05 September 2024

Biografi Mohammad Hatta, Wakil Presiden Pertama RI

Pahlawan kemerdekaan yang berasal dari keluarga ulama
Biografi Mohammad Hatta, Wakil Presiden Pertama RI

Foto: id.wikipedia.org

Salah satu pahlawan kemerdekaan yang memiliki banyak peran baik sebelum dan sesudah penetapan Kemerdekaan Indonesia, adalah Mohammad Hatta.

Drs. H. Mohammad Hatta adalah negarawan dan ekonom Indonesia yang menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia pertama.

Beliau bersama Soekarno memainkan peranan sentral dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda dan Jepang sekaligus memproklamirkannya pada 17 Agustus 1945.

Baca Juga: Biografi Teuku Umar, Perjuangan Pahlawan Nasional dari Aceh

Biografi Mohammad Hatta

Biografi Moh Hatta
Foto: Biografi Moh Hatta (Id.wikipedia.org)
  • Nama: Drs. H. Mohammad Hatta atau Bung Hatta
  • Nama asli: Muhammad Athar
  • Lahir: Bukittinggi 12 Agustus 1902
  • Wafat: Jakarta 14 Maret 1980, usia 77 tahun
  • Jabatan: Wakil Presiden Indonesia pertama, Perdana Menteri Indonesia, Menteri Pertahanan Indonesia, Menteri Luar Negeri Indonesia, Ketua Umum Palang Merah Indonesia pertama.
  • Pasangan: Rahmi Rachim
  • Anak-anak: Meutia Hatta, Gemala Hatta, dan Halida Hatta

Baca Juga: 29 Nama Pahlawan Nasional Indonesia dan Kisah Perjuangannya

Pendidikan Mohammad Hatta

Mohammad Hatta lahir dari keluarga ulama di Minangkabau, Sumatra Barat.

Beliau menempuh pendidikan dasar di Sekolah Melayu, Bukittinggi, dan kemudian pada tahun 1913-1916, lalu melanjutkan studinya ke Europeesche Lagere School (ELS) di Padang.

Dilansir dari Kemdikbud, saat usia 13 tahun, sebenarnya beliau telah lulus ujian masuk ke HBS (setingkat SMA) di Batavia (kini Jakarta).

Namun, ibunya menginginkan Hatta agar tetap di Padang dahulu, mengingat usianya yang masih muda.

Akhirnya Bung Hatta melanjutkan studi ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) di Padang, baru kemudian pada tahun 1919 beliau pergi ke Batavia untuk studi di HBS.

Saat masih di sekolah menengah di Padang, Mohammad Hatta telah aktif di organisasi, seperti Jong Sumatranen Bond cabang Padang, dengan posisi sebagai bendahara.

Pada usia 17 tahun, Hatta lulus dari sekolah tingkat menengah dengan hasil sangat baik.

Setelah kelulusannya tersebut, beliau berangkat ke Batavia untuk melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Dagang Prins Hendrik School.

Di Batavia, beliau juga aktif di Jong Sumatranen Bond Pusat, serta juga memiliki posisi sebagai Bendahara.

Lalu pada tahun 1921, Bung Hatta pergi ke Rotterdam, Belanda untuk belajar ilmu perdagangan dan bisnis di Nederland Handelshogeschool atau Rotterdam School of Commerce, yang kini menjadi Erasmus Universiteit.

Di sana, beliau bergabung dalam Perhimpunan Hindia (Indische Vereeniging), dan tinggal selama kurang lebih 11 tahun.

Pada tangal 27 November 1956, Bung Hatta memperoleh gelar kehormatan akademis yaitu Doctor Honoris Causa dalam Ilmu Hukum dari Universitas Gadjah Mada di Yoyakarta.

Baca Juga; Mengenal 9 Istri Soekarno dan Kisah Cinta Romantis Presiden Pertama Indonesia

Perjalanan Politik Mohammad Hatta

Kesadaran politik Hatta makin berkembang karena agenda rutinnya menghadiri pertemuan dengan para tokoh politik.

Berikut perjalanan politik semasa hidupnya:

1. Awal Pergerakan Politik

Awal Pergerakan Politik (Wikipedia.org)
Foto: Awal Pergerakan Politik (Wikipedia.org)

Mohammad Hatta memulai pergerakan politiknya ketika beliau mulai bersekolah di Belanda pada tahun 1921 hingga 1932.

Pada saat itu, beliau masuk organisasi Indische Vereeniging yang awalnya adalah organisasi biasa.

Tak lama dari itu, berubah menjadi organisasi politik setelah adanya pengaruh dari Tiga Serangkai yaitu Ki Hadjar Dewantara, Cipto Mangunkusumo dan Douwes Dekker.

Pada tahun 1923, Hatta menjadi bendahara dan mengelola majalah Hindia Putera yang lalu berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.

Selanjutnya, pada tahun 1924, organisasi ini berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia.

Pada tahun 1926, beliau diangkat menjadi pimpinan Perhimpunan Indonesia.

Di bawah kepemimpinannya, perhimpunan ini lebih fokus mengamati perkembangan pergerakan di Indonesia dengan memberikan banyak ulasan dan banyak komentar di media massa Indonesia.

Pada tahun 1927, Mohammad Hatta mengikuti sidang bertema “Liga Menentang Imperialisme, Penindasan Kolonial dan untuk Kemerdekaan Nasional” di Frankfurt, Jerman.

Dalam sidang ini, ada gelagat dari pihak komunis dan utusan dari Uni Soviet yang ingin menguasai sidang ini. Sehingga penilaian Hatta pada komunis menjadi negatif dan tidak bisa percaya terhadap komunis.

Pada 25 September 1927, Hatta bersama Ali Sastroamijoyo ditangkap oleh penguasa Hindia Belanda atas tuduhan mengikuti partai terlarang yang berhubungan dengan Semaun.

Dengan kata lain mereka dituduh terlibat pemberontakan di Indonesia yang dilakukan PKI dari tahun 1926-1927 dan melakukan penghasutan agar menentang Kerajaan Belanda.

Mohammad Hatta sendiri mendapat hukuman tiga tahun penjara. Tiga tokoh penting ini dimasukkan ke dalam penjara di Rotterdam, hingga akhirnya mereka bebas karena semua tuduhan tidak bisa dibuktikan.

Sampai pada tahun 1931, Mohammad Hatta mundur dari kedudukannya, dan berhenti dari PI karena ingin fokus skripsi.

Akibatnya, PI jatuh ke tangan komunis dan dikontrol langsung oleh partai komunis Belanda ditambah juga campur tangan dari Moskow.

Setelah tahun 1931, PI mengecam keras kebijakan Hatta, yang membuat Hatta ditendang keluar dari organisasi.

Baca Juga: Amir Hamzah, Pahlawan Indonesia yang Juga Seorang Sastrawan

Sekembalinya Hatta dari Belanda, ia ditawari untuk masuk kalangan Sosialis Merdeka (Onafhankelijke...

FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.