04 Januari 2024

Kenali FOMO, Sindrom Fear of Missing Out yang 'Berbahaya'

FOMO bisa berdampak pada kesehatan mental
Kenali FOMO, Sindrom Fear of Missing Out yang 'Berbahaya'

Sindrom FOMO atau Fear of Missing Out akhir-akhir ini sering digaungkan, mengingat semakin nyata dan banyak orang yang bisa mengalaminya.

Kondisi ini tidak dapat disepelekan.

Dilansir dari laman Time, istilah FOMO sendiri ditambahkan ke Oxford English Dictionary pada tahun 2013.

Kondisi ini ditandai dengan perasaan tidak nyaman pada seseorang yang menyita banyak waktu dan merasa ketinggalan akan suatu hal.

Kita merasa orang lain memiliki kehidupan, melakukan banyak, dan mengetahui berbagai hal yang lebih baik dari kita.

Hal ini bisa ditandai dengan seringnya kita memeriksa media sosial, berulang kali dan setiap hari, hanya karena kita merasa takut ketinggalan zaman.

Jika tidak melakukannya, kita akan merasa ditinggalkan.

Sindrom FOMO bisa berbahaya, karena meningkatkan rasa cemas dan bisa menyebabkan tingkat stres yang tinggi dalam hidup seseorang.

Simak ulasan selengkapnya berikut ini, ya, Moms.

Baca Juga: Panic Attack: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi dan Mencegahnya

Tanda Seseorang Mengalami Sindrom FOMO

FOMO
Foto: FOMO (Freepik)

Bagaimana caranya mengetahui seseorang mengalami sindrom fear of missing out (FOMO)?

Ada beberapa tanda yang dapat ditunjukkan, di antaranya adalah:

  • Penggunaan media sosial yang terlalu sering setiap harinya.
  • Selalu mengatakan ‘iya’ dalam segala hal, meskipun terkadang tidak sesuai dengan keinginan kita.
  • Memiliki kepuasaan yang rendah terhadap kehidupan yang dijalani. Hubungan langsung antara keduanya kemungkinan besar muncul dari meningkatnya kehadiran dan media sosial yang menampilkan kehidupan sehari-hari setiap orang.
  • Memiliki gaya hidup yang serba cepat, sering berganti-ganti hobi, dan cenderung hanya mengikuti tren yang hanya sementara.
  • Sering kali merasa khawatir terhadap pendapat orang lain terhadap diri kita sendiri.
  • Memiliki gangguan tidur dan sering mengalami kelelahan sepanjang hari.
  • Sering merasa ditinggalkan atau dikucilkan apabila tidak diikutsertakan dalam interaksi di media sosial.
  • Tidak dapat fokus pada minat tertentu dalam waktu yang cukup lama.

Itulah tanda-tanda seseorang mengalami sindrom FOMO. Jika dibiarkan tanpa penanganan, kondisi ini berbahaya dan meningkatkan stres seseorang.

Apa saja bahaya yang bisa terjadi saat mengalami sindrom FOMO? Simak pembahasan berikutnya, ya!

Baca Juga: Merlopam, Obat untuk Atasi Gangguan Kecemasan dan Insomnia

Bahaya FOMO yang Sering Tidak Disadari

Bahaya FOMO
Foto: Bahaya FOMO (Freepik)

Sindrom FOMO ini sangat berbahaya dan berdampak buruk bagi kehidupan seseorang.

Tidak hanya tingkat stres yang bisa meninggi, namun hal ini bisa berdampak pada kualitas hidup seseorang.

Dilansir dari Psychology Today, FOMO menyebabkan seseorang memiliki perasaan cemas dan gelisah yang berlebihan.

Hal ini sering dihasilkan oleh pemikiran kompetitif bahwa orang lain mengalami lebih banyak kesenangan, kesuksesan, atau kepuasan dalam hidup mereka daripada diri kita sendiri.

Saat mengalami FOMO, Moms juga merasa tidak bahagia dengan kehidupan yang sedang dijalani.

Moms akan lebih mudah merasa takut kehilangan yang akhirnya berujung pada perilaku yang tidak sehat.

Hal ini juga bisa menjadi respons terhadap ketakutan sadar atau tidak sadar akan penuaan dan/atau kematian.

Ya, dilansir dari jurnal Computers in Human Behaviour, terdapat hubungan antara sindrom FOMO dengan gangguan mengemudi.

Pada beberapa kasus, kondisi ini bisa berakibat fatal, yaitu kematian.

Perilaku FOMO yang tidak segera ditangani dengan baik akan mengurangi kualitas keseluruhan kesejahteraan, dan memengaruhi hubungan dengan orang-orang terdekat, serta kehidupan seseorang secara keseluruhan.

Lantas, apa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi sindrom fear of missing out ini? Simak ulasan selanjutnya, ya!

Baca Juga: Ini 5 Cara mengatasi Burnout, Syndrome Akibat Stres Bekerja, Catat!

Langkah untuk Melawan FOMO

Cara Melawan FOMO
Foto: Cara Melawan FOMO (Freepik)

Sindrom FOMO bisa dilawan dengan tekad, niat, dan langkah yang tepat, ya, Moms.

Terpenting adalah memahami dan mengakui bahwa Moms tengah mengalami sindrom ini atau tidak.

Tidak dapat dipungkiri, peran media sosial memiliki andil besar dalam sindrom FOMO.

Pahami terlebih dulu bahwa media sosial dapat membuat kita merasa lebih buruk tentang diri kita sendiri, bukan lebih baik.

Sebab, apabila kita masih menganggap media sosial adalah segalanya, maka akan semakin sulit untuk menghilangkan sindrom FOMO ini.

Apa yang terlihat di media sosial belum tentu seperti yang terjadi sebenarnya.

Ketika Moms menyadari bahwa media sosial bisa berdampak buruk, maka bisa melakukan langkah selanjutnya untuk melawan sindrom FOMO.

Baca Juga: Mengenal Hidroterapi, Terapi Air untuk Atasi Depresi

Ada beberapa cara yang bisa Moms lakukan, yaitu:

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb