapi dapat membuka 'kedok' kondisi yang belum terungkap dengan sendirinya.

2. Keinginan Bunuh Diri

Ada beberapa laporan tentang risiko yang lebih tinggi untuk memiliki pikiran untuk bunuh diri saat pertama kali menggunakan antidepresan.

Hal ini dapat disebabkan oleh obat-obatan atau faktor lain, seperti waktu yang dibutuhkan obat untuk bekerja.

Faktor lain adalah mungkin gangguan bipolar yang tidak terdiagnosis yang mungkin memerlukan pendekatan pengobatan yang berbeda.

3. Penarikan Diri

Tidak seperti beberapa obat, tidak perlu terus menaikkan dosis untuk mendapatkan efek yang sama dengan antidepresan.

Artinya, jenis obat penenang di apotek ini tidak membuat ketagihan bagi yang mengonsumsinya.

Saat seseorang berhenti menggunakan antidepresan, ia tidak akan mengalami gejala putus obat yang sama seperti yang terjadi, misalnya saat berhenti merokok.

Namun, hampir 1 dari 3 orang yang menggunakan SSRI dan SNRI melaporkan beberapa gejala penarikan setelah menghentikan pengobatan.

Gejala berlangsung dari 2 minggu hingga 2 bulan dan termasuk:

Dalam kebanyakan kasus, gejalanya mungkin ringan dan terjadi sementara.

Kasus yang parah dan jarang terjadi, dokter mungkin harus mengurangi dosis secara bertahap untuk meminimalkan efek samping.

Ingat, Moms, antidepresan hanya boleh dikonsumsi berdasarkan rekomendasi dari dokter kejiwaan atau psikiater.

Hindari mengonsumsi obat ini sembarangan, karena malah dapat meningkatkan risiko efek samping merugikan.

Jangan sampai mengabaikan peringatan tersebut, ya, Moms!

  • https://www.cdc.gov/nchs/products/databriefs/db283.htm
  • https://www.nhs.uk/mental-health/talking-therapies-medicine-treatments/medicines-and-psychiatry/antidepressants/overview/
  • https://www.rcpsych.ac.uk/
  • https://www.healthline.com/health/depression/medication-list
  • https://pionas.pom.go.id/ioni/bab-4-sistem-saraf-pusat/43-depresi/431-antidepresan-trisiklik-dan-sejenisnya

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb