13 Tokoh Konferensi Meja Bundar yang Sangat Berpengaruh!

Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah peristiwa penting dalam sejarah Indonesia dan tokoh Konferensi Meja Bundar pun masih diajarkan di sekolah.

KMB diselenggarakan pada 23 Agustus 1949 hingga 2 November 1949.

Konferensi ini berhasil memperoleh pengakuan kedaulatan Indonesia dari Belanda melalui jalur diplomasi dan perundingan.

Mohammad Hatta adalah tokoh penting dan pemimpin delegasi saat pengakuan kedaulatan Indonesia dalam KMB.

Selama menjadi pemimpin delegasi, ia lebih banyak melakukan diplomasi antar negara dunia.

Ia juga berperan dalam penandatanganan dokumen resmi hasil KMB yang membuat Indonesia akhirnya mendapatkan pengakuan kedaulatan dari Belanda

Yuk, simak para tokoh Konferensi Meja Bundar di bawah ini, Moms.

Baca Juga: Konferensi Meja Bundar: Latar Belakang, Tujuan, dan Hasilnya

Tokoh Konferensi Meja Bundar

Pada 23 Desember 1949, kepala pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS) berangkat ke Den Haag, Belanda.

Keberangkatan ini bertujuan untuk menandatangani perjanjian pengakuan kedaulatan pada tanggal 27 Desember 1949.

Pengakuan kedaulatan Indonesia diselenggarakan di dua tempat yang berbeda, yaitu di Den Haag, di mana Indonesia diwakili oleh Mohammad Hatta.

Sedangkan, di Jakarta, yang diwakili oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

Konferensi Meja Bundar (KMB) dihadiri oleh:

• Perwakilan dari Indonesia
• Perwakilan dari Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BFO)
• Delegasi Belanda
• Perwakilan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Nah, berikut adalah 13 tokoh Konferensi Meja Bundar:

1. Mohammad Hatta, Pemimpin Delegasi Indonesia

Tokoh Konferensi Meja Bundar yang pertama adalah Drs. Mohammad Hatta.

Ia memegang peran penting sebagai pemimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) yang diselenggarakan pada 23 Agustus 1949 di Den Haag.

Dalam perannya sebagai pemimpin delegasi, Mohammad Hatta melakukan diplomasi antar negara dan berperan dalam penandatanganan dokumen resmi hasil KMB.

Dokumen tersebut membuat Indonesia akhirnya mendapatkan pengakuan kedaulatan dari Belanda.

Selain itu, peranannya juga meliputi upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui cara diplomasi dengan pihak penjajah maupun negara-negara lain di dunia.

Mohammad Hatta terlibat dalam perundingan yang membicarakan masalah ekonomi, termasuk tuntutan Belanda agar Indonesia membayar utang luar negeri dan dalam negeri.

2. Muhammad Roem, Wakil Pimpinan Delegasi Indonesia

Tokoh Konferensi Meja Bundar selanjutnya adalah Mohammad Roem.

Ia adalah wakil delegasi Indonesia pada KMB yang melahirkan perjanjian Roem-Royen pada 7 Mei 1949.

Perjanjian tersebut yang memungkinkan KMB terlaksana dan membuat Indonesia mendapatkan pengakuan kedaulatan.

Berkat perundingan tersebut, KMB pun bisa terlaksana dan membuat Indonesia mendapatkan pengakuan kedaulatan.

Selain itu, Roem juga berperan dalam mengatur kerjasama militer dan hak milik orang asing bagi bangsa Belanda di Indonesia.

Baca Juga: Biografi Soekarno, Perjalanan Menjadi Sang Proklamator

3. Prof. Dr. Soepomo, Anggota KMB

Tokoh Konferensi Meja Bundar selanjutnya adalah Prof. Dr. Soepomo. Ia salah satu anggota delegasi Indonesia.

Peran Prof. Dr. Soepomo dalam KMB meliputi upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui cara diplomasi dengan pihak penjajah maupun negara-negara lain.

Selain itu, Prof. Dr. Soepomo juga terlibat dalam perundingan yang membicarakan masalah ekonomi bersama dengan Drs. Mohammad Hatta.

Peranannya dalam KMB sangat penting dalam memastikan Indonesia mendapatkan pengakuan kedaulatan dan hasil perundingan yang menguntungkan bagi Indonesia.