12 Juli 2023

Serba-serbi Leukosit Tinggi: Jenis, Gejala, dan Penyebabnya

Apa jadinya jika seseorang didiagnosis memiliki leukosit tinggi?
Serba-serbi Leukosit Tinggi: Jenis, Gejala, dan Penyebabnya

Leukosit Tinggi pada Si Kecil, Bisakah Terjadi?

Leukimia (Orami Photo Stocks)
Foto: Leukimia (Orami Photo Stocks)

Tentu saja, leukosit tinggi pada anak bisa terjadi.

Pada saat anak didiagnosis memiliki leukosit tinggi, anak-anak seringkali mengalami anemia dan membutuhkan transfusi darah.

Menurut Leukemia and Lymphoma Society, kondisi leukosit tinggi pada anak merupakan jenis kanker darah leukemia yang paling umum.

1. Acute Lymphoblastic Leukemia

Di dunia kedokteran, leukemia dibagi menjadi dua tipe, yaitu akut dan kronis.

Leukemia tipe kronis cenderung jarang terjadi pada anak-anak.

Kebanyakan penyakit leukemia akibat leukosit tinggi pada anak adalah leukemia akut atau dikenal juga sebagai Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL)

Akut artinya penyakit yang dialami bisa memburuk dengan cepat dan membutuhkan pengobatan dengan segera.

Pada pasien yang mengalami ALL, sel tulang belakang akan menghasilkan banyak sel darah putih yang dinamakan blast cells.

Di lain sisi, sel darah merah akan mengalami penurunan.

Tahukah Moms bahwa jenis leukosit sebenarnya dibedakan dalam 2 macam?

Limfosit sel B yang bertugas untuk menghasilkan antibodi dan limfosit sel T yang berperan dalam mengenali dan menangkap organisme atau benda asing dalam tubuh.

ALL pada anak-anak cenderung terjadi pada sel B. Sementara itu, ALL tipe sel T terjadi pada usia praremaja dan remaja.

2. Acute Myelogenous Leukemia

Jenis leukimia ini bermula di sel myeloid, jauh di dalam sumsum tulang.

Sel myeloid biasanya menghasilkan sel darah merah dan putih serta trombosit, yang membantu pembekuan darah.

3. Juvenile Myelomonocytic Leukemia

Kasus leukemia karena leukosit tinggi ini merupakan kasus terendah. Kasusnya hanya 1-2% saja pada anak-anak.

Meski demikian, kasus leukemia ini dapat menyerang anak berusia di bawah 2 tahun.

4. Leukemia Limfositik

Pada kondisi leukimia limfositik, penyakit ini mempengaruhi sel limfoid, yang membentuk jaringan getah bening sistem kekebalan di seluruh tubuh.

Setiap jenis leukemia akan mempengaruhi jenis pasien yang berbeda.

Misalnya, leukemia myelogenous kronis (CML) dan leukemia limfositik kronis (CLL) mempengaruhi sebagian besar orang dewasa.

Kadang-kadang, pasien bahkan tidak memiliki gejala dan diketahui ketika tes darah yang menunjukkan jumlah sel darah putih yang sangat tinggi.

Leukemia limfositik akut (ALL) adalah jenis yang paling umum terjadi pada anak kecil.

Sementara itu, leukemia myelogenous akut (LMA) terjadi pada orang dewasa dan anak-anak.

Baca Juga: Kenali Inviclot, Obat Pencegah Penggumpalan Darah

Penyebab Leukosit Tinggi pada Anak

Anak Sakit
Foto: Anak Sakit (Freepik.com/peoplecreations)

Ada beberapa hal yang menyebabkan kondisi leukosit tinggi pada anak.

Dikutip dari Kids Health, dokter tidak tahu persis apa yang menyebabkan leukemia.

Tetapi, kebanyakan kasus terjadi ketika ada perubahan (mutasi) pada gen yang terjadi secara spontan.

Artinya, mutasi genetik tidak diturunkan dari orang tua.

Anak-anak memiliki peluang lebih besar untuk memiliki leukemia.

Hal tersebut jika memiliki saudara kembar identik yang menderita leukemia di usia muda, saudara kembar non-identik atau saudara lain dengan leukemia.

Selain itu, kadar leukosit tinggi pada anak juga bisa disebabkan bila Si Kecil menjalani terapi radiasi atau kemoterapi untuk jenis kanker lainnya.

Baca Juga: Radang Kelopak Mata (Blefaritis): Gejala, Penyebab, hingga Cara Mencegahnya

Minum obat untuk menekan sistem kekebalan setelah transplantasi organ bisa menjadi penyebab lainnya.

Masalah kesehatan genetik, seperti Sindrom Li-Fraumeni, Down Sindrom, Sindrom Klinefelter, Neurofibromatosis, Ataksia Telangektasia, dan Anemia Fanconi, juga bisa menjadi penyebab leukosit tinggi pada anak.

Leukemia menyerang orang dewasa dan anak-anak. Ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan.

Jenis leukemia yang berbeda pun akan mempengaruhi kelompok usia, seperti:

  • Leukemia limfoblastik akut (LLA) paling sering terjadi pada anak-anak berusia 2 sampai 8 tahun.
  • Leukemia myelogenous akut (AML) dapat terjadi pada semua usia, tetapi kebanyakan kasus terjadi pada anak-anak di bawah 2 tahun dan remaja.
  • Leukemia myelogenous kronis paling sering terjadi pada remaja.
  • Leukemia myelomonocytic remaja (JMML) mempengaruhi bayi dan balita.

Baca Juga: 14 Manfaat Donor Darah untuk Kesehatan, Bantu Lancarkan Aliran Darah dan Kurangi Stres

Itulah beberapa hal yang perlu Moms ketahui tentang leukosit tinggi.

Semoga bisa meningkatkan kesadaran Moms apabila terdapat anggota keluarga atau kerabat dekat yang mengalami gejala leukosit tinggi, ya!

  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/leukemia-in-children#juvenile-myelomonocytic-leukemia
  • https://www.lls.org/facts-and-statistics/overview/childhood-blood-cancer-facts-and-statistics
  • https://www.healthline.com/health/leukocytosis
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/leukemia-in-children#what-is-it
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/315133
  • https://www.mayoclinic.org/symptoms/lymphocytosis/basics/definition/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb