30 Maret 2019

Berapa Lama Harus Mengganti Pembalut Saat Menstruasi?

Jarang mengganti pembalut dapat menyebabkan kanker serviks
Berapa Lama Harus Mengganti Pembalut Saat Menstruasi?

Saat sedang datang bulan tak jarang seorang wanita malas mengganti pembalut, terlebih jika mereka berada di tempat umum dan merasa pembalutnya belum penuh sehingga tak perlu diganti.

Namun tahukah Moms, ternyata mengganti pembalut memiliki aturannya tersendiri dan tentunya tak baik terlalu lama tak menggantinya. Jadi berapa lama kita harus mengganti pembalut saat menstruasi?

Durasi Mengganti Pembalut

pembaluts
Foto: pembaluts

Umumnya dokter memang menganjurkan mengganti pembalut itu bergantung pada seberapa berat menstruasi yang sedang dialami. Namun, sebaiknya pembalut harus tetap diganti selama kurun waktu 3–4 jam sekali, meski saat itu menstruasi sedang tidak banyak.

Mengganti pembalut memang dianjurkan guna menghindari bakteri, tahukah Moms bahwa darah menstruasi terkontaminasi dengan mikroorganisme dari dalam tubuh.

Selain itu, letak pembalut yang tepat dibawah vagina akan cenderung lembap karena darah haid, cairan vagina, dan keringat. Kondisi lembap ini akan menyebabkan terjadinya proliferasi mikroorganisme dan menimbulkan penyakit, seperti infeksi vagina atau infeksi saluran kemih.

Penting sekali untuk mengidentifikasi saat pembalut sudah terasa tak nyaman, karena dengan mengidentifikasi kenyamanan pembalut sendiri, Moms bisa terhindari dari berbagai penyakit, seperti toxic shock syndrome (TSS).

Baca Juga: Perbedaan Pembalut, Tampon, Menstrual Cup, dan Panty Liner

Bahaya Jarang Mengganti Pembalut

gettyimages 758312265
Foto: gettyimages 758312265

Seperti yang telah disebutkan tadi bahwa jarang mengganti pembalut akan menimbulkan beberapa bahaya, di antaranya:

1. Iritasi

Area miss V bersifat asam dan darah bersifat basa. Saat sedang menstruasi, darah yang keluar mengandung 7,3 - 7,4 pH.

Artinya, pH yang dikeluarkan dapat merusak kulit. Itulah mengapa kulit akan mudah iritasi saat menstruasi. Iritasi tersebut biasanya berupa gatal, perih, kulit merah, basah, berair hingga bau tak sedap.

2. TTS

Untuk TTS atau toxic shock syndrome biasanya menyerang para pengguna tampon. Infeksi ini merupakan infeksi yang terjadi karena kulit lembab dan iritasi lalu terjadi luka terbuka.

Saat luka terbuka bakteri staphylococcus aureus dan streptococcus pyogenes masuk dapat masuk ke area luka.

TTS biasanya akan memiliki gejala demam tinggi, nyeri otot dan lesu, diare, muntah, pusing hingga pingsan, luka dan ruam di area miss V, nyeri tenggorokan dan mata merah.

Baca Juga: 4 Fakta Pembalut yang Jarang Diketahui Perempuan

3. Kanker Serviks

Akibat jarang mengganti pembalut berikutnya adalah kanker serviks, biasanya hal ini disebabkan oleh tidak terjaganya kebersihan miss V.

Telat mengganti pembalut biasanya akan menyebabkan lembap, gatal yang ujungnya keputihan hingga kanker serviks.

Pembalut yang tidak diganti biasanya akan mengandung mikroorganisme human papiloma virus (HPV) penyebab kanker serviks. T

ak hanya itu, sebagian pula akan menginfeksi kulit dan menghasilkan kutil. Kutil inilah yang merupakan tumor jinak yang bentuknya seperti benjolan-benjolan kecil di sekitar miss V bagian luar dan dalam serta mulut anus.

Tidak mau terkena penyakit-penyakit itu kan? Makanya selalu pastikan untuk mengganti pembalut tiap 3-4 jam sekali ya!

(MDP)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb