06 September 2022

Amebiasis: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Bisa terjadi semua usia
Amebiasis: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Foto: Orami Photo Stocks

Amebiasis atau amoebiasis adalah penyakit akibat infeksi parasit.

Penyakit ini bisa dialami siapa saja, tetapi lebih umum terjadi pada orang-orang yang tinggal di wilayah tropis dengan kondisi sanitasi yang buruk.

Amebiasis bisa dikatakan penyakit yang tidak bisa diremehkan dan jarang diketahui dari awal sehingga menyebabkan komplikasi serius.

Untuk itu, yuk simak penjelasan tentang amebiasis di bawah ini!

Baca Juga: Mengenal Kharisma Bangsa School, Mulai dari Kurikulum, Fasilitas, hingga Biaya!

Apa Itu Amebiasis?

amebiasis
Foto: amebiasis (https://tempo.co/)

Foto Sakit Perut (Orami Photo Stock)

Melansir Journal of Gastroenterology and Hepatology, amebiasis atau amoebiasis adalah infeksi tubuh yang disebabkan oleh parasit, umumnya terjadi di hati atau usus besar.

Parasit yang menyebabkan amoebiasis terjadi adalah Entamoeba histolytica.

Tubuh kita memiliki delapan jenis amoeba, namun hanya Entamoeba histolytica yang menyebabkan amebiasis.

Amoeba merupakan mikroba bersel tunggal yang bergerak dengan mengubah bentuknya.

Mikroba ini sering ditemukan dalam makanan dan air yang telah tercemar kotoran manusia

.Amoeba tersebut dapat berkembang biak dengan lancar pada sebagian besar wilayah Asia, Afrika, Amerika Tengah, Meksiko, dan Amerika Selatan.

Terutama di wilayah dengan kebersihan yang tidak terjaga.

Meski kadang tak menimbulkan masalah kesehatan yang serius, bukan berarti amebiasis bisa dianggap enteng.

Dalam kasus tertentu, penyakit ini bisa menyebar ke organ lain.

Masa inkubasi untuk infeksi E. histolyca berkisar antara 2-4 minggu.

Tapi jangka waktu ini juga bisa bervariasi, dari beberapa hari hingga beberapa tahun.

Penyakit ini akan menjadi lebih parah jika dialami oleh usia bayi, kalangan lanjut usia (lansia), dan orang yang mengonsumsi kortikosteroid.

Nama lain dari penyakit amebiasis ini adalah disentri amuba.

Disentri merupakan infeksi pada usus yang menyebabkan diare.

Diare akibat disentri umumnya mengandung darah atau lendir.

Baca Juga: Cek Kalori Bubur Ayam dan Kandungan Gizinya serta Manfaat Mengonsumsinya Sebagai Menu Sarapan

Gejala Amebiasis

buang-air-besar-cair
Foto: buang-air-besar-cair

Foto Buang Air Besar (Orami Photo Stock)

Melansir StatPearls Journal, tanda dan gejala dari amebiasis dapat tampak sekitar 1 hingga 4 minggu setelah kista tertelan.

Menurut data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), hanya sekitar 10 hingga 20 persen dari orang dengan amebiasis menunjukkan tanda dan gejala yang jelas.

Tanda dan gejala pada tahap tersebut umumnya ringan dan dapat diamati sebagai buang air besar yang cair serta kram pada perut.

Pada saat trofozoit telah menembus dinding usus, mereka dapat masuk ke aliran darah dan menuju berbagai organ internal.

Beberapa organ yang dapat dijangkau mencakup hati, jantung, paru-paru, otak, serta berbagai organ lainnya.

Bila trofozoit menginvasi organ internal, kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya:

  • Abses
  • Infeksi
  • Penyakit yang berat
  • Kematian

Bila parasit menginvasi lapisan permukaan dari usus, kondisi ini dapat menyebabkan penyakit yang disebut sebagai disentri amuba.

Disentri amuba merupakan bentuk yang lebih berat dari amebiasis, di mana didapatkan buang air besar yang cair dan disertai darah serta kram perut yang berat.

Hati merupakan salah satu organ yang dapat terlibat pada amebiasis.

Tanda dan gejala dari penyakit hati akibat amuba dapat mencakup demam dan rasa nyeri pada perut bagian kanan atas.

Baca Juga: 8 Rekomendasi Tempat Romantis di Bandung dengan Pemandangan Menakjubkan

Penyebab Amebiasis

lingkungan kotor
Foto: lingkungan kotor (Pexels/Yogendra Singh)

Foto Lingkungan Kotor (Orami Photo Stock)

Amebiasis muncul ketika parasit atau telurnya (kista) masuk ke dalam mulut.

Orang dengan amebiasis memiliki parasit E. histolytica dalam tinjanya.

Infeksi bisa menyebar saat orang yang terinfeksi tidak membuang kotorannya dengan cara yang bersih atau tidak mencuci tangan dengan benar setelah menggunakan toilet.

Tangan yang terkontaminasi bisa menyebarkan parasit ke makanan yang mungkin akan dimakan orang lain dan permukaan yang mungkin akan disentuh orang lain.

Tangan juga bisa terkontaminasi ketika mengganti popok bayi yang terinfeksi.

Amebiasis juga dapat ditularkan atau menyebar lewat:

  • Minum air yang terkontaminasi
  • Mengonsumsi buah dan sayuran mentah
  • Kontak seksual oral-anal tanpa pengaman

Beberapa orang membawa parasit atau telurnya dalam fesesnya tanpa menunjukkan gejala apa pun, tetapi mereka tetap bisa menularkan penyakit ke orang lain.

Baca Juga: Olahraga Tenis Meja: Sejarah, Teknik Dasar, Cara Bermain, Peralatan yang Diperlukan

Faktor Risiko Amebiasis

anak-bermain-kotor
Foto: anak-bermain-kotor (Orami Photo Stocks)

Foto Anak Bermain Kotor (Orami Photo Stock)

Penyakit ini umum ditemui di negara-negara tropis dengan kondisi sanitasi yang tidak memadai.

Dilansir Healthline, amebiasis banyak dijumpai di sub-benua India, sebagian Amerika Tengah dan Selatan, dan beberapa wilayah di Afrika. Penyakit ini jarang terjadi di Amerika Serikat.

Orang-orang yang lebih berisiko terkena amebiasis di antaranya:

  • Orang-orang yang bepergian ke lokasi tropis dengan kondisi sanitasi yang buruk.
  • Imigran dari negara tropis dengan kondisi sanitasi yang buruk.
  • Orang-orang yang tinggal di institusi dengan kondisi sanitasi yang buruk, misalnya penjara.
  • Laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki lain.
  • Orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah dan kondisi kesehatan lainnya.

Baca Juga: Kandungan Surat An Nisa Ayat 11, Memahami Hukum Waris Menurut Islam

Cara Mengobati Amebiasis

ilustrasi-minum-obat
Foto: ilustrasi-minum-obat (Canva.com)

Foto Ilustrasi Obat-Obatan (Orami Photo Stock)

Pengobatan amebiasis bertujuan untuk membunuh parasit, mengurangi risiko penyebaran parasit ke bagian tubuh yang lain, serta mengatasi keluhan dan gejala.

Pengobatan untuk amebiasis meliputi:

1. Pemberian Obat-Obatan

Obat-obatan untuk menangani amebiasis antara lain:

  • Obat antibiotik

Antibiotik, seperti metronidazole atau tinidazole, digunakan untuk membunuh parasit di dalam tubuh.

Obat ini biasa diberikan bersama antiparasit, seperti diloxanide furoate.

  • Obat antimual

Obat antimual diberikan untuk meredakan mual yang sering terjadi pada penderita amebiasis.

2. Penggantian Cairan Tubuh

Penderita amebiasis disarankan untuk mengonsumsi banyak air putih dan oralit untuk mengganti cairan yang hilang akibat diare.

Jika kondisi dehidrasi yang dialami cukup parah, pasien perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit.

3. Operasi

Jika penyakit ini menimbulkan perforasi usus (pecahnya usus) atau kolitis parah (fulminant colitis), dokter akan melakukan operasi untuk mengangkat usus yang bermasalah.

Selain itu, operasi juga bisa dilakukan untuk mengatasi abses hati yang tidak membaik setelah pemberian antibiotik.

Baca Juga: Pita Suara Rusak atau Laringitis: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Cara Mencegah Amebiasis

cuci tangan
Foto: cuci tangan (Pexels.com/Burst)

Foto Cuci Tangan (Orami Photo Stock)

Amebiasis bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah:

  • Terapkan kebiasaan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
  • Cuci sayur atau buah sampai bersih dan kupas sebelum dikonsumsi.
  • Cuci peralatan masak sampai bersih sebelum digunakan.
  • Rebus air hingga mendidih sebelum diminum.
  • Konsumsi susu dan produk susu yang sudah melalui proses pasteurisasi.

Baca Juga: Sinopsis His House, Film Horor Thriller yang Tayang di Netflix

Itu di Moms penjelasan mengenai amebiasis. Bila mengalami gejalanya, misalnya diare yang tak kunjung sembuh atau memburuk, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter ya!

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6304615/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519535/
  • https://www.medicinenet.com/amebiasis_entamoeba_histolytica_infection/article.htm
  • https://www.healthline.com/health/amebiasis
  • https://www.cdc.gov/parasites/amebiasis/index.html

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb