
Apakah ada orang terdekat atau kenalan Moms yang mengaku agnostik? Dewasa ini, kita jadi sering mendengar istilah agnostik maupun ateis di sekitar kita.
Kadang sebagai topik pembicaraan ketika mengobrol dengan seseorang, ataupun muncul sebagai berita atau dibaca di media sosial.
Lantas apa sebenarnya agnostik itu? Bagaimana istilah ini muncul dan dikenal hingga sekarang? Yuk, simak ulasannya!
Foto: agnostik
Foto: Worldatlas.com
Baca Juga: Norma Agama: Pengertian, Fungsi, Tujuan, Hingga Sanksi
Agnostik berasal dari bahasa Yunani Kuno, terdiri dari A yang berarti tanpa dan Gnosis berarti pengetahuan, yang bisa diartikan dengan "tidak mengetahui."
Mengutip Stanford Encyclopedia of Philosophy, istilah agnostik pertama kali diciptakan oleh ahli biologi Inggris bernama Thomas Henry Huxley pada tahun 1884.
Gagasan Huxley ini merujuk kepada orang yang mengakui dirinya tidak dapat dengan yakin mempercayai atau tidak mempercayai ortodoksi agama atau metafisika.
Menurut kamus Merriam-Webster, definisi agnostik adalah seseorang yang berpandangan bahwa setiap realitas tertinggi, seperti Tuhan tidak diketahui dan mungkin tidak dapat diketahui.
Dengan kata lain, seseorang yang agnostik tidak berkomitmen untuk percaya pada keberadaan atau ketidakberadaan Tuhan, dewa, atau semacam kekuatan yang lebih tinggi.
Untuk bisa memahaminya dengan lebih sederhana, pertama-tama mari kita mengerti dulu apa itu kepercayaan kepada Tuhan.
Baca Juga: 5 Cara Terbaik Mengajarkan Keberagaman Pada si Kecil
Agama-agama seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu mempercayai bahwa ada kekuatan yang lebih tinggi yang mengendalikan alam semesta dan berbagai peristiwa yang terjadi dalam kehidupan seseorang.
Orang yang menganut agama-agama ini percaya bahwa kekuatan yang lebih tinggi ini sangat kuat dan transenden, berarti bahwa benar-benar di luar pemahaman manusia.
Namun, seseorang yang agnostik percaya dan tidak percaya bahwa ada kekuatan yang lebih tinggi, ataupun tidak dapat dibujuk dengan argumen bahwa Tuhan itu ada, juga tidak yakin argumen bahwa Tuhan tidak ada.
Lebih penting lagi, mereka percaya bahwa keberadaan kekuatan yang lebih tinggi tidak dapat dibuktikan atau dibantah.
Singkatnya, ketika ditanya "Apakah Tuhan itu ada?" Jika membalas dengan jawaban, "Tidak tahu", kemungkinan orang tersebut adalah agnostik.
Baca Juga: Anak Ingin Pindah Agama, Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua?
Foto: agnostik
Foto: Theparentcue.org
Agnostik berada di tengah-tengah antara percaya dan tidak percaya kepada Tuhan, sehingga menjadikannya istilah umum bagi siapa saja yang tidak yakin dengan adanya kekuatan yang lebih tinggi atau tidak.
Namun, tidak menjelaskan mengapa orang agnostik berpikir seperti itu. Itulah kenapa para filsuf memecah agnostisisme menjadi beberapa tipe yang berbeda, yaitu:
Tipe agnostik ini terkadang disebut agnostisisme keras atau kuat. Mereka percaya bahwa tidak ada cara bagi siapapun untuk mengetahui Tuhan itu ada, juga tidak percaya bahwa siapapun data sepenuhnya 100% membuktikan bahwa Tuhan juga tidak ada.
Agnostisisme empiris dikenal juga dengan sebutan agnotisisme lemah dan terbuka Tipe ini sependapat dengan agnostisisme kuat. Mereka percaya saat ini tidak ada yang tahu apakah ada kekuatan yang lebih tinggi.
Namun, agnostisisme lemah percaya bahwa hanya karena sesuatu tidak dapat dibuktikan saat ini, tidak berarti itu tidak akan pernah dapat dibuktikan.
Seperti dua aliran agnostisisme lainnya, agnostisisime apatis juga percaya bahwa tidak ada bukti bahwa kekuatan yang lebih tinggi ada atau tidak ada.
Tetapi tidak seperti agnostisisme kuat dan agnostisisme lemah, agnostisisime apatis percaya tidak mempermasalahkan ada tidaknya Tuhan atau Dewa.
Baca Juga: 5 Hal yang Pasti Dialami oleh Pasangan Beda Agama
Selain itu, melansir McGill, terdapat tipe agnostisisme lainnya, antara lain:
Model agnostisisme atau dikenal juga dengan sebutan ateisme positif dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada Tuhan, Dewa, atau penguasa yang lebih tinggi, dan enganggap ketidakberadaan Tuhan sebagai fakta.Tipe agnostisisme ini tidak berfokus pada keberadaan dewa atau Tuhan.
Foto: agnostik
Foto: Drmichaelmcgee.com
Banyak orang yang masih sulit membedakan antara agnostik dan ateis, bahkan kadang menganggapnya sebagai sebuah sinonim. Padahal keduanya jelas berbeda.
Kamus Merriam-Webster mendefinisikan seorang ateis sebagai seseorang yang tidak percaya pada keberadaan Tuhan atau Dewa apapun, atau orang yang menganut dan mendukung ateisme.
Dengan kata lain, sementara agnostik tidak yakin tentang keberadaan Tuhan, ateis tidak percaya Tuhan itu ada.
Tidak seperti jawaban agnostik yang menjawab "Tidak tahu" ketika ditanya “Apakah Tuhan itu ada?” Orang ateis akan menjawab pertanyaan yang sama dengan "Tidak" yang solid.
Sama halnya dengan agnostisisme, ateisme terbagi dalam beberapa tipe, di antaranya ateisme kuat dan ateisme lemah.
Baca Juga: 4 Cara Mengajarkan Anak Keberagaman dan Bertolerasi Agama
Foto: agnostik
Foto: Elle.com
Berikut ini sederet orang-orang terkenal yang mengaku agnostik.
Selain nama-nama di atas, Elon Musk, Paul McCartney, Sean Penn, Chris Pine, atlet Rafael Nadal, juga mengidentifikasi kalau diri mereka adalah seorang agnostik.
Baca Juga: 8 Cara Mengenalkan Agama Islam Sejak dalam Kandungan
Bagaimana Moms, sudah paham dengan istilah agnostik? Di Indonesia sendiri tidak mengakui ateis dan agnostik, dan hanya menetapkan enam agama untuk dianut seperti Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu dan Konghucu.