
Ibu hamil perlu waspada akan bahaya hemofilia. Sebab, jika seorang wanita adalah pembawa gen hemofilia atau menderita kondisi tersebut, kemungkinan dia akan melahirkan bayi dengan kondisi sama. Tetapi, perencanaan dan tindakan pencegahan yang tepat dapat membantu ibu hamil hemofilia mencegah berbagai masalah akibat bahaya hemofilia pada kehamilan.
Hemofilia adalah sejenis kelainan langka di mana darah tidak menggumpal secara normal karena kekurangan protein untuk membantu faktor pembekuan darah. Ibu hamil yang mengidap hemofilia mungkin akan mengalami perdarahan lebih lama setelah cedera.
Ketika berdarah, tubuh biasanya mengumpulkan sel darah untuk membentuk bekuan darah yang dapat menghentikan pendarahan. Proses pembekuan didorong oleh partikel darah tertentu (trombosit dan protein plasma). Hemofilia terjadi bila Moms kekurangan salah satu faktor pembekuan tersebut.
Tanda dan gejala perdarahan spontan pada hemofilia meliputi:
Hemofilia adalah kelainan bawaan atau cacat genetik. Namun, sekitar 30 persen penderita hemofilia tidak memiliki riwayat kelainan keluarga. Pada orang-orang ini, hemofilia disebabkan oleh perubahan genetik (mutasi spontan). Meskipun hemofilia belum ada obatnya, dengan perawatan dan perawatan diri yang tepat, kebanyakan penderita hemofilia dapat mempertahankan gaya hidup aktif dan produktif.
Ketua Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia (HMHI) yang juga HematoOnkolog Anak, Prof. dr. Djajadiman Gatot, SpA(K) menjelaskan, karena hemofilia tidak bisa disembuhkan, pengobatan hemofilia harus dilakukan seumur hidup. Karena itu, dibutuhkan dukungan dari keluarga agar pasien tetap bersemangat menjalani pengobatan.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan sendiri di rumah apabila Moms menderita hemofilia:
Meskipun cacat genetik seperti hemofilia tidak dapat dicegah, langkah-langkah di atas, akan membantu Moms lebih siap menghadapi konsekuensinya.
Bagaimana cara Moms mengatasi bahaya hemofilia pada kehamilan?
(ROS)
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.