Apa Bedanya Bayi Tabung dan Inseminasi Buatan?
Bagi pasangan suami istri, kehamilan adalah hal yang dinanti-nantikan. Ada sebagian pasangan yang sudah sekian tahun lamanya menikah, namun tak kunjung hamil.
Padahal, pasangan suami istri ini sudah memeriksakan kesehatan masing-masing dan menjalani perawatan untuk meningkatkan kesuburan.
Akan tetapi, tetap saja kehamilan tidak juga berhasil. Hmm, adakah upaya lain yang bisa coba dilakukan?
Tentu ada, yaitu inseminasi buatan dan program bayi tabung. Yuk, kita simak apa perbedaan kedua metode tersebut
Baca Juga : 5 Selebritis Ini Mendapatkan Anak dari Bayi Tabung
Metode Inseminasi Buatan
Inseminasi buatan atau dalam bahasa medis dikenal dengan istilah intrauterine insemination (IUI) adalah suatu metode atau prosedur ‘mencuci’ sperma dari air mani sehingga didapatkan sperma yang berkualitas baik.
Selanjutnya, sperma tersebut disimpan di dalam kateter. Kemudian, kateter itu disambungkan ke dalam leher rahim sehingga bisa langsung menuju rahim.
Disinilah sperma tersebut kemudian akan tersimpan. Selanjutnya, sperma tersebut akan mencari cara sendiri untuk mencapai tuba falopi sampai akhirnya menemukan sel telur. Sel telur inilah yang akan dibuahi oleh sperma.
Metode tersebut hanya dapat dilakukan pada wanita dengan kondisi tuba falopi yang terbuka. Selain itu, umumnya dikombinasikan dengan berbagai jenis rangsangan rahim, misalnya injectable gonadotropins.
Baca Juga : Keberhasilan Program Bayi Tabung Berdasarkan Usia
Dengan demikian, hormon-hormon yang diproduksi otak dapat merangsang rahim agar sel telur siap untuk dilepaskan. Sekitar dua minggu usai menjalani proses inseminasi buatan, ibu perlu kembali diperiksa untuk mengetahui apakah metode ini berhasil atau tidak.
Proses inseminasi buatan ini cukup singkat meski tidak sesederhana yang dibayangkan. Memang relatif tidak menyakitkan. Selain itu, pasangan perlu persiapan yang matang.
Sebelum menjalani proses inseminasi buatan ini, dokter akan memeriksa organ reproduksi dan kesuburan masing-masing pasangan. Ini dilakukan untuk mengetahui apa masalah yang menyebabkan sulit hamil secara alami.
Inseminasi buatan dilakukan untuk menangani kasus ketidaksuburan dengan penyebab yang belum jelas dan kasus jumlah spema yang sedikit.
Metode ini rendah efek samping, selain itu biayanya tidak terlalu mahal. Meski begitu, tingkat keberhasilan kehamilan dengan metode ini tak setinggi teknik lain.
Baca Juga : Berapa Biaya Program Bayi Tabung?
Metode bayi tabung
Metode atau program bayi bayi sering disebut juga In vitro fertilization (IVF). Dalam prosesnya, ovarium distimulasi agar memproduksi banyak telur.
Kemudian, sel telur yang matang diambil dan dipertemukan dengan sperma dalam suatu cawan petri khusus sehingga terjadi pembuahan.
Nah, sperma yang membuahi sel telur selanjutnya menjadi embrio. Kemudian, embrio ini akan dimasukkan ke dalam rahim sehingga bisa tumbuh dan berkembang menjadi janin. Proses atau prosedur bayi tabung tentunya lebih kompleks ketimbang inseminasi buatan.
Biasanya, prosedur bayi tabung dilakukan setelah upaya lain tidak berhasil. Misalnya, ibu sudah mengonsumsi obat-obatan penyubur atau inseminasi buatan, namun tak kunjung terjadi kehamilan.
Proses bayi tabung salah satunya dilakukan oleh para ibu yang mengalami gangguan atau masalah sumbatan pada tuba falopi.
Selain itu, dilakukan juga oleh karena usia reproduksi yang lanjut, pria yang mengalami masalah jumlah sperma sedikit, serta faktor ketidaksuburan yang tak diketahui dengan jelas penyebabnya.
Baca Juga : Ingin Ikut Program Bayi Tabung? Ini 5 Hal yang Harus Kita Pahami
Satu hal yang membedakan metode ini adalah mengenai prosesnya. Pada inseminasi buatan, pembuahan tetap terjadi dalam tubuh ibu. Sedangkan pada bayi tabung, pembuahan dilakukan di laboratorium.
Embrio yang dihasilkan kemudian dimasukkan ke dalam kateter dan disimpan kembali di dalam rahim ibu.
Lalu metode mana yang paling efektif agar terjadi kehamilan? Saat ini prosedur bayi tabung menggunakan teknologi yang semakin canggih. Dengan begitu, diharapkan bisa memperbesar peluang terjadinya kehamilan. Tak heran bila program bayi tabung ini bianyanya cukup mahal.
Namun, perlu juga diperhatikan risiko yang bisa terjadi bila menjalani proses bayi tabung. Salah satunya, ketika proses pengambilan sel telur, bisa saja muncul risiko infeksi, perdarahan atau masalah pada usus atau organ lainnya.
Selain itu, ada juga risiko dari obat-obatan yang dipakai untuk menstimulasi ovarium, yaitu sindrom hiperstimulasi ovarium. Adapun efek sampingnya bervariasi, di antaranya kembung, kram, atau nyeri ringan, hingga rasa sakit pada perut.
Nah, metode mana yang akan dipilih?
(HIL)
Sumber: mayoclinic.org
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.