Abu Lahab, Paman Nabi Muhammad SAW yang Dilaknat Allah SWT
Abu Lahab adalah Paman Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam yang menentang keras dakwah beliau.
Saking menentang kebenaran yang dibawa oleh keponakannya tersebut, Abu Lahab menjadi musuh dan kerap menyakitkan nabi.
Oleh sebab itu Allah melaknat dengan celaan yang sangat keras dan hina hingga hari kiamat tiba. Hal tersebut terdapat dalam surat Al Lahab di dalam Al-Qur'an.
Surat Al Lahab merupakan mukjizat Allah yang diturunkan kepada Nabi. Allah mengisahkan kecaman dan siksaan terhadap Abu Lahab termasuk istrinya.
Untuk lebih jelas mengenai kisah Abu Lahab ini, yuk simak ulasan berikut ini Moms!
Baca Juga: Kandungan Surat An Nas Lengkap dengan Bacaan dan Tafsirnya
Siapa Abu Lahab?
Memiliki nama asli Abdul Uzza bin Abdul mutholib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab, dikenal juga dengan Abu ‘Utaubah.
Namun, karena wajahnya yang cerah atau merona merah ia dipanggil dengan Abu Lahab.
Lahab berarti menyala-nyala atau api yang bergejolak.
Ada yang menyebutkan bahwa yang memberi gelar Abu Lahab adalah ayahnya yang tak lain kakek Nabi yaitu Abdul Muthalib.
Abu Lahab merupakan satu di antara empat Paman Nabi yang masih hidup ketika mulai berdakwah.
Sayangnya, ia menentang kebenaran yang disampaikan oleh keponakannya tersebut.
Dilansir dari laman Bekal Islam, dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ إِلَى الْبَطْحَاءِ فَصَعِدَ إِلَى الْجَبَلِ فَنَادَى يَا صَبَاحَاهْ فَاجْتَمَعَتْ إِلَيْهِ قُرَيْشٌ فَقَالَ أَرَأَيْتُمْ إِنْ حَدَّثْتُكُمْ أَنَّ الْعَدُوَّ مُصَبِّحُكُمْ أَوْ مُمَسِّيكُمْ أَكُنْتُمْ تُصَدِّقُونِي قَالُوا نَعَمْ قَالَ فَإِنِّي نَذِيرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيدٍ فَقَالَ أَبُو لَهَبٍ أَلِهَذَا جَمَعْتَنَا تَبًّا لَكَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ إِلَى آخِرِهَا
Artinya: "Dari Ibnu Abbas bahwa suatu hari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menuju Bathha, kemudian beliau naik ke bukit seraya berseru,
“Wahai sekalian manusia.” Maka orang-orang Quraisy pun berkumpul. Kemudian beliau bertanya,
“Bagaimana, sekiranya aku mengabarkan kepada kalian, bahwa musuh (di balik bukit ini) akan segera menyergap kalian di pagi hari atau di sore hari, apakah kalian akan membenarkanku?”
Mereka menjawab, “Ya.” Beliau bersabda lagi, “Sesungguhnya aku adalah seorang pemberi peringatan bagi kalian sebelum datang adzab yang pedih.”
Maka Abu Lahab pun berkata, “Apakah hanya karena itu kamu mengumpulkan kami? Sungguh kecelakaanlah bagimu.”
Maka Allah menurunkan firman-Nya: “Tabbat yadaa abii lahab, hingga akhir ayat.” (HR Bukhari no. 4972 dan Muslim no. 208)
Penjelasan singkat hadis tersebut adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajak mereka, kaum Quraisy ke jalan Allah, mengingatkan dan memberi mereka kabar gembira.
Namun, Abu Lahab tampak marah, “Celakalah engkau! Hanya untuk inikah engkau kumpulkan kami?"
Karena menganggap apa yang dilakukan oleh Nabi adalah perkara yang sepele yang tidak harus mengumpulkan para pemimpin Quraisy.
Dan, Allah pun membantah perkataan Abu Lahab dengan "Celakalah! Celakalah kedua tangan Abu Lahab, dan binasalah ia."
Abu Lahab adalah satu-satunya Paman Nabi yang memusuhi dakwah Islam.
Setiap kali Nabi selesai berdakwah, beliau selalu memprovokasi masyarakat Quraisy dan mengadu domba.
Ia juga menggelari Nabi dengan shābi’, yaitu artinya orang yang meninggalkan tradisi nenek moyang.
Baca Juga: Kisah Nabi Nuh dan Bahteranya, Tetap Berdakwah Meski Dihina
Sejarah Abu Lahab
Abu Lahab lahir dengan nama Abdul Uzza bin Abdul Muttalib, merupakan tokoh penting dalam sejarah Islam.
Terutama sebagai salah satu penentang berat Nabi Muhammad.
Dikenal dengan nama Abu Lahab atau bapak api yang berkobar karena wajahnya yang merah.
Ia adalah paman dari Nabi Muhammad dan anggota dari suku Quraisy di Mekkah.
Sebelum kenabian Muhammad, Abu Lahab memiliki hubungan yang baik dengan keponakannya itu.
Namun, setelah Muhammad mengumumkan kenabiannya, Abu Lahab menjadi salah satu musuh dan menentang dakwah yang dibawa oleh Muhammad.
Dia terlibat dalam berbagai upaya untuk menghalangi dan mendiskreditkan Nabi Muhammad di antara penduduk Mekkah, sering kali menggunakan kekerasan dan propaganda.
Salah satu insiden yang terkenal adalah ketika Nabi Muhammad memanggil suku-suku Quraisy di Bukit Shafa untuk mendengarkan seruannya.
Setelah Muhammad mengungkapkan pesan kenabian, Abu Lahab menolak dan mengutuk Muhammad.
Peristiwa ini kemudian diabadikan dalam Surah Al-Masad dalam Al-Qur'an, yang secara khusus mengutuk Abu Lahab dan istrinya karena kekejaman dan penentangan mereka.
Dalam kehidupan pribadinya, Abu Lahab menikah dengan Umm Jamil, dan mereka memiliki beberapa anak.
Sikap penentangannya terhadap Islam mencakup tindakan seperti memaksa anaknya untuk menceraikan Ruqaiyah, putri Nabi Muhammad.
Kehidupannya yang kontroversial berakhir tak lama setelah kekalahan suku Quraisy di Perang Badar.
Perang Badar adalah pertempuran besar pertama antara umat Islam melawan musuh-musuhnya.
Perang ini terjadi pada 17 Ramadan 2 H (13 Maret 624).
Meskipun tidak berpartisipasi langsung, Abu Lahab meninggal karena penyakit setelah mendengar berita kekalahan.
Surah Al-Masad dalam Al-Qur'an menggambarkan nasib tragis Abu Lahab dan istrinya sebagai peringatan tentang konsekuensi dari perlawanan terhadap kehendak ilahi.
Abu Lahab sering kali dipelajari sebagai contoh penentangan keras terhadap perubahan dan kebenaran baru.
Kisahnya menjadi pelajaran penting dalam tradisi Islam tentang resistensi terhadap pesan kenabian dan konsekuensi dari perbuatan tersebut.
Baca Juga: 4 Doa Pagi Hari Islami untuk Memohon Perlindungan dan Rezeki
Sebab Turun Surat Al Lahab
Surat Al-Lahab merupakan surat Makkiyyah yang diturunkan kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam sebelum berhijrah ke kota Madinah.
Diturunkan di awal-awal dakwah Nabi di Makkah yaitu ketika dakwahnya ditentang oleh pamannya sendiri Abu Lahab dan juga istri pamannya, Ummu Jamil.
Para ulama berpendapat bahwa turunnya surat Al lahab merupakan mukjizat tanda tanda kenabian Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam.
Ayat tersebut turun sepuluh tahun sebelum Abu Lahab meninggal dunia. Paman nabi ini meninggal dalam keadaan kafir dan selalu menentang dakwah serta menyakitkan nabi.
Isi surat Al Lahab sendiri mengisahkan soal ancaman untuk Abu Lahan dan istrinya dalam bentuk adzab di neraka kekal selamanya.
Baca Juga: Contoh Ikhfa Syafawi di Surat Alquran dan Cara Bacanya
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.