Stalking: Pengertian, Jenis, dan Dampak Psikologisnya
2. Perasaan Takut dan Tidak Aman
Stalking dapat menciptakan perasaan tidak aman dan ketidakpastian yang mendalam bagi korban.
Mereka mungkin merasa bahwa tidak ada tempat yang aman dari pelaku stalking, bahkan di lingkungan yang seharusnya nyaman dan aman.
3. Kesepian dan Isolasi Sosial
Korban stalking sering merasa terisolasi karena mereka mungkin sulit untuk mempercayai orang lain atau membuka diri tentang pengalaman diri.
Mereka juga mungkin mengalami kesulitan dalam menjaga hubungan sosial karena ketakutan akan kehadiran pelaku stalking.
4. Depresi dan Kecemasan
Stalking dapat memicu atau memperburuk gejala depresi dan kecemasan.
Korban mungkin merasa putus asa, sedih, atau tidak berdaya dalam menghadapi situasi yang menakutkan dan mengganggu ini.
5. Gangguan Trauma
Beberapa korban stalking mengalami gangguan trauma kompleks, di mana mereka mengalami kilas balik, mimpi buruk, atau perasaan yang menyakitkan terkait pengalaman traumatis yang mereka alami.
6. Gangguan Kesehatan Mental Lainnya
Stalking juga dapat berkontribusi pada gangguan kesehatan mental lainnya, seperti gangguan stres pasca trauma (PTSD), gangguan obsesif kompulsif (OCD), atau gangguan kecemasan lainnya.
Baca Juga: Doa Menghilangkan Jerawat, Baca Sambil Ikhtiar, Moms!
Cara Mengatasi Trauma Akibat Stalking
Mengatasi trauma akibat stalking memerlukan waktu dan upaya yang konsisten. Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu korban mengatasi trauma tersebut:
1. Dapatkan Dukungan Emosional
Cari dukungan dari orang-orang terdekat, teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental.
Berbicara tentang pengalaman dan mendapatkan dukungan emosional dapat membantu mengurangi beban dan membuat korban merasa didengar dan dipahami.
2. Jaga Batas dan Keamanan
Prioritaskan keamanan dengan mengambil langkah-langkah praktis seperti mengganti nomor telepon, meningkatkan keamanan rumah, atau mendapatkan perlindungan hukum jika diperlukan.
Tetapkan batas yang jelas dengan pelaku stalking dan tetap konsisten dalam menerapkannya.
3. Kelola Emosi
Temukan cara-cara untuk mengelola emosi yang muncul, seperti melalui meditasi, olahraga, seni ekspresif, atau terapi.
Praktikkan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam atau meditasi untuk membantu meredakan kecemasan dan stres.
4. Bangun Diri Kembali
Fokus pada pemulihan dan membangun kembali rasa percaya diri dan harga diri.
Lakukan aktivitas yang membuat korban merasa baik dan percaya diri, dan jangan ragu untuk menetapkan tujuan kecil yang dapat membantu merasa berhasil.
5. Cari Bantuan Profesional
Jika trauma akibat stalking sangat mengganggu kehidupan sehari-hari, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental yang terlatih dalam menangani trauma.
Terapi trauma atau konseling dapat membantu korban mengatasi gejala yang muncul dan mendukung dalam proses pemulihan.
Baca Juga: Mengenal Battered Woman Syndrome atau Trauma Korban KDRT
Demikian itulah informasi lengkap seputar stalking yang bisa Moms ketahui. Jika menjadi salah satu korbannya, segera minta bantuan profesional, ya Moms!
- https://www.fighterlaw.com/7-different-types-of-stalkers/
- https://safeguardinghub.co.uk/stalking-the-five-motivation-types/
- https://victimconnect.org/learn/types-of-crime/stalking/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.